Backstage

128 4 0
                                    

Lisa perlahan keluar dari mobil yang ditumpanginya ketika sampai di sebuah gedung. Kaki jenjangnya melangkah hati-hati menuju ruang tunggu karena barang bawaan yang memenuhi kedua tangannya itu sedikit mengganggu penglihatannya. Rencananya, Lisa akan memberi dukungan secara langsung pada sahabatnya yang baru saja melakukan debut solo beberapa hari kemarin.

Wajahnya yang tertutup masker dan hanya mengenakan oversized sweater hitam tak menghalangi Lisa untuk menyapa beberapa staff acara Inkigayo dan manager artis yang tak sengaja ia temui, seperti kebiasaannya dari dulu.

Langkah Lisa berhenti tepat di depan pintu dengan nama Rosé yang tertera pada papan dibagian depan ruangan. Dengan sedikit kesulitan, Lisa meraih kenop pintu dan membukanya. Si cantik itu tidak menyadari Lisa masuk karena kondisinya sekarang sedang memejamkan mata dengan wajah dirias dan mulut yang bergumam kecil di pojok ruangan, sepertinya sedang latihan.

Lisa menaruh dua buah kantung plastik di atas meja dan perlahan berjalan diam-diam mendekati Rose.

"Ya! Park Chaeyoung!" ucap Lisa dengan suara keras dan berat tepat di belakang Rose yang direspon dengan pekikan terkejut oleh orang yang dipanggil.

"Oh, jantungku!" ucap Rose memegang dadanya, menatap kesal Lisa yang terkekeh di depannya. Tak lama keduanya berpelukan erat.

"Chukkae! Fighting for today!" Sebuah buket bunga dengan dominansi biru berpindah ke tangan Rose. Gadis itu menunduk mencoba membaca pesan pada kertas yang terdapat di dalamnya, kemudian melengkungkan bibirnya ke bawah sambil menatap mata Lisa.

"Thank you.." Rose merasa terharu dengan perhatian gadis berwajah imut dari Thailand itu. Matanya tampak berkaca-kaca. Rose masih belum terbiasa tampil sendiri tanpa sahabat-sahabat disampingnya, terasa sangat sepi. Tapi kedatangan Lisa yang tidak terduga benar-benar memberinya kekuatan untuk tampil dengan baik hari ini.

"No! Don't cry.. Don't ruin your make up.." Lisa menghapus air mata Rose yang terlihat di sudut matanya dengan selembar tisu yang tadi ia ambil di atas meja. Senyumnya masih belum luntur, ia ikut bahagia melihat sahabatnya yang bersuara emas itu akhirnya memiliki kesempatan untuk debut solo pada tahun ini. Ia tahu seberapa besar kerja keras tupai manis itu untuk mempersiapkan segalanya.

"You're amazing, Rosie. I know you'll show your best today," tegas Lisa pada gadis di depannya, kepalanya mengangguk meyakinkan dengan senyum manis di wajah. Rose yang melihatnya segera memeluk Lisa, menyerap energi Lisa yang selalu berapi api agar mendapatkan kekuatan dari gadis itu.

"We have to take a photo together!" seru Rose semangat menariknya keluar.

"No! I can't show my face!" Lisa menolak, mempertahankan dirinya untuk tetap berada di dalam ruangan. Percuma, tenaga sahabatnya itu terkadang lebih besar darinya.

"Come on!"

"Oh! Poniku!"

---

"Jun, aku ke toilet sebentar." Ten berbelok ke toilet meninggalkan para member yang berjalan menuju ruang tunggu untuk berganti pakaian. Ia sendiri belum ganti, ingin menuntaskan dulu panggilan alam yang tiba-tiba datang setelah tampil.

Penampilannya sukses, ditambah sedikit kedipan saat ending. Sesungguhnya ia malu, tapi tak apalah. Merasa lucu melakukan hal sok keren tadi, ia terkekeh sambil menggelengkan kepalanya ketika beranjak keluar dari toilet.

"Long time no see, Daddy cat." Sebuah suara membuatnya yang berjalan keluar dari toilet menghentikan langkah dan mendongak, sebuah kantung plastik tepat berada di depan wajahnya.

Ten mengambilnya dengan cengiran lebar. "Thank you, Mommy cat."

Gadis itu mendengus mendengar ucapan Ten. Mengikuti langkahnya menuju tempat duduk di sisi ruangan. Bukan hanya Rose yang Lisa kunjungi, tapi sahabatnya yang nomaden ini juga, berhubung sedang berada di korea dan memiliki jadwal yang sama dengan salah satu membernya, kapan lagi.

Big ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang