"Huek-"
Renjun mengurut-urut tengkuk Haechan sejak beberapa menit yang lalu, walau dengan mata tertutup karena masih ngantuk berat.
Ia membuka matanya kala mendengar geraman pelan dari sang suami, Haechan terduduk di lantai kamar mandi mereka seraya memijat dahinya sendiri. Sesekali pria tan itu meringis pelan.
"Renjun." Panggil Haechan lirih.
Yang dipanggil dengan cepat mendekat, berlutut di depan Haechan kemudian menggantikan tugas tangan lelaki di depannya untuk memijat.
"Ke dokter ya Chan?" Usulan Renjun mendapat anggukan dari Haechan.
"Mual, aku pusing." Adu Haechan pada istrinya dengan nada manja seperti biasa. Renjun mengangguk, tetap fokus memijat dahi lelaki di depannya, yang penting saat ini rasa pusing suaminya sedikit mereda.
"Sayang," Panggil Haechan lagi. Renjun berdeham sebagai respon, menghentikan kegiatannya sebelum menatap mata suaminya.
"Kayaknya aku hamil, sejak 3 hari yang lalu, pasti aku lagi morning sickness."
Hening.
Renjun hanya diam mendengar penuturan sembarang Haechan, bukan kenapa-napa, tapi otaknya masih memproses apa maksud dari perkataan suaminya.
"HAH?! KAMU HAMIL ANAK SIAPA HAECHAN?!"
Yang diteriaki berjengit kaget dan refleks menutup matanya kala Renjun berteriak kencang tepat di depan wajah.
"Aku nggak tau!" Jawabnya sedikit berteriak.
Renjun berdecak, menangkup wajah yang lebih muda beberapa bulan, meminta Haechan untuk membuka mata dan menatapnya.
Haechan menggeleng pelan, ia sudah bisa menebak bagaimana ekspresi marah Renjun saat ini.
"Liat aku dulu. Kenapa takut?" Tanya Renjun sambil menepuk-nepuk pipi pria di depannya.
"Kamu di tusuk siapa?" Tanya Renjun lagi, kali ini mendapat gelengan dari Haechan.
"Nggak tau atau nggak mau bilang?"
Mata Haechan perlahan terbuka, langsung bertubrukan dengan sorot tajam milik sang submisif manis di depannya.
"Aku nggak pernah di tusuk siapa-siapa."
Plak!
"Kalau gitu ya nggak usah mikir kalau kamu hamil, bodoh!" Omel si manis seraya memukul lengan sang dominan cukup kencang.
"Kan kirain aja."
"Nggak bisa, kecuali kamu udah di tusuk. Ayo ke kamar, disini dingin." Renjun bangkit dari posisi berlututnya, menarik lengan Haechan untuk bangkit juga dan menuntun pria itu kembali ke ranjang.
Sesampainya, Haechan mendudukkan diri si pinggir ranjang sementara kedua tangannya menarik pinggang si manis agar mendekat. Memeluk pinggang ramping Renjun dan melesakkan wajahnya di perut rata sang istri.
Renjun hanya menurut, jari-jemarinya bergerak pelan menyisir rambut kelam milik Haechan yang berantakan. Sesekali ia memijat pelan kepala Haechan saat pria itu merengek pusing.
"Sekarang hari minggu, mama mau kesini Chan." Lapor Renjun.
"Mama siapa?" Tanya Haechan dengan suara teredam.
"Kamu."
"Mama kamu juga."
Renjun terkekeh, mencubit gemas pipi Haechan yang semakin berisi selama seminggu tinggal bersama kakak pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby | Hyuckren
Fanfiction[NP S2 :: Our Baby.] Renjun yang sedang mengandung itu mengerikan menurut Haechan, pemuda manisnya seakan-akan memiliki dua jiwa dalam satu tubuh. Renjun juga merasakan hal yang sama, Haechan seperti memiliki dua jiwa dalam satu tubuh.