Voment ya eumm
(◍•ᴗ•◍)✧*。
"Kamu mau sarapan apa?."
"Aku ingin susu om."
Jaemin menaikan satu alisnya.
"Hanya itu?." Haechan mengangguk saja.
"Baiklah."
Jaemin menyerahkan segelas susu kepada haechan. "Pulang jam berapa nanti? Biar saya jemput."
"Eum nanti echan kabarin."
Jaemin mengangguk, ia memerhatikan haechan yang tengah meminum susu buatannya itu dengan seksama.
Haechan mengabiskan langsung susu itu sampai bekas nya tertinggal disana. "Bibirmu belepotan baby." Mata haechan mengerjap beberapa kali saat Jaemin memanggilnya dengan sebutan baby.
Jantung haechan rasanya mau copot saja, karena tidak ada yang memanggilnya baby kecuali Mae dan papa nya.
Jaemin mengelap susu yang tertinggal di bibir haechan dengan pelan. "Bibir mu sangat lembut, saya menyesal tidak mencobanya dulu."
Haechan menggembungkan pipinya.
"Om seperti pedofil taukk."
Jaemin tertawa.
"Hanya padamu."
Haechan merengut lalu menyambar tas sekolahnya. "Aku mau berangkat duluan ya om." Sebelum haechan berjalan Jaemin sudah lebih dulu menarik tangan haechan. Dan menabrak dadanya.
"Kau melupakan sesuatu baby."
Jaemin merunduk mendekatkan wajahnya dengan wajah haechan, haechan menatap Jaemin dengan tangan yang meremat Jaz yang Jaemin kenakan.
Jaemin memiringkan wajahnya dan menubrukan bibirnya dengan bibir terbuka haechan dan itu memudahkan Jaemin untuk memasukan lidahnya.
"-mmphh."
Jaemin mengangkat tubuh haechan dan mendudukannya dimeja makan, Jaemin memegang tengkuk haechan memperdalam ciumannya.
Mata mereka berdua tertutup dengan rapat, Jaemin menyesapnya dengan ganas karena bibir haechan sudah membuatnya candu.
Katakan saja jika dia benar - benar seorang pedofil sekarang. Jaemin menjauhkan wajahnya melihat haechan dengan nafas yang terengah.
"Om Nana!." Haechan melengkungkan bibirnya.
"Bibir echan bengkak!." Jaemin tertawa kecil lalu mengecup pipi gembul keponakannya ini.
"Siap berangkat kesekolah baby?." Haechan mengangguk, Jaemin kembali menurunkan haechan. Menggenggam tangan mungil haechan sampai dimobil mereka.
"Om Jaemin umur berapa?." Tanya haechan tiba - tiba.
"25 tahun, kenapa memangnya?." Haechan menggeleng sambil mengeratkan genggamannya pada tas yang berada dipangkuannya.
"Kenapa sangat tampan melebihi papa." Cicit haechan. Dan untung Jaemin tidak dengar.
Saat sudah sampai disekolahan haechan, haechan segera turun dari mobil dan mengetok kaca mobil disamping Jaemin.
Jaemin menurunkan kaca mobilnya. "Makasih ya om, echan sekolah dulu." Jaemin mengangguk.
"jangan Deket - Deket mark nanti."
Haechan terkejut kecil. "Om kenal kak Mark?."
"Tidak, saya hanya tau nama dan orangnya saja."
Haechan cemberut. "Itu namanya om tau~." Jaemin terkekeh kecil. "Belajar yang rajin baby, nanti anak kita akan pintar seperti ibunya."
"Om ngomongin apa?." Jaemin menggeleng.
Kiss bay terlebih dahulu kearah haechan setelah ia akan melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah.
Haechan berjerengit kaget saat pundak nya ada yang megang. "Tadi dianterin siapa?." Itu Jeno yang ngomong.
"Iihh Nono mah ngaggetin." Haechan melengkungkan bibirnya, Jeno menggaruk belakang kepalanya.
"Ya maaf atuh, kan Nono gaak tau."
Haechan mlengos dan berjalan duluan dengan menghentakan kakinya ditanah, Jeno ikut menyusul haechan dengan lari kecilnya
♡Nahyuck♡
Sepanjang perjalanannya menuju kantor, Jaemin tidak melunturkan senyumannya sama sekali.
Jaemin menyentuh bibirnya dengan senyumannya. "Sexy." Yeah kalian tahu bukan Jaemin sekarang tengah membayangkan apa.
Jaemin masuk kedalam kantornya dan para karyawan membungkuk saat melihat Jaemin. Jaemin hanya menanggapinya dengan senyum tipis.
"Apakah aku salah lihat tadi?." Teman yang disampingnya menggeleng pelan.
"Itu benar - benar Presdir na tadi."
"Keajaiban apa yang membuatnya tersenyum, walaupun tipis itu?." Temannya menggidikan bahunya.
Jaemin langsung mendudukan dirinya dikursi kebesarannya, Jaemin berdecak pelan saat hayalannya terganggu dengan telfonnya.
Jaemin segera mengecek siapa yang menelfon itu, lalu mendengus pelan. "Ada apa?." Ucap jaemin langsung.
Johnny yang berada disana mendengus pelan.
"Dimana anakku?"
"Kau melupakan ini jam berapa tuan seo?."
Johnny langsung mengecek jamnya dan mengangguk kecil saat tahu dikota haechan sekarang jam setengah delapan.
"Kau tidak macam - macam dengan anakku kan?"
Jaemin tertawa kecil.
"Menurutmu bagaimana?." Jaemin bertanya balik.
"Aku percaya kamu Jaemin"
Seketika Jaemin yang terdiam. "Hm Im sorry aku harus melakukan pekerjaanku terlebih dahulu."
"Ah silahkan maaf mengganggumu"
Jaemin langsung mematikannya. "Maaf kak, tapi aku sudah merusak kepolosannya." Gumam Jaemin sambil mengambil laptop, mengerjakan sesuatu disana.
"Tsk aku lupa menanyakan kabar ibu."
Tbc
Jangan lupa
Voment eung!