HAPPY READINGG🤍🕊
JANGAN LUPA UNTUK LIKE DAN KOMENNYA JUGA YAAA, TERIMAKASIHH🤍-Sinar hangat matahari bahkan kalah saat kamu sudah tersenyum, rasa hangat dan nyaman langsung terasa saat bibir kamu membentuk senyuman-
Taman dengan pemandangan danau yang tenang menjadi pilihan mereka untuk melakukan kencan yang sudah lama tak mereka rasakan.
Duduk bersantai sambil mengamati pemandangan, Lavee sibuk melukis pemandangan yang baru saja difotonya. Berbeda dengan Genta yang tengah memandangi kekasihnya dengan penuh cinta.
Tak ada yang sebahagia ini, semua beban yang ada dibahunya seakan hilang, dengan perlahan semuanya kembali seperti semula. Mereka memulai semua dari awal, bukan bearti melupakan kisah yang sebelumnya terjadi.
Genta masih betah menatap kekasihnya tak sekalipun mata lelaki itu teralihkan oleh yang lain. Berbeda dengan Lavee yang sedang menahan diri untuk tidak berteriak karena salah tingkah.
Lavee menoleh kearah Genta dengan wajah cemberut dan juga memerah karena salah tingkah, "jangan tatap aku kaya begitu dong, aku kan malu jadinya."
"Kenapa? Kamu cantik." Jawab Genta pelan sambil terus melihat wajah Lavee yang memrrah malu.
"Malu," cicit gadis itu pelan.
"Maaf," balas Genta yang sama pelannya.
Keduanya saling menatap, Lavee yang mengagumi Genta dan begitupun sebaliknya. Keduanya sama-sama kagum dengan apa yang ada didepan mereka, sesempurna itukah mereka dimata mereka masing-masing.
Genta menyilipkan helai rambut kekasihnya ketelinga, "nutupin wajah kamu."
Lavee tersenyum kecil, merasakan tangan Genta yang berada di pipinya. Tangan Lavee terulur memegang tangan Genta yang masih ada dipipinya. Memejamkan matanya, sambil terus menggenggam erat tangan besar Genta. "Tangan kamu besar," bisik Lavee yang masih memejamkan matanya.
"Hm, dan tangan kamu kecil. Seakan-akan kalau kalau genggam tangan kamu sedikit lebih erat akan membuat tangan kamu remuk," balas Genta.
Keduanya tertawa lucu, melepas semua perasaan yang melingkupi keduanya. Tak perlu lagi ada yang ditutupi, karena keduanya yakin mereka akan terus bersama. Munafik dan naif memang, tapi mereka tetap saling percaya satu sama lain.
Tak terasa hari sudah semakin gelap, dan keduanya masih tetap menikmati waktu berdua mereka. Matahari sudah tidak terlihat, warna biru cerah dilangit mulai berganti menjadi gelap.
"Kita balik yuk, udah mau malam." Kata Genta yang masih betah tidur dipangkuan Lavee.
"Yuk," Lavee bangun saat Genta sudah bangun dari posisi tidurnya. Keduanya mulai merapikan alat piknik mereka. "Terimakasi untuk hari ini, Lian."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA (COMPLETE)
Novela Juvenil⚠️CERITA INI MURNI DARI IMAJINASI AUTHOR SENDIRI⚠️ "Gue nggak mau punya cewek yang kerjaannya cuman gaya depan kamera." Kata Genta dingin. "Kenapa?" Tanya Vee serius. "Gue nggak suka kalau cewek gue jadi bahan orang lain." Sahut Genta sambil menghem...