23. DENGAN PERLAHAN

4.6K 592 26
                                    

HALLO SEMUANYA, DIMOHONKAN YA UNTUK LIKE DAN JUGA KOMENNYA. PERBEDAAN PEMBACA SAMA LIKENYA LUMAYAN HUHUHU TERIMAKASIH. HAPPY READING🤍

-Hanya perlu sebuah kejujuran untuk mengakhiri masalah ini, bukan?-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Hanya perlu sebuah kejujuran untuk mengakhiri masalah ini, bukan?-



Lavee tengah duduk di balkon kamarnya, menatap jalan perumahannya. Angin menerpa wajahnya, seakan ikut menenangkan dirinya yang sedang kacau. Berusaha untuk melupakan semuanya, seakan-akan dejavu. Itu yang dirasakan Lavee saat ini, sekilas bayangan masa lalu datang seperti kaset rusak. Potongan kilas balik menamparnya, seorang pria, pisau, dan darah. Tiga hal itu selalu ada disetiap mimpinya, bahkan setiap dia memikirkan apa sebenarnya itu yang dia dapat hanya rasa sakit yang berdenyut dikepala dan dadanya.

Sendiri, itulah yang diingankan gadis itu. Pintu kamar dikunci rapat, dia hanya ingin waktu sendiri. Dia tahu semua keluarga pasti khawatir dengannya, tapi untuk saat ini Lavee akan bersikap egois. Dia butuh space untuk dirinya dengan lain hal. Bahkan ponselnya sengaja dimatikan, cctv dikamarnya sengaja ditutupi kain olehnya. Dikamar ini hanya ada dirinya.

Sunyi dan hampa menerpanya. Tak ada sesuatu yang ingin dilakukannya, pikirannya tertuju pada hal-hal yang tak bisa dijelaskan. Banyak kegelisahan yang dirasakannya. Berusaha percaya bahwa tak ada yang salah tapi sangat sulit. Dia hanya takut untuk dikecewakan, takut tak bisa melupakan kesalahan mereka yang sudah membohonginya.

Selama dua jam Lavee betah berdiam diri, langit jingga sudah mulai berganti warna menjadi gelap bersamaan dengan hujan yang ikut mengguyur bumi. Ketukan pintu terdengar, awalnya hanya ketukan berubah menjadi gedoran keras. Lavee tersadar, berjalan pelan kearah pintu, tangannya dengan gemetar membuka pintu kamarnya. Genta, kekasihnya itu sudah bediri didepan kamarnya dengan keadaan yang basah kuyub. Matanya merah dan goretan khawatir terlihat jelas diwajah tampannya.

Lavee membuka suaranya setelah sekitar sepuluh menit keduanya masih belum ada yang memulai pembicaraan. "Masuk, baju kamu masih ada disini kok."

Genta masuk mengekori Lavee, "Ambil bajunya di lemari ya. Ini anduknya." Lavee menyerahkan anduk baru kepada Genta.

"Aku ganti baju dulu ya." Lavee mengangguk dan Genta bergegas ke kamar mandi. Dari tadi perasaan Genta sudah tak enak, rasa gelisah, rasa takut dan rasa janggal menyerangnya. Tak peduli apapun Genta langsung kerumah kekasihnya tak peduli hujan.

***

Lavee datang membawa teh hangat dan dilihat kekasihnya sudah selesai berganti pakaian. Gadis itu menyodorkan teh yang dibuatnya, "Dingin? Aku ambilin hoodie Keenan ya?"

Genta menaruh cangkir yang masih berisi teh hangat tersebut, lantas memeluk erat kekasihnya. Tangis lelaki itu pecah, tak ada isakan hanya air mata yang keluar. Lavee membiarkan itu, mengusap lembut punggung kekasihnya. Ada rasa sesak didadanya, lagi-lagi kilasan itu terlihat suara teriakan nyaring terdengar.

GENTALA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang