My Omega 3

1K 110 61
                                    

Aroma sedap menghampiri penciuman Yoongi di pagi hari yang begitu damai. Matanya yang ditutupi kantuk dipaksa membuka untuk segera beranjak dari kasur dan mendatangi asal aroma sedap yang membunyikan perutnya.

Anak tangga dituruni satu persatu dengan tenang hingga mencapai lantai dasar, tempat aroma itu semakin mencuat.

Dibagian dapur, terdengar suara grasak-grusuk yang cukup mengganggu.

'Siapa?' Pikir Yoongi.

Tidak mungkin ada pencuri yang masuk untuk menumpang makan atau memasak di rumah seseorang jam segini, kan?

Konyol. Yoongi menggelengkan kepalanya dengan sedikit tawa karena pikiran tidak masuk akalnya sendiri.

"Oh? Kau sudah bangun?"

Yoongi mengenal baik suara bariton itu. Dengan cepat pandangannya dialihkan ke arah depan—tempat berdiri sang alpha dengan apron berwarna merah muda lucu yang memandanginya dengan senyum yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"T-Taehyung-ssi?" Yoongi menyematkan rambut agak panjangnya ke belakang telinga malu-malu. Penampilannya begitu berantakan sekarang. Bagaimana jika Taehyung semakin jijik akan dirinya?

"Hai~ morning, my omega."

Indah. Senyum Taehyung begitu indah dalam pandangan Yoongi. Entah apa yang telah terjadi pada pria jakung itu hingga tersenyum begitu lebar menyapanya. Dan lagi, 'my omega'? Apa Yoongi masih bermimpi sekarang?

"Hey," Taehyung menyentuh bahu Yoongi. "Kenapa kau melamun begitu?"

"A-ah, t-tidak. Selamat pagi juga, Taehyung-ssi." Yoongi menyunggingkan senyum manisnya.

"Taehyung. Panggil aku dengan namaku secara akrab."

"Ya? Bukankah kau tidak membolehkan aku untuk memanggil namamu seperti itu?" Yoongi menatap heran Taehyung. Dia masih ingat jelas ekspresi menyedihkan yang Taehyung berikan padanya ketika dia memanggil nama sang alpha waktu itu.

"Maaf. Aku benar-benar minta maaf atas semua yang kulakukan padamu, Yoongi. Maaf mengabaikanmu, maaf memarahimu karena alasan yang begitu sepele, dan maaf karena berlaku kejam padamu." Taehyung menatap Yoongi tepat pada manik kucing yang membola terkejut. "Aku sangat bodoh, kan? Bisa-bisanya aku mengabaikan seseorang yang dengan jelas begitu mencintaiku dan selalu ada di sampingku dengan sabar." Matanya terus memandangi Yoongi lekat sambil menyapa tangan mungil omeganya untuk digenggam halus.

"Tae-

"Kau boleh memukulku, Yoongi. Pukul aku dan keluarkan semua kemarahanmu." Tangan Yoongi ia arahkan untuk memukul wajahnya sendiri.

"Taehyung-

Taehyung tidak mendengarkan. Ia tetap memukul wajahnya sendiri kemudian turun ke dadanya menggunakan tangan Yoongi yang bergetar.

"Kim Taehyung!" Yoongi berteriak cukup kencang hingga aksi Taehyung terhenti.

Bukannya marah, Yoongi justru memeriksa keadaan Taehyung karena beberapa pukulan yang diberikan sebelumnya.

"Apa ini sakit?" Matanya berkaca-kaca sambil menangkup wajah Taehyung dengan kedua tangan. "Katakan padaku. Bagian mana yang sakit?"

"Yoongi..."

"Diam. Aku tanya apa kau merasakan sakit dan di mana?" Yoongi mengusap pipi Taehyung yang agak kemerahan. "Ini, ya?"

Taehyung mengangguk singkat.

"Bodoh. Kenapa kau menggerakkan tanganku untuk memukulmu? Aku tidak pernah setuju untuk itu." Air matanya semakin deras menuruni pipi yang lembab.

"Yoongi..." Taehyung menghapus jejak air mata pada omeganya.

 ᴍʏ ᴇᴜᴘʜᴏʀɪᴀ || ᴋᴏᴏᴋɢᴀᴛæTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang