Hollaa
(◍•ᴗ•◍)✧*。
"Umhh.. srrlpp"
Bunyi kecapan peraduan mulut kedua anak Adam itu terdengar dengan sangat jelas diruang tamu.
Haechan mendorong Jaemin agar ciumannya terlepas, Jaemin tertawa lalu tangannya mengusak kepala istrinya.
Sedangkan haechan sendiri tengah meraup Raup oksigen dengan raut wajah yang kesal kearah Jaemin.
"Daddy mau membunuhku huh?!"
"Hahaha im sorry baby, soalnya bibirmu itu sangat menggoda sekali untuk tidak saya coba."
"Mesum!"
"Mesum untuk istri sendiri tidak masalah." Jaemin menggidikan bahunya, lalu mencium anaknya yang berada digendongan haechannya itu.
"Diem dad, jiji lagi tidur." Haechan merengut kesal saat Jaemin bukannya berhenti malah semakin gencar menciumi seluruh wajah anaknya.
"Jaemin!"
"Haha oke - oke."
Akhirnya Jaemin kembali keaktivitas awalnya yaitu membaca koran, haechan menghela nafasnya lega, dan kembali menimang Jisung supaya semakin lelap untuk tertidur.
"Dad"
"Hm."
"Mae sama papa ke Chicago, Daddy Ndak mau ikut?" Jaemin menoleh dengan dahi mengkerut.
"Untuk apa? Lagian saya banyak kerjaan belum lagi untuk menjaga kalian, jadi saya tidak ada waktu untuk berlibur."
Haechan menggelengkan kepalanya.
"Bukan untuk berlibur, apa Daddy tidak mau bertemu dengan nenek?" Jaemin melipat korannya kembali dan menangkup pipi haechan.
"Dengar sayang, saya sudah bertemu dengan ibu kemarin, ya walau menggunakan video call tapi itu sudah lebih dari cukup untuk mengetahui kabarnya bukan?"
Haechan mengangguk kecil, Jaemin tersenyum dan mengecup bibir haechan yang sengaja ia monyongkan itu.
"Apa Daddy dan papa dulu pernah berantam?"
Jaemin melipat kakinya bertumpu disatu kakinya yang lain, lalu tangannya bersedekap.
"Pernah- mungkin?"
"Kok ragu sih?!"
Jaemin tertawa kecil, menoel Noel pipi anaknya yang lumayan tembeb itu, tapi langsung ditepis oleh haechan.
"Ya enggak tau, itu sudah sangat lama saya lupa." Haechan mencibikan bibirnya.
"Masa ndakk ingat?"
"Memangnya kenapa sih hm." Haechan malah tersenyum - senyum tidak jelas, membuat Jaemin ikut tersenyum karena haechannya sangat menggemaskan.
"Pasti Daddy sama papa pernah mandi bersama yaaa" Jaemin langsung melotot kan matanya saking terkejutnya.
"Mana mungkin!"
Haechan terkikik geli dengan reaksi sang suami. "Ucapan kamu nakal ya." Jaemin mencubit hidung haechan.
"Ugh~ kan echan cuman nanya!"
"Nakal hm." Haechan cemberut, lalu meletakan Jisung di Box bayi.
Jaemin menarik tangan haechan, dan mendudukan haechan diantara kedua kakinya dengan kepala haechan yang bersandar didadanya.
"Cape tidak mengurus jiji sendirian?"
Haechan bergumam tidak jelas, dan semakin menyamankan tiduran setengah duduk itu.
"Cape banget dad, kadang jiji rewel Ndak mau bobo kalo malem."
Jaemin mengelus kepala haechan lembut. "Maafin saya ya, karena setiap malam harus lembur untuk pekerjaan." Haechan menggelengkan kepalanya.
"Daddy na Ndak salah kok, jadi jangan minta maaf."
"Hmm"
"Dad ngantuk"
"Tidurlah, biar saya yang akan menjaga Jisung." Haechan membalik badannya hingga tengkurap diatas Jaemin.
Jaemin mengelus punggung sempit haechan lembut, untuk mengantarkan baby bear nya itu untuk tidur siang.
Dan tangannya yang menganggur untuk mengayun box bayi anaknya. Jaemin tersenyum bahagia.
Dia bahagia memiliki kedua malaikatnya ini, yang setiap hari selalu mewarnai kehidupannya yang hampa, sebelum menunggu haechan tumbuh dewasa.
Anw, Jaemin sedikit bosan sebenarnya dulu menunggu kepastian haechan yang bahkan baru berusia beberapa tahun, sedangkan dirinya saja sudah sekolah SMA.
Yeah penantiannya selama ini terbayar dengan puas bukan, sekarang Haechan anak dari kakaknya telah resmi menjadi istrinya.
Dan menyandang status keluarga Na.
Hal yang ia ayang ayangkan dulu dengan sang pujaan hati. "I love you, baby bear and my son." Ucap Jaemin dengan senyuman manisnya.
The end