OB :: [5]

10.5K 1.3K 43
                                    

Renjun menghela nafas kasar melihat sepasang kekasih di depannya, Jisung dan Chenle asik berebut permen kapas sedangkan dirinya hanya diam memperhatikan pertikaian mereka dengan dua tangan menggenggam kantung berisi jajanan mereka bertiga.

Niat hati ingin menghibur diri, jalan santai keluar area perumahannya sembari membeli ini itu.

Ekspetasinya terlalu tinggi, karena realitanya ia seperti mengasuh dua anak kecil yang merengek padanya untuk membeli ini dan itu. Memang salahnya karena menyetujui perkataan Chenle dan Jisung yang mengajaknya jalan-jalan sambil menunggu Haechan tiba di rumah.

Kalau tau begini, lebih baik ia menonton film di rumah, menghemat tenaga.

"Bagi dikit doang Sung! Pelit banget heran."

"Panggil hyung dulu."

"Jangan menghayal, kamu sama aku itu tuaan aku!"

"Beberapa bulan doang."

Renjun mendesah lelah, kaki, tangan, dan telinganya sudah memintanya untuk beristirahat dan pergi meninggalkan dua orang di depannya.

"Chenle." Panggil Renjun, ia meminta pemuda asal China itu untuk gantian memegang kantung belanjaan sebelum pergi begitu saja meninggalkan dua bocah tersebut.

"Hyung!" Teriak Jisung kala punggung sempit Renjun sudah menghilang ditelan kerumunan orang-orang.

"Renjun hyung mau kemana Sung?!"

"Lah? Kok tanya aku?!"

"Ish! Nanti Renjun hyung hilang gimana?! Kamu mau beneran di potong kepalanya sama Haechan hyung?!"

"Kamu sih segala mau ngerebut permen kapas aku!"

"Kok jadi malah nyalahin aku? Padahal tinggal kasih aja, orang aku mau gigit dikit aja!"

"Kan tadi aku tawarin kamu mau beli atau enggak! Katanya enggak, tapi punya aku diminta. Ini enak tau, aku nggak mau bagi kamu! Sayang-sayang."

"Pelit banget sama pasangan sendiri!"

"Kamu kan sultan, beli sekalian sama penjualnya juga bisa! Kenapa minta?!"

"Aku-" Ucapan Chenle terhenti kala sebuah permen kapas besar terpampang di depan wajahnya. Ia menoleh, mendapati Renjun dengan senyum tipis menatapnya.

"Masalah selesai. Jangan berantem lagi." Tutur Renjun.

"Sekarang gigit." Titah si manis. Tanpa menunggu lama, Chenle menggigit makanan tersebut.

"Udah?" Chenle mengangguk.

"Jisung pegang, sekarang kalian punya satu-satu. Jangan berebut lagi." Ujarnya, menyuruh Jisung membawa permen kapas yang ia beli untuk Chenle sebelum berjalan mendahului dua bocah di belakangnya.

Pulang.

Itu tujuannya sekarang.

Ia sudah lelah mengasuh Jisung dan Chenle, lagipula ini sudah jam 5 lewat. Waktunya ia untuk memakan semua jajanannya di rumah.

......

"Udah sana pulang. Gue pusing denger suara kalian berdua, serius." Ucap Renjun seraya memberikan sekantung penuh makanan ke tangan Jisung.

"Dia duluan yang ngajak ribut." Adu Jisung menunjuk Chenle.

Yang disebut tentu saja tidak terima, Chenle merasa kalau Jisung lah yang memancingnya duluan.

"Kamu!" Bantah Chenle.

"Udah! Berisik amat!" Teriak Renjun kesal. Ia mendorong pelan bahu yang lebih muda agar segera berbalik dan pulang.

Our Baby | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang