Aku tidak pernah ingin menyebutnya sebagai akhir. Happy ending? Belum tentu. Karena sebenarnya ini justru awal dari segalanya. Kisah ini hanya menceritakan bagaimana aku dan Maudy akhirnya bisa bersama, tapi baiklah. Mari kita selesaikan apa yang sudah kita mulai.
Perkenalkan, untuk ke sekian kalinya, namaku Aiden Luciéano. Orang-orang akrab menyapaku sebagai Aiden. Mahasiswa tahun ketiga dari di Akademi Budaya Baru, Angkatan 47, mengambil jurusan Departemen Tari. It's Aiden Maxime Luciéano, actually, but I don't really like my middle name. Jadi cukup ingat aku dengan nama depan dan nama belakangku saja. Oke?
Tahun ketiga, yeah ... lumayan. Aku merasa seperti sudah berumur karena memiliki dua angkatan adik tingkat sekarang. ABB47 sudah masuk sebagai kadet senior, bergabung dengan ABB46 yang kini menginjak tahun terakhir. Rasanya baru kemarin aku mendaftar di Akademi Budaya Baru. Tak terasa kurang lebih dua tahun lagi aku akan lulus.
Kehidupan mahasiswaku berjalan dengan baik. Karier Chillzish seperti berada di atas awan. Kami menerima banyak sekali panggilan untuk manggung. Dan surprise, kami telah mendirikan label rekaman kami sendiri, yakni Label C. Itu menjadi prestasi yang sangat membanggakan sekaligus pertama kalinya dalam sejarah ABB ketika mahasiswa aktif mereka mendirikan label musik saat masih belajar di Akademi Budaya Baru.
Sampai sekarang sudah ada dua artis yang bernaung di bawah label kami: Chillzish dan WILL A. (William). Aku tahu kakakku itu sudah punya banyak sekali lagu hasil karangannya sendiri. Aku akhirnya mengajaknya bergabung dan William pun setuju. Sementara Damien, aku juga mengajaknya, tapi dia bilang akan ia pikirkan lagi nanti. Lebih tepatnya, aku tahu Damien tidak begitu tertarik dengan musik. Aku mempunyai firasat bahwa Damien justru akan meneruskan karier Mommy sebagai desainer. Entah iya atau tidak. Pasalnya Damien rajin menemani Mommy ke acara-acara fashion di kota. Kamarnya sekarang juga dipenuhi dengan sketsa-sketsa bergambarkan desain busana. Bahkan Mommy pernah bilang kalau Damien kini menjadi salah satu orang kepercayaannya di butik.
Aku merasa bahagia sekali. Entah karena apa. Ada banyak sekali kemungkinannya. Yang pasti hidupku sekarang terasa lebih mudah, langkahku terasa lebih ringan, dan bibirku senantiasa tersenyum lebar. Seolah tidak ada lagi beban di pundakku.
Formasi baru Chillzish. Sekarang kami bertujuh. Seumur hidupku, bahkan dalam fantasi terliarku sekalipun, sama sekali tidak pernah terlintas di dalam benakku jika Chillzish akan menambahkan anggotanya. Dulu aku memang pernah berharap Maudy akan bergabung dengan kami, tapi aku tahu betul, sahabatku Yola dulu belum seperti sekarang. Jadilah waktu itu aku mengubur dalam-dalam harapanku, mengusir rasa takut kecewa, mencoba menjalani hari dengan biasa.
Hingga akhirnya beberapa waktu yang lalu, justru Yola sendiri yang mengajak Maudy untuk bergabung, termasuk dengan Yona.
Pertemananku dengan Lanang, Xavi, dan Hendra semakin kompak. Di saat Chillzish sedang tidak latihan kami akan hangout berempat. Kami pun mainnya tidak jauh-jauh, paling hanya di rumahnya Hendra, mengingat keluarga anak itu yang kelewat humoris membuat kami betah berlama-lama di sana. Sisanya seputaran di kafe dan tempat-tempat nongkrong hits lainnya.
Hari terakhir ospek untuk anak-anak ABB49 akan dilaksanakan upacara penutup. Pihak akademi akan menggelar konser di sore harinya sebagai bentuk refreshing setelah para maba menempuh 'wajib militer' selama seminggu penuh. Chillzish diundang untuk menjadi salah satu pengisi line-up sesi hiburan. Kami mengambil job itu dengan senang hati.
"Ini kita mau bawain lagu apaan, nih?" tanya Yona ketika kami sedang berkumpul.
"Lagu galau paling kane, sih, fix!" sahut Lanang.
"Lo kira ini konsernya para sobat ambyar? Ini konser buat seneng-seneng bego!" cibir Xavi.
"Lah konser walaupun lagunya galau juga tetep bisa seneng-seneng kali, Vi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABBLS | #1 DESTINYOU ✔
Fiksi Penggemar⚠ SERIOUS WARNING : KEPADA PARA PLAGIATHOR, PENGANUT BIM, ORANG KUKER YANG BISANYA NGEJULID DOANG, DAN OKNUM 'BOCIL' YANG NGGAK BISA BEDAIN MANA FIKSI MANA REALITA, DILARANG KERAS UNTUK MENDEKAT! • Aiden Maxime Luciéano menyukai Maudy Korasya sejak...