OB :: [1]

22.5K 1.8K 203
                                    

Ceklek

Pria kelahiran Juni itu mengalihkan atensinya dari berkas-berkas di atas meja. Menarik kedua sudut bibirnya kala sang suami mungil mengintip dari sela-sela pintu.

Haechan memundurkan kursinya, gestur tangannya bergerak meminta Renjun untuk masuk dan duduk di pangkuannya. Si manis tersenyum senang, berlari kecil menghampiri Haechan dan mendudukkan dirinya di paha sang suami.

Tangannya bergerak melilitkan tangan Haechan untuk memeluk dirinya.

"Kenapa sayang?" Haechan mengelus pelan perut rata Renjun, ia menumpukan dagunya di bahu sempit si manis.

Renjun menggeleng, menunduk memainkan jari-jarinya, "Kamu jadi pergi?"

"Iya, mau ikut?"

Gelengan kembali Haechan dapatkan dari suami kecilnya, "Aku sendirian dong?"

"Seminggu, gapapa kan? Aku cepet kok kerjanya." Haechan berusaha meyakinkan Renjun kalau ia akan pulang dengan secepat mungkin.

Renjun menghela nafas, tangannya bergerak mengelus surai halus Haechan di bahunya.

Keduanya sama-sama terdiam, menikmati sentuhan yang diberikan pasangannya masing-masing. 3 tahun bersama membuat Haechan dan Renjun semakin lengket, keduanya benar-benar akan menempel kalau di rumah.

Haechan yang tidak bisa jauh dari Renjun begitupun sebaliknya. Tapi besok, pria tan itu harus pergi ke luar negeri demi menemui kakak pertamanya yang membutuhkan bantuan dirinya. Mau tidak mau, ia harus meninggalkan suaminya sendiri.

Mungkin ia akan meminta bantuan Chenle untuk menemani Renjun, pemuda Zhong atau sekarang telah menjadi Park itu pasti bisa diandalkan.

"Sayang,"

Panggil Haechan memecah keheningan, Renjun bergumam pelan merespon panggilan tersebut.

"Sekali ayo."

Plak!

"Aww! Sakit..."

"Jangan macem-macem ya! Baru juga semalem, udah kerja aja yang bener!"

Haechan mencebik, melepaskan dekapannya dan mendorong pelan tubuh si manis agar turun dari pangkuannya. "Yaudah sana kamu tidur, aku mau kerja."

"Males, Haechan baperan. Ngambek mulu, tukeran aja gimana? Aku jadi dominannya."

Berbanding terbalik dengan ucapannya, bilang ingin jadi dominan tapi yang di lakukan pemuda manis itu malah semakin menyenderkan punggungnya di tubuh Haechan, menarik tangan kiri pemuda itu untuk ia mainkan jari-jarinya dan jangan lupakan bibir yang mengerucut lucu.

Kalau dua-duanya lagi ngambek gini, siapa dong yang ngalah?

Nggak ada.

Dibuktikan dengan Haechan yang berusaha abai dengan menggenggam kembali bolpoin nya, menumpukan dagunya di bahu si manis seraya membaca berkasnya satu persatu.

Iya, ini cara ngambek mereka. Walau ngambek, skinship nomor 1.

Dering ponsel milik Haechan memecah keheningan di ruangan tersebut. Baik si empu ponsel atau Renjun sama-sama melirik ke layar menyala di benda persegi panjang itu. Nama yang asing di mata Renjun membuat alisnya menukik.

Haechan menggeser ikon telepon berwarna hijau, kemudian mengaktifkan fitur pengeras suara. "Halo."

"LEE HAECHAN!" Teriak seseorang di ujung sana.

Yang diteriaki berdecak malas, "Apaan sih?"

"MANA DATA YANG GUE MINTA?!"

"Tanya Jaemin lah, ngapain nanya gue."

Our Baby | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang