» 18 • Library and You

77 15 11
                                    

"Hey, what's wrong here?"

William memasuki ruang makan dengan harapan dapat mengisi perutnya sebelum pergi ke kampus. Namun, setibanya ia di sana, ia justru disambut dengan adegan 'perang' di antara kedua adiknya. Aiden sama sekali tak mau mendongak dan melihat pada Damien yang duduk di hadapannya. Sementara Damien sejak tadi menggoda Aiden perihal kejadian semalam.

Damien menoleh. "Oh, hei, Will! Not a big deal. Gue cuma mau godain adek kita yang imut ini."

"Stop it!" Aiden menatap Damien dengan tajam.

"Wah, gue nggak tau kalo ekspresi lo bakal seserem ini kalo lagi marah," kata Damien yang berpura-pura ketakutan.

Aiden berdecak jengkel. Cowok itu mempercepat gerakan makannya. Ia ingin segera keluar dari rumah dan pergi ke tempat mana pun yang tidak mungkin dikunjungi Damien. Kakaknya yang satu itu menyebalkan sekali jika sedang menggodanya Sementara William yang melihat kedua adiknya itu hanya geleng-geleng.

"By the way, where is Mom and Dad?" tanya William sambil mengambil nasi ke piring.

"Mereka udah berangkat kerja," jawab Damien.

William lantas mengambil sendok dan garpu. Ia mendekatkan diri ke meja. Cowok itu lantas menoleh ke Damien.

"Telinga lo kenapa merah?" tanya William sambil menunjuk dengan dagunya.

Damien mendengus. "Kena omel Mommy tadi."

Kedua sudut bibir Aiden berkedut menahan tawa. Cowok itu pun segera mengulum bibirnya. Bisa-bisa masalahnya akan semakin panjang nanti apabila ia tertawa terang-terangan di hadapan Damien.

"Kena omel kenapa?" tanya William sambil memasukkan suapan nasi pertamanya.

"Gue ngajak Aiden ke kelab semalem. Dia teler sampe pingsan. Gitu, deh."

William kini menoleh ke Aiden dengan ekspresi terkejut. "Lo──"

"Gue ditipu sama Bang Damien semalem. Dia bilangnya minta ditemenin buat hang out. Gue mana tau kalo ternyata dia ngajak gue ke kelab," potong Aiden sebelum William salah paham.

"Dan soal lo yang teler?"

"Bang Damien juga yang nipu gue. Gue pesen air putih, sama dia dibawain botol ijo yang ada tulisan Korea-nya. Gue nggak tau kalo itu soju."

William merotasikan bola matanya lalu menatap Damien. "Lo sesat banget emang, ya, jadi orang?"

Damien nyengir. "Gue cuma mau testi aja, Will, Si Aiden bisa mabok apa nggak. Gue mana tau kalo kadar toleransi alkoholnya tinggi. Bahkan lebih tinggi dari lo. Dia abis tujuh botol semalem."

William menghela napas panjang. "Punya dosa apa gue di masa lalu sampe ditakdirin punya kembaran kayak dia?"

🎸🎸🎸

Hari ini sebenarnya Aiden libur tidak ada kuliah, tapi ia tetap pergi ke kampus. Aiden punya tugas yang membutuhkan banyak referensi, dan ia akan meminjam beberapa buku di perpustakaan Departemen Tari. Aiden sendiri memang suka dengan hal-hal berbau buku. Perpustakaan bukanlah tempat mengerikan baginya. Dan yang lebih menguntungkan, Damien tidak akan mungkin berkeliaran di perpustakaan. Kakaknya itu paling anti dengan buku.

Aiden memasuki gedung perpustakaan. Seorang pustakawan menyambutnya dengan senyum ramah. Aroma hasil percampuran antara kertas buku dan bunga lavender menyeruak masuk ke dalam penciumannya. Aroma yang sangat 'perpustakaan' sekali. Suasana hening menyelimuti sekitar. Inilah yang paling Aiden suka setiap kali pergi ke perpustakaan. Aiden menyebutnya 'kedamaian perpustakaan'.

ABBLS | #1 DESTINYOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang