Pergi!

1.5K 65 14
                                    

Hi everyone 👋
.
.
.
Happy reading ❤️

---

Air mata Sandra sedari tadi jatuh. Retgar semakin menyiksanya. Sandra hanya diam, menahan sakit di sekujur tubuhnya. Bukan hanya fisiknya saja yang terluka, tetapi hatinya pun ikut sakit saat mendengar umpatan Retgar yang menghina Kevin. Itu sangat menyakitkan bila Sandra dengar.

Retgar menyeret Sandra yang sudah lemah, tidak bertenaga. Laki-laki itu sama sekali tidak punya hati!

"Pergi!" usir Retgar, keduanya sudah berada di ambang pintu.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, dan di luar sedang hujan deras dengan diiringi petir yang menggelegar. Sandra hanya menggeleng sebagai balasan.

"Ja-janga usir Sandra, kak. Sandra mohon sampai hujannya berhenti aja," kata Sandra, kedua tangannya ia satukan. Memohon agar Retgar berubah pikiran.

"Terus urusannya sama gue apa? Gue nggak peduli kalo lo kehujanan atau bahwa kan mati di tengah jalan. Malah gue seneng, dendam gue bakal terbalaskan." balas Retgar tersenyum miring.

"Kak, Sandra mohon." pinta Sandra.

Bukannya merasa kasihan dengan keadaan Sandra, Retgar malah menendang gadis itu untuk segera pergi dari apartemennya. Laki-laki itu sudah tidak ingin melihat wajah Sandra yang penuh dengan luka, itu membuat mood-nya rusak.

"Kak, Sandra mohon. Sekali ini aja. Semua badan Sandra sakit, Sandra mohon. Setelah itu kak Retgar boleh usir Sandra. Sandra mohon, kak. Sandra——"

"Pergi!" sentak Retgar, memotong ucapan Sandra.

Retgar berjongkok, menyamakan posisi tubuhnya dengan Sandra yang masih bersimpuh di lantai dengan air mata yang sedari tadi tidak berhenti untuk jatuh.

"Gue mau lo pergi, dan satu lagi, lo nggak boleh buka mulut atas kejadian tadi. Gue nggak mau ada seorangpun yang tau kalo gue yang bikin lo sakit, Paham?" ujar Retgar, menatap tajam ke arah Sandra. Nada bicara laki-laki itu memerintah.

Sandra hanya mengangguk lemah.

"Pergi! Gue nggak mau liat muka lo lagi. Bikin mood gue rusak tau nggak?!" usir Retgar, tanpa rasa kasihan.

"Sandra akan pergi, tapi boleh kak Retgar kasih hp Sandra?" pinta Sandra, ia sudah menyadari bahwa ponselnya hilang. Dan, Retgar pasti yang mengambilnya, pikir Sandra. Tepat sasaran.

"Hp lo? Yang ini?" tanya Retgar, mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya.

Sandra mengangguk.

Saat Sandra bangkit untuk mengambil ponselnya, Retgar dengan cepat melempar ponsel berlogo apel tersebut ke tembok. Tak sampai di situ, laki-laki tak lupa menginjak-injak ponsel milik gadis di hadapannya.

Sandra membulatkan matanya, ponselnya kini sudah tidak berbentuk lagi.

"Maaf, hp lo nggak sengaja jatoh." kata Retgar, dengan wajah pura-pura sedih. Laki-laki itu dengan menekan kata tidak sengaja, lalu tertawa sumbang.

Sandra mengambil nafas panjang. Gadis itu menghapus jejak air matanya. Kedua sudut bibirnya tersenyum tipis. Sandra menatap Retgar dengan tatapan yang sulit di artikan. Hati Sandra hancur.

"Terimakasih atas lukanya, kak. Sandra suka hadiah dari kak Retgar." kata Sandra, dengan di barengi senyum manisnya.

"Syukur kalo lo suka. Gue harap lo nggak bosen sama hadiah yang gue kasih. Soalnya gue masih banyak tenaga buat siksa lo." balas Retgar, tersenyum miring. Tak lupa kekehan kecil di akhir perkataannya.

Dua Hati (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang