Haiiiii
(◍•ᴗ•◍)✧*。
"Selamat atas pernikahannya Presdir" Jaemin menjabat tangan Yeri, memamerkan senyum kecilnya.
"Terimakasih."
"Hueee om nana~"
Rengekan seseorang itu membuat Jaba tangan keduanya terlepas, Jaemin dengan bingung merentangkan kedua tangannya agar sang bayi kecilnya itu memeluknya.
"Kenapa hm"
Haechan menuding kearah para tamu, yang ternyata teman dari haechan sendiri yang sedang tertawa disana.
Jaemin tersenyum. "Hiks — mereka semua menakut nakuti echan, echan Ndak suka!... Katanya harus hati - hati sama om Nana malam nanti." Jaemin yang mendengar itu lantas tertawa dan menangkup wajah haechan.
"Apa yang dikatakan mereka semua benar baby, persiapkan dirimu oke?." Manik berair haechan mengedip polos.
Yeri mendengus pelan, lalu segera meninggalkan mereka berdua. "Apa Presdir tidak salah memilih orang untuk ia nikahi? Tsk kenapa aku kalah dengan bocah SMA itu." Gumam Yeri dengan kesal.
"Om Nana mau makan echan?— hueee Ndak boleh! Nanti dedek bayinya nangis kalo Daddy nya bakal makan mom nya."
Jaemin menggigit bibir bawahnya menatap haechan seakan akan ingin melahap anak itu sekarang juga.
"Ayo pulang ke rumah."
Haechan memekik saat tangannya ditarik, ia bingung masih dengan mengikuti langkah lebar Jaemin.
"Tapi acara pernikahannya belum selesai!–"
"Ada yang lebih menyenangkan, dibandingkan itu sayang, sangat menyenangkan hingga kau bisa terbang saat itu juga." Bisik Jaemin.
Lalu setelah itu ia langsung memasukan haechan ke dalam mobil, mengendarai mobil itu meninggalkan tempat mewah yang disebut acara pernikahan itu dengan santai.
"John, baby bear dan Jaemin kemana? Aku tidak melihatnya sedari tadi."
Johnny menoleh kearah Ten, ia pamit terlebih dahulu dengan tamu yang ia ajak ngobrol tadi. "Memangnya mereka pergi diacara pernikahannya sendiri begitu?." Jawab Johnny.
Ten menggidikan bahunya. "Apa Jaemin membawa kabur anak perawanku?!" Pekik Ten.
Johnny menutup mulut Ten dengan tangannya dan langsung melepaskannya. Ten cemberut. "Mulut mu itu lho sayang, lagian ingat anak kita sudah tidak perawan lagi "
Ten memandang sinis kearah Johnny, "itu juga karena adik sialanmu itu." Johnny tertawa. "Yang terpenting dia tidak kabur, aku tidak mempermasalahkannya."
"By the way chitta."
Ten menoleh dengan malas. "Bagaimana kalau kita membuat adik untuk haechan?." Plak! Ten memukul lengan Johnny dan pergi meninggalkan pria tinggi itu dengan kesal sekaligus malu.
"-emhh srrllpp"
Jaemin kembali menyesap semua bibir itu dengan ganas. Tangannya juga sudah berhasil membuka Jaz dan kemeja yang haechan kenakan.
Tangan kecil haechan meremat kemeja Jaemin, menyalurkan sensasi yang tengah dibuat oleh om nya ini.
Ciuman Jaemin beralih ke area leher mulus itu, ia segera menjilat, mengecupnya dan menggigitnya, kepala haechan mendongak agar Jaemin lebih leluasa bermain di lehernya.
"Nghh omh"
"Call me Daddy, baby"
"Aah! Daddy"
Jaemin tersenyum senang karena berhasil membuat tanda sesempurna ini, Jaemin mendorong pelan haechan ke kasur menjatuhkannya dan langsung menindihnya.
"Lucu"
Haechan merengut, dan masih mengatur nafasnya. "Lama~" rengek haechan, karena sudah merasakan sangat basah didaerah selangkangannya.
Jaemin tertawa. "Sudah tidak sabar hm, baiklah mari kita mulai ritual membuat mu seakan terbang tinggi dan melayang."
Jaemin segera membuka celana jeans milik haechan beserta dalamannya. "Ooh sudah basah rupanya." Jaemin tersenyum mengejek, haechan mempout bibirnya dan memalingkan mukanya.
"It's okey baby, kali ini kamu akan benar - benar basah setelah saya memasukimu."
Wajah haechan merona, Jaemin segera melepas semua baju yang menempel pada tubuhnya dan melemparnya kesembarang arah.
Tolong semuanya itu mahal:')
Manik cantik haechan membulat kecil, matanya mengerjap beberapakali saat melihat ukuran penis milik Jaemin, yang menurutnya semakin membesar itu.
"Ap-apakah muat o-om?"
"Tentu saja, sekarang buka yang lebar kedua kakimu."
Haechan segera menurutinya. Ia membuka dengan lebar kedua kakinya hingga terpampanglah hole berkedut milik haechan
"Tetaplah mengakang untuku baby."
Jaemin merunduk untuk mengecup dahi istrinya ini, "siap?." Haechan mengangguk tangannya langsung meremat seprai dibawah dengan matanya yang tertutup dan terbuka.
"Nghh ah s-sakith dadh"
Dengan sekali hentak, kejantanan Jaemin sudah masuk keseluruhannya, haechan meringis merasakan perih dan sesak dibagian bawahnya.
Jaemin segera mencium haechan untuk mengalihkan rasa sakitnya dengan pinggul yang sudah ia gerakan maju mundur.
"Mmpph... Hahh owhh"
Jaemin menggeram disela permainan seks mereka, tangan kekarnya berpegangan dengan headboard ranjang, dan tangan satunya lagi memegang kepala haechan agar tidak terbentur headboard.
Haechan yang awalnya masih merintih kesakitan kini sudah meracau tidak jelas, saking kenakannya
"Aah –shit ini sangat nikmat"
"Owh baby"
Haechan menarik Jaemin dan memeluknya, "hiks—enak mmhh.." bisik lirih haechan ditelinga Jaemin.
Jaemin terkekeh, tangannya mengusap pipi haechan dengan lembut, mencium kedua pipi gembul itu beberapa kali, dan mencium pucuk hidung haechan.
"Akhirnya.... Kamu menjadi milik saya juga na haechan."
Haechan tidak menggubris ucapan Jaemin. Ia masih terlalu asik mendesahkan nama suaminya itu dengan keras.
Jaemin menjilat daun telinga haechan. "I love you baby bear." Bisik Jaemin, berbarengan dengan pelepasannya yang pertama kali.
Haechan kembali memeluk tubuh telanjang Jaemin, memeluk lelaki itu dengan erat. "Emm, I love you too Daddy na!"
Oh shit
Sepertinya ada yang tegak lagi didalam sana.
Tbc
Voment
Sepam komen juga yaaaa