21. MENEMANI

5K 644 26
                                    

HAPPY READING MANTEMAN SEMOGA SUKAA SEPERTI BIASA TOLONG UNTUK LIKE KOMEN DAN JUGA SHARE YA CERITA INI🕊

HAPPY READING MANTEMAN SEMOGA SUKAA SEPERTI BIASA TOLONG UNTUK LIKE KOMEN DAN JUGA SHARE YA CERITA INI🕊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Apa ini tanda bahwa sebentar lagi kamu akan pergi dariku?-

Genta berada didepan ruangan Lavee, ayah dari gadis itu berdiri menatapnya. "Kenapa masih disini? Sana masuk."

Genta tetap bediri, menundukan kepalanya. Tangannya meremas hoodie yang dikenakannya. "Maaf, sa-"

Belum selesai Genta bicara Vander sudah menyela perkataan Genta. "Kenapa minta maaf? Kamu tidak salah, untuk apa meminta maaf. Jika kamu salah baru kamu meminta maaf," Vander memegang pundak kekasih anaknya. "Lavee kuat, anak saya kuat Genta. Sana masuk, saya mau nganterin istri saya untuk makan dulu."

Vander masuk diikuti oleh Genta, Eirene masih setia menggenggam tangan anaknya dari pagi tadi. Tak pernah sekalipun wanita itu melepaskan tangan anaknya.

Eirene melihat Genta ikut masuk, awalnya ekspresi kaget yang dikeluarkannya. Tapi setelahnya hilang, digantikan senyum tulus. "Kamu nyusul toh."

"Iya tante." Genta menjawab pelan, matanya tak menatap Eirene tapi kebelakang Eirene seorang gadis cantik yang terbaring diranjang rumah sakit. gadis itu tengaH tertidur dengan boneka yang diberikan Genta. Senyum kecil terbit dibibir lelaki itu.

"Saya tinggal dulu sebentar, titip anak saya." Vander berkata kepada Genta dan membawa istrinya keluar.

Genta melangkah pelan, duduk ditempat yang tadinya duduki oleh Eirene.

Mengambil tangan Lavee dan mengecup beberapa kali."Jangan sakit sayang, aku khawatir." Bisik Genta sambil mengelus kepala gadisnya.

Tadi sebelum Genta masuk ke dalam rumah sakit, banyak wartawan yang sudah menunggu diluar. Kabar bahwa Lavee dilarikan kerumah sakit di singapore sudah tersebar, karena oknum perawat rumah sakit. Untungnya hal tersebut sudah ditangani oleh Vander.

Genta masih menatap lembut Lavee, terlihat jelas sinar kekhawatiran yang muncul di mata lelaki itu. Gadisnya tengah terbaring diranjang, dan mimpi-mimpi mengerikan itu mucul lagi.

Sudah sejam Genta duduk diam, tak bicara sedikitpun. Menunggu sampai kekasihnya bangun. Perlahan tangan yang digenggam Genta bergerak, senyum terbit di bibir Genta.

Mata Lavee benar-benar terbuka, yang pertama dilihatnya adalah Genta, kekasihnya. Karena mimpi kemarin Lavee tak ada mengabari Genta sama sekali. Kini kekasihnya itu ada di sampingnya dengan tangannya yang masih di genggam.

"Hai, pusing?" Tanya Genta saat melihat Lavee memijat keningnya.

"Hm." Lavee bergumam. Genta membantu memijat pelan. "Kenapa kamu disini? Kamu nyusul?" Lavee bertanya dengan mata yang terpejam menikmati pijitan lembut di keningnya.

"Iya, Keenan ngasih tahu aku kalau kamu dibawa ke singapore."

"Kamu harusnya nggak usah nyusul. Besok palingan balik kok," Lavee menjawab pelan, mengusap lembut pipi kekasihnya. Genta menggenggam tangan Lavee yang ada dipipinya, mengecup lama untuk menyalurkan bawah Genta sangat khawatir.

GENTALA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang