chapter ini panjang isinya,Sereal beserta air putih dingin menemani Kirino di pagi yang hangat ini. Setelah mencuci mangkuknya, Kirino mengeluarkan motor kesayanganya. Rencana selanjutnya adalah menjemput Jean, entah mengapa hari ini Kirino tak semangat seperti hari-hari lalu.
Jam sudah mendekati bel sekolah, tanpa berlama-lama memanaskan motornya, Kirino segera menjemput Jean.
"Hai!" Sapa Jean semangat ketika Kirino sampai di depan rumahnya.
Kirino tersenyum tipis lalu membiarkan Jean mengisi jok belakang motornya.
Perjalanan mereka hanya di isi oleh Jean dengan kisah-kisahnya dan Kirino dengan respon apa adanya. Hari ini ia hanya merasa tidak bersemangat, entah apa yang ada dipikiranya.
"Sampai!"
Kirino memarkirkan motornya dan Jean menunggu di belakangnya. Setelah selesai dengan urusan parkir motornya, Kirino menatap Jean bingung. Jean juga tak berbeda dengan Kirino.
"Kenapa?" Tanya Kirino.
"Kamu yang kenapa?"
"Nanti aja, sekarang aku ada ulangan." Jawab Kirino dengan muka datar.
Jean menahan pergelangan tangan Kirino agar jangan meninggalkannya terlebih dahulu, Jean sangat penasaran. Ia harus mengetahui penyebab kekasihnya terlihat murung pagi ini.
"Bel lima menit lagi, nanti aku gabisa ngerjain," tetap saja, Jean tidak mau. Ia tetap mencengkram tangan Kirino.
"Bilang dulu kamu kenapa."
"Gapapa, nan---"
"Ih bilang dulu!"
"Jean, tiga men----"
"Aku ada salah? Bilang kalau ada, kamu daritadi cemberut! Kirino---"
"Ada. Udah kan?"
"Aku salah a--"
"Minggir dulu."
Setelah Kirino memotong ucapan Jean, Kirino melepaskan tanganya dari tautan tangan Jean. Segera Kirino bergegas masuk ke dalam kelas, berharap ia tidak terlambat mengikuti ulangan.
Mungkin hari ini adalah hari buruk bagi Kirino, pintu kelasnya sudah ditutup pertanda ia tidak mengikuti ulangan hari ini.
Semalam suntuk belajar dengan Bayu terasa sia-sia, kini Kirino bingung harus bagaimana. Suasana hatinya yang buruk bertambah buruk.
Tiba-tiba pintu kelas dibuka, menampakkan Bu Heera dengan lipstik tebalnya.
"Kamu telat?" Tanyanya kepada Kirino.
"Iya Bu, Kirino dihukum?"
"Tidak usah, kamu hanya terlambat empat menit saja, kamu boleh mengerjakan ulangan."
Kirino tersenyum lebar, kakinya bersiap memasuki kelasnya. Namun, belum sempat Kirino melewati pintu kelasnya, Bu Heera menahannya.
"Eitss, mau ngapain?"
"Mau masuk kelas, Bu."
"Ngapain?"
"Ulangan mapel kesukaan Kirino," ucap Kirino semangat, tidak tau nanti jika sudah di depan rumus-rumus.
"Kamu lupa peraturan Ibu?" Tanya Bu Heera, Kirino menghela nafas, gagal sudah rencana dengan teman-teman penghuni kursi belakang kelas.
"Baru ingat sekarang."
"Apa peraturanya?"
"Jika terlambat lebih dari lima menit saat ulangan berarti nilai ulangan 0, jika terlambat sebelum lima menit segera ke perpustakaan lalu meminta soal kepada Pak Jooyung dan mengerjakanya dengan teliti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaluna: tidak ada yang lain.
Hayran Kurguharuskah aku pulang? rumahku masih ada? ada yang menerimaku? atau apakah aku harus benar-benar meninggalkannya? meninggalkan rumah yang sempat menjadi alasan aku bangkit. masih bisa aku singgah, kaluna? -kirino. tokoh milik @sklokal -on going