OB :: [12]

7.1K 975 95
                                    

"Kalian pulang kapan?" Tanya Renjun sela-sela kegiatan memakan sup yang Renzio buatkan untuknya dan Lucas.

Renjun sengaja menyuruh si kembaran memasak untuknya hanya karena penasaran dengan skill memasak Renzio, adiknya itu memiliki skill memasak diatas rata-rata. Walau dirinya jarang berkirim pesan dengan sang adik, jangan kira Renjun tidak tau bagaimana keseharian pemuda itu.

Selama Lucas masih hidup, Lucas akan tetap menjadi mata Renjun di China sana.

Pemuda Huang berbadan paling besar disana mencebik, "Baru dateng, udah disuruh pulang aja."

"Nanya aja, siapa tau berubah pikiran." Ucap Renjun tanpa menatap dua pemuda di depannya.

Lucas berdecak, "Gue gak bawa baju."

Kini Renjun mendongak, sebelah sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah seringai jahil di wajah manis miliknya, "Siapa juga yang ngajak lo nginep? Gue mau Renzio bukan lo."

"Sialan." Umpat Lucas kesal. Berhasil membuat gelak tawa keluar dari si kembar. Ekspresi kesal sepupu mereka yang membuat keduanya tertawa.

"Bercanda."

"Nyenye. Gue ada kerjaan disini, Dejun minta di wakilin ketemu Jeno."

"Nah, Renzio pasti sendirian kan? Gue juga sendiri. Butuh temen, temen gue disini Chenle doang. Sedih banget gak tuh, mau jalan-jalan kaga punya motor, kaga punya mobil."

"Bukannya lo punya?"

"Di ambil mama, katanya pake mobil Haechan aja, emang sinting. Dikata Haechan ke kantor jalan kaki kali ya?"

"Oh, tadi lo keringetan abis dari mana?"

"Minimarket depan, deket kok. OH IYA!"

Teriakan tiba-tiba Renjun membuat dua orang lainnya sedikit terkejut. Pria manis itu segera bangkit dari duduknya dan berlari menuju ruang tengah, meninggalkan Lucas dan Renzio yang saling bertatapan karena bingung.

Renjun mengangkat-angkat bantal sofa demi mencari ponselnya yang sedari tadi ia tinggalkan.

Saat ketemu, Renjun segera membanting tubuhnya ke sofa. Kalau Haechan liat, sudah pasti pria manis itu akan di cubit atau diceramahi sampai telinga Renjun panas.

Jarinya bergerak menekan kontak si suami.

"Halo." Sapa Haechan di ujung sana.

"Haechan, pulang nanti beliin aku ice cream dong, 5 ya." Pinta Renjun langsung tanpa basa-basi.

"Hah? 5? Apa gak kebanyakan? Kamu bisa habisinnya?"

"Bisa kok, lagian kan bisa di taro di kulkas sisanya. Uangnya nanti aku ganti."

"Jangan ngada-ngada. Mau rasa apa? Apa aja ya, aku males nyari soalnya."

"Enggak usah nanya sih Chan kalau ujungnya kamu males."

"Hahaha."

"Nggak usah ketawa! Ketawa kamu jelek."

"Iya gapapa, katain aja aku terus."

"Kamu pulang kapan?"

"3 jam lagi."

"Oh oke, beli 10 ya."

"Nambah lagi? 10 itu kebanyakan sayang."

"Ada Renzio sama Lucas disini."

"Pantes, yaudah, aku beli. Ada lagi?"

"Hmm... Enggak ada sih kayaknya."

"Oke, kalau ada tambahan, bilang."

"Iya, udah kok. Aku tutup ya?"

Our Baby | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang