Haiiiiii
(◍•ᴗ•◍)✧*。
"DADDY NA.."
Seorang satpam mencekal tangan haechan. "Tunggu nak, disini tidak diperbolehkan seorang siswa sekolah memasuki perusahaan." Haechan menatap sang satpam itu bingung.
"Paman satpam baru ya disini?." Sang satpam agak terkejut, lalu mengangguk setelahnya.
Sang resepsionis akhirnya maju menengahi dan melepas cengkraman sang satpam. "Biarkan dia masuk, kamu kembali saja ke depan." Ucap wanita itu.
"Tapi pera—"
"Turuti saja apa kataku." Sela resepsionis tersebut.
"Hueee thanks uuuu kak!" Wanita itu tertawa kecil, lalu mengangguk mendorong punggung haechan kecil supaya cepat menuju keruangan atasanya.
Haechan berlari kecil menuju kearah lift, saat lift sudah terbuka barulah dia masuk. Tangan yang menenteng bekal makan siang untuk Jaemin digenggam erat - erat olehnya.
Lift terbuka, ia segera keluar dan menuju kearah ruangan om nya itu, "om Nana~" bisik haechan dipintu yang masih tertutup.
Haechan memegang dadanya karena jantung nya berdetak sangat cepat, satu, dua, tiga hitungnya lalu membuka pintu ruangan tersebut.
Dan terpampanglah Jaemin yang tengah sibuk berkutat dengan laptopnya. "Daddy na." Jaemin tersentak kecil, kepalanya langsung ia dongakan dan menatap kearah dimana haechan berdiri dengan senyum lebarnya.
"Sejak kapan kamu disitu?."
"Eum.. baru saja"
Jaemin mengangguk lalu fokusnya kembali kearah laptop tapi sebelum itu. "Baby! Kamu kesini bersama siapa?, Tadi naik apa? Apa ada kendala??" Haechan tertawa kecil saat semua pertanyaan dilontarkan oleh sang suami.
"Echan tadi naik mobil nya Daddy na.."
"Oh— hah?!" Haechan mengangguk, dan meletakan bekal itu didepan Jaemin, sebelumnya ia mengambil laptop milik suaminya.
"Sejak kapan kamu bisa mengendarai mobil sayang?"
Haechan menggembungkan pipinya. "Waktu itu papa pernah ngajarin echan naik mobil, tapi setelah itu gak dibolehin lagi— soalnya echan pernah hampir nambrak kucing hehe." Jaemin ikut tertawa mendengarnya.
Membuka bekal dari sang istri dan langsung melahapnya. "Terus?." Haechan menyerahkan botol yang berisi air tersebut kearah Jaemin.
"Hehe echan minta Jeno buat ajarin naik mobilnya pake mobilnya dia..." Jaemin menumpu dagunya sambil menatap intens kearah haechan.
"Hm bertemu Mark?."
"Iya! Kak malk juga ajarin echan gimana caranya parkir mobil, seru lho dad ajarannya kak malk mah langsung bisa, kalo sama Jeno mah kebanyakan berantemnya."
Jaemin hanya senyum aja.
"Seru banget ya"
"Eung seru! Jadi kangen sama kak malk.."
"Baby." Haechan memandang bingung kearah Jaemin yang menatapnya datar. "Muka Daddy kenapa?" Jaemin berdecak kesal.
"Bisa ngga kalo ngomongin Mark, nggak usah pake senyum kayak gitu?"
"Memangnya kenapa dad?"
"Saya tidak suka!!" Haechan terkejut saat Jaemin tidak sengaja menaikan nada bicaranya, manik hazel nya langsung berkaca - kaca menundukan kepalanya tidak mau melihat kearah Jaemin.
Jaemin mengatur nafasnya dan pergi begitu saja kearah kamar mandi untuk menenangkan diri. Haechan menoleh kearah pintu kamar mandi yang tertutup itu.
Ia beranjak dari duduknya dan ikut masuk kearah kamar mandi. Jaemin melirik haechan dari kaca besar tersebut.
Haechan memeluk Jaemin dari belakang. "Maaf.... Daddy" Jaemin masih tidak bergeming. Haechan mendongak menatap kepala belakang Jaemin.
"Daddy.. iya tau echan salah."
"Sadar akan kesalahanmu haechan?" Haechan meringis saat Jaemin memanggilnya hanya dengan sebutan nama, remaja manis itu mengangguk dibalik punggung lebar sang dominan.
"Echan janji Ndak akan kayak gitu lagi."
"Good boys."
Jaemin membalikan badannya dan langsung menangkup pipi haechan. Menyambar bibir pink itu, menyesapnya dan mengecapnya layaknya permen.
Haechan melenguh, hanya karena ciuman yang diberikan Jaemin tubuhnya langsung lemas begitu saja. Dan untungnya Jaemin menahan pinggangnya.
"Mari mengunjungi, little na.."
Tbc
▼・ᴥ・▼