YES!

1.7K 209 18
                                    

Tak terasa, sudah hampir dua minggu usia pernikahan Andin dan aLdebaran. Setelah menikah, kegiatan Andin hanya di rumah dan sesekali berkunjung ke rumah orang tuanya maupun ke rumah orang tua aLdebaran. Saat ini mereka masih tinggal di apartemen mewah di bilangan Jakarta.

Semua fasilitas Andin dapatkan. aLdebaran benar-benar menyiapkan semuanya untuk Andin. Semua peralatan yang Andin butuhkan pasti disediakan. Sudah beberapa hari ini, Andin sedang rajin membuat kue. Kue buatannya selalu dipuji oleh suami tercintanya. aLdebaran pasti selalu bilang enak. Sesekali, ia pun mengirim kue-kue buatannya ke rumah orang tuanya ataupun ke rumah aLdebaran agar semua orang bisa mencicipi kue buatan Andin.

aLdebaran senang, ketika Andin bisa menikmati waktunya ketika dirumah. Ia pun rajin untuk menelepon istrinya memastikan Andin tidak terlalu capek juga untuk berkegiatan walaupun hanya di rumah. 

Tak terasa acara pernikahan Roy akan diselenggarakan sebentar lagi, dengan kata lain acara resepsi mereka pun akan segera tiba. Andin sesekali memeriksa beberapa barang yang akan dibawa ke Bali. Ia sudah mempersiapkan jauh-jauh hari barang-barang yang akan dibawa.

Namun, ada yang berbeda dengan kondisi Andin sejak kemarin sore. Setelah membuat kue ia merasa pusing dan tidak enak badan. Ia merasa sedikit mual mencium aroma kue yang tercium oleh hidungnya, karena biasanya ia tidak apa-apa ketika mencium aroma kue yang sudah matang.

Andin bertanya-tanya, ada apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya. 
Ia masih menyembunyikan hal ini dari aLdebaran. Ia masih menahan rasa sakitnya sejak kemarin sore, karena ia merasa hal ini akan membaik setelah ia istirahat. 

Pagi ini, setelah bangun tidur dan menyiapkan keperluan aLdebaran kerja ia langsung bersandar di sofa.
Andin masih merasa pusing. 
aLdebaran yang keluar dari kamar agak heran melihat Andin sedang memijat-mijat kepalanya sambil memejamkan mata.

"Ndin…"

"Hmmmm, ya sayang…"
Andin membuka mata perlahan dan menoleh ke arah sumber suara.

"Kamu kenapa?"

"Gapapa…."

aLdebaran yang merasa khawatir melihat kondisi Andin langsung mendekati istrinya tersebut.

aLdebaran mengecek suhu badan Andin dengan memegang pipi Andin.

"Agak hangat badan kamu Ndin, kita ke dokter yaa…"

"Gak Mas.. gak usah… aku baik-baik aja kok sayang. Cuma sedikit pusing aja. Mungkin kecapekan. Abis ini aku bisa istirahat kok…"

"Gak bisa Ndin, saya khawatir sama kamu. Kita periksa aja ke dokter ya. Saya gak mau kamu kenapa-kenapa…"

"Mas… beneran aku gapapa. Kamu juga kan pagi ini ada meeting sama klien. Udah aku bisa istirahat kok. Nanti pasti membaik."

"Beneran?"

"Iyaa sayang… udah aaahh. Itu uda waktunya kamu berangkat. Sarapan dulu yukkk…"

"Hmmmmmffhh oke… yaudah yukk kita sarapan…"

"Iyaa Mas…"

Mereka berdua menuju meja makan. Andin yang masih merasa kepalanya pusing berjalan sambil digandeng aLdebaran. Saat di meja makan pun, ia kurang semangat untuk sarapan.

"Ndin… please yaa kita ke dokter. Atau minimal saya panggil dokter kesini aja buat periksa kamu."

"Mas… please buat kali ini kamu turutin aku yaa.. aku gapapa sayang. Beneran…."

"Iyaa iyaa… yaudah begitu saya berangkat. Kamu langsung istirahat ya. Gak usah ngapa-ngapain."

"Iyaa Mas…."

our L.O.V.E storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang