20. MIMPI MASA LALU

5K 652 43
                                    

HAPPY READING, JANGAN LUPA UNTUK LIKE KOMEN YAA. BIAR AUTHORNYA SEMANGAT UNTUK NULISNYAA❣️❣️

-Kamu adalah alasanku untuk bertahan dikerasnya dunia, jadi karena itu aku tak mungkin bisa melepasmu-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kamu adalah alasanku untuk bertahan dikerasnya dunia, jadi karena itu aku tak mungkin bisa melepasmu-

Perasaan gelisah kembali dirasakan gadis itu, lagi dan lagi. Bangun dengan deruan nafas memburu dan langsung terduduk dengan keringat yang membasahi dahinya. Isakan kecil keluar dari bibir bergetar Lavee, lama kelamaan isakan kecil berubah menjadi tangisan pilu. Mimpi itu kembali lagi, rasa takut, rasa panik, dan rasa sakit kembali datang menyerangnya.

Orang tua serta adiknya datang ke dalam kamarnya menenangkan Lavee, Eirene memeluk putrinya dengan lembut mengusap pelan punggung yang bergetar.

"Mimpi lagi sayang?" Eirene bertanya dengan tangan yang masih mengusap lembut punggu putrinya.

Tak ada suara yang keluar dari mulut gadis itu, hanya anggukan kepala yang menjawab pertanyaan sang mama. Vander berjongkok mengelus sayang kepala Lavee.

"Sweetheart, it's okey. Jangan takut, ada papa, mama, sama dua adik kamu, dan jangan lupa Tuhan selalu lihat kita dan lindungin kita." Vander berusaha menenangkan anak gadisnya dari rasa takutnya.

"Tidur bareng mama ya, sayang. Mama bakalan tunggu kakak disini."

Lagi-lagi Lavee hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Lavee berbaring dengan terus memegang tangan sang mama, lampu dibiarkan menyala. Tak hentinya Eirene membisikan kata-kata ditelinga sang putri, berharap rasa takut dan tangisan Lavee berhenti.

Papa dan adik-adiknya masih berada didalam kamar sampai suara nafas yang terdengar terartur menandakan Lavee sudah tidur lelap. "Kalian berdua ke kamar kalian, biar papa sama mama saja yang disini." Perintah Vander pada kedua putranya.

"Kita disini aja, pa." Sahut Keduanya.

"Nggak, kalian ke kamar kalian saja. Sekarang sudah jam dua pagi, lagi sebentar kalian harus sekolah."

Keduanya hanya menghena nafas kesal. "Oke, pa. Papa juga tidur, mama juga tidur. Jangan mikirin apapun, lagi hamil nanti mama sama adik aku kenapa-napa." Javis memeluk papanya dan mencium lembut mamanya. Diikuti oleh Keenan yang masih tak ada niat untuk meninggalkan kakaknya.

Eirene mengerti bahwa kedua anak laki-lakinya sangat khawatir dengan Eirene, apalagi kondisi seperti ini lagi-lagi kambuh. "It's oke, Kee. Kakak besok bakalan baik kok, btw ijinin kakak ya besok. Mama mau saja konsul lagi,"

"Okey, Ma. Sleep well, love you." Kedua anak laki-laki mereka meninggalkan kamar sang kakak, pasti keduanya sangat tak setuju tapi mereka juga tak mau membantah perkataan sang papa.

Vander mendekat kearah Eirene. "Kamu tidur juga, ini sudah pagi. Biar nggak drop." Vander memerintahkan istrinya agar ikut tidur bersama putri mereka. Biar Vander yang terjaga.

GENTALA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang