Voment yayaayaa
Hehe
Warn!
(◍•ᴗ•◍)✧*。
Mata haechan mengerjap beberapa kali saat Jaemin mendorongnya hingga menabrak Pintu kamarnya yang sudah tertutup.
"O-om? Punggung echan sakitt." Haechan merengek.
Jaemin tersenyum ah bukan menyeringai maksudnya, mengelus tengkuk sang remaja didepannya ini.
Haechan tidak nyaman saat ditatap seperti itu, apalagi yang dibawahnya itu sangat sekali mengganggu.
Jaemin menjilat daun telinga haechan yang membuatnya harus memejamkan matanya, dengan badan yang sedikit bergetar.
"Sensitif huh?."
Haechan mengangguk masih dengan mata yang terpejam, Jaemin tersenyum dan mengecup sekilas bibir haechan sebelum dia mengangkat haechan dan membawanya keranjang milik bocah ini.
"Sudah lama saya menunggu ini terjadi."
Haechan menatap bingung kearah Jaemin yang berada diatasnya itu. "Me-menunggu apa om?." Jaemin merundukan tubuhnya hingga tidak ada jarak sama sekali dengan haechan.
"Memilikimu tentu saja."
Tubuh haechan merinding seketika. "Ughh punya om menggangguku." Jaemin tertawa kecil. "Kau ingin membantu om menidurkannya lagi baby?."
"Ehm bagaimana caranya om." Jaemin menjilat bibir atas dan bawah nya, matanya masih menatap lekat kearah haechan.
"Persiapkan saja dirimu."
Haechan tersentak pelan saat Jaemin membuka paksa baju sekolah yang masih ia pakai. "Ja-jangan om." Jaemin melumat bibir haechan langsung membuat remaja yang dibawah kuasanya ini hanya pasrah tidak melakukan apapun.
"Ehmmh aahh gelihh."
Jaemin tengah menjilat dan menggigit leher haechan membuat bekas kemerahan disana. ".... Uhh omh."
Jaemin menyudahi acara membuat tanda itu, sekarang dirinya tengah menatap haechan dengan mata sayu nya, bibir yang sedikit bengkak karena nya.
"Om."
"Hm."
"E-echan takut."
Jaemin terdiam lalu mengelus kepala haechan lembut. "Takut saya?." Haechan mengangguk lalu menggeleng lalu mengangguk lagi.
Jaemin terkekeh pelan. "Kamu sayang sama saya?." Mata haechan mengedip beberapa kali karena ucapan Jaemin.
"Eung echan sayang om Nana!."
"Eh echan juga cinta sama om Nana." Jaemin ngeblank denger nya. Sedangkan wajah haechan sudah merah padam.
"Katakan sekali lagi." Haechan mempout bibir nya, ia malu - malu bangkin dari tidurannya lalu mengecup bibir Jaemin yang membuat sang empu terkejut.
Bisa Jaemin lihat wajah haechan yang sudah merah padam sampai ketelinga. "Huhu malu~." Haechan menutupi mukanya menggunakan telapak tangannya.
Jaemin gemas dan langsung memeluk tubuh half naked ponakannya ini. "Baby kau ingin punya anak yang menggemaskan tidak?." Wajah haechan mendongak di pelukannya Jaemin.
"Eung! Echan ingin punya anak yang lucu - lucu dengan wajah ganteng maupun cantik."
Jaemin tersenyum.
"Good, kau harus membuatnya terlebih dahulu."
"Apakah echan harus membeli adonannya dulu om?."
Sudah tidak bisa ditahan lagi akhirnya tawa Jaemin menggelegar.
"Hey kau polos sekali hm."
Haechan merengut, lalu menyenderkan kepalanya lagi didada bidang Jaemin. "Dengar Seo haechan." Tubuh haechan merinding mendengar nada suara Jaemin yang mulai berubah.
"Kau ingin mempunyai anak yang lucu bukan?." Haechan mengangguk.
"Kau hanya boleh membuatnya bersama saya, tidak dengan orang lain karena apa? Kau tidak akan bisa menghasilkan anak yang lucu kalau kau membuatnya dengan orang lain selain bersama saya."
Mulut haechan terbuka sedikit mendengar ucapan Jaemin yang panjang. "Itu berarti echan buat nya harus bareng om Nana? Gak boleh sama Jeno atau kak malk??."
Jaemin langsung mengangguk.
"Oke!, Ayo buat anak om Nana!!." girang haechan.
"Uuhh ehm sakith om~"
Jaemin menggeram pelan saat miliknya terjepit kuat didalam sana, panas, lembab, dan nikmat. Jaemin menunduk mengecup kedua bola mata haechan yang terpejam itu, tanpa menghentikan gerakan dibawah nya.
"Tahan baby ..."
Haechan mengangguk, kepalanya mengadah keatas karena gerakan kasar Jaemin berikat kepadanya.
"Wuuaahh aah lagih"
Jaemin tertawa pelan disela kegiatannya. "Tatap saya Na haechan." Suara serak Jaemin mampu membuat haechan kembali tegang dan akan mencapai orgasme nya ya– kedua kalinya.
Haechan melihat Jaemin yang tersenyum kepadanya, membuat jantungnya berdegup sangat kencang dan perutnya seakan tergelitik karena kupu - kupu berterbangan.
"Uhmh omhh mau pipish"
"Tahan baby, sebentar lagi ... Ssh"
Haechan kembali mengangguk, meremat seprai yang sudah tak terbentuk lagi, "bersama." Akhirnya mereka berdua mencapai klimaks nya bersama.
"AAAHHH"
Nafas kedua nya memburu, haechan yang masih menikmati pelepasannya tidak menyadari bahwa Jaemin tengah melihatnya.
Peluh membanjiri mereka berdua, haechan mulai menyadari bahwa Jaemin tengah melihatnya. "Jangan dilihat! Echan malu huee wajah echan pasti jelek~."
Jaemin tertawa. "Kau cantik." Haechan menggelengkan wajahnya sembari ditutup menggunakan telapak tangannya.
Jaemin membuka nya kembali dan membawa haechan kedalam ciuman untuk mengakhiri kegiatan mereka, Jaemin masih waras untuk tidak melanjutkan kesesi berikutnya.
Jaemin melepaskan ciumannya dan beralih kearah telinga haechan untuk membisikan sesuatu disana.
Wajah haechan kembali memerah, lalu memeluk Jaemin agar dia tidak melihat wajahnya yang memerah karena malu akibat ucapan om nya itu
✧\(>o<)ノ✧
Tbc
Aksnsksj
Pasti part ini Ndak seru
(༎ຶ ෴ ༎ຶ)