Haiiii vomentt yeeee
(◍•ᴗ•◍)✧*。
Sekarang Haechan tengah duduk diruang tamu dengan cemilan yang berada didekapan ya dan mata bulatnya tengah menatap serius kartun kesukaannya.
"Baby."
Jaemin menoleh saat haechan tidak menyauti panggilannya. "Sayang.." Jaemin menghela nafasnya, Haechan kalo sudah sibuk sama kegiatannya ya begini, gak perduliin sama sekitarnya.
By the way, sekarang Haechan sudah tinggal berdua sama Jaemin, di rumahnya Jaemin sendiri.
"Baby, look at me" panggil Jaemin rendah, sekarang dia sudah duduk disamping haechan sambil menatap istrinya itu.
"Emm?"
"Saya ingin minum susu." Haechan lantas langsung menoleh, mulutnya masih sibuk mengunyah cemilan itu.
"Iyaudah echan bikinin."
Baru saja ia akan bangun, tangannya sudah keburu ditarik oleh Jaemin sehingga terduduk kembali.
Matanya mengerjap beberapa kali. "Kenapa? Katanya mau susu, echan mau bikinin." Jaemin menggeleng pelan, menjilat bibirnya yang sedikit kering.
"Saya ingin susu langsung dari pabriknya."
"Tapi echan males keluar rumah dad."
"Tidak perlu keluar rumah, cukup buka saja kaos mu." Kepala haechan dimiringkan karena bingung dengan ucapan Jaemin.
"Cepat sayang."
Haechan mempout bibirnya, lalu segera membuka kaosnya, menggigil pelan saat udara AC menerpa kulitnya.
Jaemin memerhatikan tubuh mulus istrinya, yang masih banyak bercak kemerahan diseluruh tubuhnya.
Jaemin menepuk nepuk pahanya, haechan yang mengerti kode dari Jaemin langsung menurutinya.
Mengelus tengkuk haechan, tangannya menelusuri setiap lekuk tubuh haechan hingga tangannya berhenti diperut yang sudah mulai tampak membuncit itu.
Senyum Jaemin mengembang kecil, mengelus perut membuncit itu dengan lembut, haechan merasakan ada gelenyar aneh di dalam tubuhnya.
"Dad."
"Hm."
"Katanya mau susu." Jaemin tertawa kecil.
"Nenen dikamu ya?."
"Ughh... Jangan dicubit puting echannya!" Jaemin tertawa lepas.
"Oke - oke."
"Tapi echan Ndak punya susu, dad?"
"Punya, ini apa?" Sambil meremas kedua dada haechan.
Haechan memukul lengan Jaemin. "Iiish, tapi Ndak bakalan keluar asi!" Jaemin tidak memperdulikan ucapan haechan, ia langsung melahap puting itu dengan rakus.
Satu puting nya yang menganggur dimainkan oleh Jaemin, sedangkan yang satunya lagi ia emut layaknya bayi yang tengah menyusu.
Dengan reflek haechan membusungkan dadanya, membuat Jaemin lebih leluasa menghisap puting itu.
"Emhh..." Mulut kecilnya terbuka setengah akibat menikmati perbuatan Jaemin, tv lebar yang menyala itu bahkan sudah tidak ditonton lagi.
Kedua tangan yang meremas rambut Jaemin, dan berusaha memperdalam nya, Jaemin tersenyum disela kegiatan menyusunya.
"Akh! Jangan digigit!"
Jaemin menyudahi acara menyusunya, memandang kearah wajah haechan yang memerah padam itu.
"Dad dingin.." rengek haechan.
Jaemin langsung mengambil kaos haechan dan memakai kannya kembali, lalu segera memeluk haechan dengan erat. Kepalanya ia sandarkan kebahu lebar suaminya.
"Dad, laper"
"Hm, mau makan apa?"
"Ayam geprek boleh?"
"Pedas tidak?" Haechan mengangguk, sembari menghirup bau maskulin yang sangat kental ditubuh Jaemin.
"Tidak boleh, kamu sekarang tengah membawa nyawa lain baby, jadi jaga pola makannya mengerti?."
Haechan cemberut, jari telunjuknya membentuk pola abstrak di dada Jaemin. "Pizza? Tapi echan pengen sate, eh ehm sama Boba ya dad?" Jaemin mengangguk, mengecup kening haechan pelan.
Lalu segera memesan makanannya melalu Grab. "Saya juga membelikan mu makanan seperti sayuran, saya harap kamu memakannya." Haechan langsung menegakan badannya.
"Iihh! Kan echan Ndak suka sayuran dad!"
Mata Jaemin menukik tajam kearah haechan. "Harus tidak ada bantahan." Haechan cemberut dan kembali menyenderkan kepalanya dengan dengusan kecilnya.
Jaemin menghela nafasnya, kembali memeluk haechan, mengusap punggung kecil itu dengan pelan.
"Ada buah - buahan juga."
"Permen?"
"Ada."
Mata haechan langsung berbinar, haechan langsung mencium pipi Jaemin karena kesenangan.
"Sayang Daddy Nana!"
Jaemin tersenyum, senyum menahan sesuatu karena haechan sedari tadi bergerak tidak karuan dipangkuannya.
"Baby–"
"Eung?"
"Berhenti bergerak random, atau singa yang sedang tertidur ini terbangun." Haechan seketika langsung terdiam, sambil menatap polos kearah mata tajam Jaemin.
"a-ada singa dad?."
"Ya."
"Huwaaa echan takut!!"
Haechan menyembunyikan kepalanya dicengkeruk leher Jaemin, sedangkan Jaemin sendiri hanya tersenyum masam saat tahu 'singa' yang dimaksudnya sudah benar - benar bangun.
Tbc
Aksksksk