27. MELUPAKAN RASA SAKIT.

5.8K 600 29
                                    

SELAMAT MEMBACA, JANGAN LUPA UNTUK LIKE DAN KOMENNYA YAA🤍🕊

-Bersamamu memang menyakitkan tapi jika tidak bersamamu lebih menyakitkan, karena aku percaya setelah ini ada sesuatu yang indah menghampiri kita-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Bersamamu memang menyakitkan tapi jika tidak bersamamu lebih menyakitkan, karena aku percaya setelah ini ada sesuatu yang indah menghampiri kita-



Sudah tiga hari Genta dirawat dirumah sakit, awalnya lelaki itu menolak untuk dirawat inap tapi karena paksaan Lavee dan juga sedikit ancaman barulah lelaki itu mau dirawat dirumah sakit.

Tiga hari itupun tak pernah sekalipun Lavee meninggalkan Genta, gadis itu ikut merawat Genta dan juga menginap selama tiga hari berturut-turut.

Keduanya tak membahas masalah mereka karena kesepakan mereka berdua, dimana setelh keluar dari rumah sakit barulah Genta menjelaskan semuanya.

Hubungan keduanya pun mulai membaik. "Kamu yakin sudah baik-baik saja, besok saja baliknya."Lavee bertanya pada Genta yang baru saja menyelesaikan kegiatan paginya.

"Beneran, sayang. Aku juga bosen die dikamar terus, cuman luka-luka saja masih." Sahut Genta yang sudah duduk diranjangnya.

"Ya udah, besok saja baliknya jangan sekarang." Lavee masih kekeh agar lelaki itu tinggal sehari lagi dirumah sakit.

"Yang, bosen loh. Kamu nggak takut apa malem-malem?"

"Nggak usah mulai, pokoknya besok baru boleh pulang." Putus Lavee, "aku mau nebus obat kamu dulu ya, biar besok nggak usah nebus."

"Jangan lama, nanti aku kangen." Kata Genta dengan wajah datarrnya.

"Harusnya kamu bilang begitu sambil senyum atau akting lucu bukan datar gitu wajahnya." Sungut Lavee.

"Biar beda, yang." Balas Genta santai.

"Hm, serah deh." Lavee meninggalkan Genta yang tesenyum, ketakutan Genta akan kehilangan Lavee mulai memudar sedikit tetapi tetap saja ada hal yang mengusiknya. Senyuman Cello membuatnya berpikir macam-macam, sebelum itu terjadi Genta harus menyelesaikannya.

Pintu ruang inapnya terbuka, Genta menoleh. Ternyata papanya, "bagaimana kondisi kamu, nak?" Tanya Leonel menghampiri Genta.

"Baik, pa." Jawab Genta singkat.

"Kamu tidak perlu turun tangan lagi, papa yang akan mengurus Cello." Kata Leonal menatap putranya.

"Nggak usah, pa. Biar Lian yang urus itu semua," Jawab Genta cepat.

"Kamu tidak perlu bantuan papa?" Leonal bertanya pada putranya sambil meneliti kondisi putra satu-satunya.

"Nggak perlu, pa. Ini urusan aku, papa tinggal liat aja. Kalau memang aku butuh bantuan pasti aku akan bilang sama papa."

"Baik kalau begitu, kalau memang butuh bantuan jangan lupa bilang ke papa. Satu lagi kamu akan pindah kerumah papa. Jangan diapart tinggal," Kata Leonel.

GENTALA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang