'SELAMAT DATANG DI TAHUN AJARAN BARU!'
Banner bertuliskan kalimat tersebut dicetak besar-besar dan dipajang tepat di gerbang utama dari kawasan kompleks Akademi Budaya Baru. Siapa pun yang datang akan disambut olehnya. Ini menjadi awal tahun ajaran baru yang menyenangkan karena cuacanya cerah dan bersahabat. Seolah semesta tahu bahwa hari itu para mahasiswa akan memulai lembaran baru mereka.
Lautan manusia tercipta di depan gerbang utama ABB. Para mahasiswa akhirnya kembali berkuliah setelah libur panjang. Mereka menyapa kenalan, teman, dan sahabat. Dengung percakapan mereka membuat ramai suasana. Mereka membicarakan seputar liburan, rencana selama satu tahun ajaran ke depan, dan masih banyak lagi. Hari pertama memang selalu memiliki kesan tersendiri.
Brum ... Brum ... Brum ...
Derum panjang knalpot itu terdengar lantang dari kejauhan. Kepala-kepala tertoleh. Jeritan histeris segera terdengar ketika mereka menyadari siapa yang datang.
Musisi muda kebanggaan ABB yang tengah naik daun, ikon dari ABB47, mari kita sambut Chillzish.
Lanang memimpin di depan dengan motor ninja merahnya. Sang Kekasih, Yona Cantika Melati, membonceng tepat di belakangnya. Pasangan yang satu ini memang sudah terkenal sejak dulu. Lanang yang kocak-kocak tapi penyayang dan Yona yang galak-galak tapi perhatian. Jejak kebucinan mereka sudah terekam di banyak tempat.
Di belakang Lanang ada Xavi dan Hendra. Duo yang satu ini telah menipu cukup banyak orang. Mereka sangat ahli dalam hal pencitraan di depan publik. Mereka sukses membangun citra cool boy yang diam-diam menghanyutkan. Keduanya tahu persis, nyaris semua perempuan di dunia memiliki kecenderungan yang sama pada tipe cowok yang seperti ini, dan mereka memanfaatkannya untuk menarik lebih banyak penggemar agar bergabung di bawah fandom Chillzish.
Memang ya? Yang misterius-misterius itu biasanya lebih menantang.
Yola muncul tak lama kemudian. Gadis itu seorang diri dengan sebuah mobil sedan bercat mengkilat yang membuatnya tampak elegan. Mobil tersebut adalah hadiah dari orang tuanya karena berhasil meraih nilai yang bagus di ujian akhir kemarin.
Brum ... Brum ... Brum ...
Sosok yang terakhir muncul sukses membuat suasana di depan gerbang utama jadi hening seketika. Mereka mematung di tempat, mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan penglihatan, berusaha mencerna keadaan. Tak berselang lama suasana kembali berubah menjadi riuh-rendah. Bisik-bisik terdengar di banyak tempat.
"Eh, itu Kak Aiden, kan?"
"Dia gitarisnya Chillzish bukan, sih?"
"Gue kira dia jomlo. Mau gue gebet padahal."
"Ceweknya anak mana, tuh?"
"Katanya, sih, temen sekelasnya Kak Aiden."
Ninja hitam Aiden melaju melewati gerbang utama ABB. Cowok itu datang bersama Maudy yang membonceng di belakangnya. Suara deru knalpot motornya terdengar nyaring menyibak kerumunan. Semua mata tertuju pada Aiden. Sesekali ia tersenyum ketika ada yang menyapa.
"Wah ... fans lo banyak banget, ya, Den?" gumam Maudy dengan takjub dari balik helm yang ia kenakan.
Aiden hanya terkekeh kecil sebagai responsnya.
"Lo sadar nggak, sih, dari tadi diliatin terus?"
"Sadar, kok."
"Lo tatap balik gih biar mereka seneng karena kena notice. Gue kalo digituin sama idola gue juga pastinya seneng banget."
Kali ini Aiden tertawa kecil. "Nggak mau, ah!"
"Kenapa?"
"Nanti lo cemburu lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABBLS | #1 DESTINYOU ✔
Fanfiction⚠ SERIOUS WARNING : KEPADA PARA PLAGIATHOR, PENGANUT BIM, ORANG KUKER YANG BISANYA NGEJULID DOANG, DAN OKNUM 'BOCIL' YANG NGGAK BISA BEDAIN MANA FIKSI MANA REALITA, DILARANG KERAS UNTUK MENDEKAT! • Aiden Maxime Luciéano menyukai Maudy Korasya sejak...