Voment!
(◍•ᴗ•◍)✧*。
"Nghh.."
Jaemin mencengkeram paha dalam dan pinggang haechan, sedangkan dirinya masih sibuk memaju mundurkan pinggulnya.
"Dadh.. akh!!"
Shit. Jaemin merunduk guna mencium haechan tanpa mengurangi tempo gerakan pinggulnya. Haechan juga ikut serta menggerakan pinggangnya.
Haechan mendorong Jaemin pelan agar ciumannya terlepas, nafasnya tersenggal senggal.
"Ahh dadh mau pipis ehm"
"Hm..."
Keduanya mencapai pelepasannya untuk yang ketiga kalinya, keadaan keduanya benar benar jauh dari kata rapi. Apalagi haechan.
"Hueee badan echann sakit semua~"
Bukannya prihatin Jaemin justru hanya diam saja. "Pakai bajumu." Haechan berhenti merengek dan memandang Jaemin dengan mata yang berkaca kaca.
"Masih marah?"
"Tidak."
"Iya! Huwaa Daddy na..." Haechan langsung terduduk dan menyingkirkan baju yang tadi Jaemin berikan, dan melupakan rasa sakit diseluruh tubuhnya.
Haechan langsung naik kepangkuan Jaemin dan memeluk lelaki itu dengan erat, menyembunyikan wajahnya dicengkeruk leher sang dominan.
"Jangan marah lagi... Nanti dedek bayi nangis!"
Jaemin menghela nafasnya, berusaha melepaskan pelukan haechan akan tetapi haechan menahan tubuhnya.
"Haechan saya tidak bisa bernafas." Ucap Jaemin dengan suara rendahnya.
"Bohong! Echan bakal lepas pelukannya kalo Daddy na udah Ndak marah lagi sama echan."
"Baiklah saya tidak marah lagi, tapi lepas pelukannya oke?"
"Haechan?."
Hening untuk sesaat, haechan terisak pelan membuat Jaemin segera melepaskan pelukannya dan melihat wajah haechan.
"Kenapa nangis hm?"
"Tuhkan!... Daddy na masih marah sama echan, buktinya Ndak panggil echan baby lagiiii"
"Mau dipanggil baby lagi hm?" Haechan mengangguk sembari menyeka ingusnya yang keluar.
"Cium saya"
Haechan dengan cepat mengecup bibir Jaemin. "Udah! Ayo panggil Baby aghii!!" Jaemin menggeleng pelan.
"itu bukan ciuman melainkan hanya kecupan"
"Sama saja!." Ucap haechan memandang garang kearah Jaemin, sedangkan Jaemin hanya diam memandang kearah haechan.
"Iya iya beda.." ucap haechan akhirnya mengalah sendiri sambil menundukkan kepalanya. Jaemin tersenyum tipis lalu mengecup kepala haechan.
Membuat lelaki manis itu langsung mendongakan kepalanya dengan mata hazel yang membulat.
"Baby."
Wajah haechan langsung berseri seketika dan kembali memeluk Jaemin membuat keduanya terlentang diatas kasur.
"Sayang Daddy na banyak - banyak!~"
Jaemin terkekeh pelan, mengusap kepala belakang haechan lembut. "Menyingkir lah, dan cepat pakai bajumu." Haechan menyingkir dari atas badan Jaemin.
"Daddy na mau kerja lagi?"
Jaemin mengangguk, dan membenarkan tata letak dasinya, walau kemeja dan jazz nya sudah kusut.
Oh ya, Jaemin sudah memakai baju lengkap dan hanya haechan yang tubuhnya masih polos. "Echan laper~" Jaemin segera melempar ponselnya kearah haechan.
"Pesan apa saja yang kau mau, kalau membutuhkan sesuatu lagi saya ada diluar ini." Haechan mengangguk sembari tersenyum lebar.
Netranya masih melihat kearah Jaemin yang baru saja keluar dari dalam rak buku ini, dia sebenarnya masih kaget saat mengetahui ada tempat seperti ini dari balik rak buku.
"Mari menghabiskan uang na jaemin~"
Setelah sudah memesan semua makanan dan beberapa barang yang ia mau, haechan segera turun dari ranjang dan ikut keluar dari dalam ruangan ini.
"Daddy.."
"Hm."
"Siapa yeji?"
Jaemin mendongak dengan tatapan terkejutnya, mata haechan menukik tajam kearah Jaemin dan melempar iPhone itu ke meja kerja Jaemin.
Namun karena terlalu kasarnya iPhone itu mental dan jatuh kelantai sampai kaca ponsel tersebut retak.
Hening.
Jaemin hanya diam melihat kearah haechan dengan tatapan tenang nya. "Echan bilang siapa?!"
"Kalau saya bilang, dia mantan kekasih saya bagaimana?"
"Mantan ya, kalau echan juga bilang kalo kak malk mantan echan bagimana?"
"Na haechan!"
"Apa!" Ucap haechan menantang.
"Kamu—"
Ucapan Jaemin terhenti saat pintu ruangannya diketuk beberapakali. "Permisi saya menghantarkan pesanan Dari nyonya haechan." Haechan segera berjalan kearah pintu dan membukanya.
"Hngg makasih nona cantik." Haechan mengerling kearah resepsionis yang pagi tadi membantunya masuk.
Resepsionis itu hanya tertawa dan mengusak anak rambut haechan dan berlalu pamit. Haechan kembali menutup pintunya.
"Apa yang barusan kau lakukan"
"Menurutmu dad?"
Jaemin berdecak dan menyepak ponselnya dengan keras sehingga terlempar jauh dari posisinya semula.
Tbc
V●ᴥ●V