Gendong

19.5K 1.4K 52
                                    

Haiiiii jangan lupa vomentt

(◍•ᴗ•◍)✧*。

Haechan menggeliat pelan matanya mengerjap beberapa kali, lalu menoleh kesamping. Wajahnya tiba - tiba memerah karena mengingat kejadian malam tadi.

Melihat pergerakan Jaemin, haechan buru - buru menarik selimutnya hingga menutupi wajahnya, Jaemin yang melihat itu terkekeh kecil, ia sebenarnya sudah bangun sedari tadi dan dia hanya pura - pura tidur saja sampai baby bear nya ini bangun.

"Ughh om!."

Jaemin tertawa, haechan langsung menurunkan selimutnya dan terpampanglah wajah kesal haechan yang memerah itu.

Salahkan saja tangan nakal Jaemin yang menyentuh penis kecil nya itu. "Mungil sekali hm." Haechan malu lalu menutup mukanya menggunakan telapak tangan.

"Echan malu!."

"Hahaha oke - oke, mau mandi?." Tawar Jaemin.

Haechan langsung mengangguk, lalu ia turun dari ranjang baru saja dirinya akan melangkah ia sudah terduduk kembali diranjang.

Jaemin menahan ketawanya, mata haechan memanas. "Huwaaaa .... Pantat echan sakitttt." Jaemin yang tidak tega langsung turun dan menghampiri haechan dari sisi ranjang.

Haechan yang melihat Jaemin didepannya, langsung menambah tangisannya sembari menutup mukanya.

"... Om! Pakai celana!." Jaemin awalnya bingung dengan ucapan haechan, kemudian ia menyadarinya dia sedang telanjang saat ini.

"Kenapa hm, malu? Bukannya kamu sudah melihat nya semalam baby."

"Tetap saja!..."

Jaemin tidak memusingkan itu, ia langsung mengangkat haechan membuat haechan memekik kecil karena terkejut. Ia reflek mengalungkan kakinya dipinggang Jaemin.

"O-om, kita mandi bersama?."

"Ya."

Haechan pasrah saja saat mereka sudah masuk kedalam kamar mandi, Jaemin mendudukan haechan di closet sedangkan dirinya menyiapkan air hangat di bathub.

Haechan hanya melihat pergerakan Jaemin, tapi matanya tidak bisa diajak kompromi, besar, berurat dan panjang.

Huuh melihat dan membayangkannya saja membuat haechan sesak nafas, wajahnya kembali memerah.

'huhu Mae!! Echan udah Ndak polos'

"Memikirkan saya?."

Haechan tersentak kaget saat melihat Jaemin tengah berjongkok dihadapannya. "Tampan." Ucap haechan tiba - tiba.

Seakan sadar ia langsung menutup mulutnya, Jaemin tertawa untuk sekian kalinya. "Saya memang tampan, banyak yang bilang juga." Haechan mencibikan bibirnya.

"Apa om Nana sudah menikah?." Jaemin menaikan satu alisnya, pertanyaan konyol macam apa itu? Apakah se-polos itu keponakannya ini.

Jaemin tersenyum miring, menggodanya sesekali tidak apa - apa bukan?.

"Sudah, memangnya kenapa?."

Wajah haechan langsung murung, Jaemin menyadarinya, "ta-tapi om sudah melakukan itu dengan echan." Jaemin masih memerhatikan gelagat haechan.

"Hm terus?."

Haechan terisak, itu membuat Jaemin terkejut. "Nanti kalo echan hamil gimana?!, Nanti om Nana ninggalin echan sama dedek bayi sendirian ...."

Jaemin menggeleng, niat nya akan menyudahi bercandaannya namun haechan menganggapnya serius.

"Saya tidak akan meninggalkanmu."

𝙾𝚖 𝙽𝚊𝚗𝚊!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang