Haii readers...
Jangan lupa follow author yh...HAPPY READING
-------
"Tasya" kaget laki laki itu.Sedangkan Acha yang merasa namanya di panggil pun menoleh. Vano menggeram marah kenapa laki laki ini ada di apartemen nya. Tapi tak urung membuat nya tetap memasuki lift itu.
"Ngapain Lo kesini" ucap dingin Vano.
"Bukan urusan Lo" dingin Karel.
"Tasya.. Lo kenapa?" Lanjut nya karna melihat Acha berada di gendongan Vano."Bukan urusan Lo" balas Vano tak kalah dingin. Sedangkan Karel yang kalah mutlak diam tapi tatapan nya berpindah ke Acha yang hanya menonton perdebatan mereka.
Vano yang melihat itu lantas membelakangi Karel. Ia tak ingin istrinya ini diliat oleh laki laki lain selain keluarga nya tentu. Acha yang memang sedari tadi mengantuk hanya melihat tanpa ingin ikut menengahi mereka.
Ting...
Suara lift terbuka dengan cepat Vano keluar tak ingin berlama lama dengan makhluk satu itu.
Vano langsung masuk kedalam apartment nya. Sedangkan Acha sudah mulai sayup sayup terlelap. Vano yang mengetahui nya langsung menuju kamar meletakkan Acha di atas kamar.
Dengan perlahan ia mulai melepaskan sepatu dan kaos kaki nya. Kemudian Vano berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah keluar Vano mengusap rambut nya dengan handuk. Lalu ia bercermin di pantulan cermin itu terdapat Acha yang terlelap.
Ia tersenyum penuh arti. Tak ingin berlama lama langsung Vano masuk kedalam selimut dan memeluk Acha dari belakang.
~~~~
Tak terasa hari demi hari. Ica sudah berada di dalam novel selama seminggu. Setiap hari nya ia lewati dengan senang bahkan sekarang hubungan nya dengan Zea sudah bersahabat.
Zea tak lagi mengejar Nathan. Sejak Acha bersahabat dengan Zea ia tahu mengapa Zea mengejar ngejar Nathan karena hanya ingin memiliki teman. Dengan Zea dekat dengan Nathan pasti banyak yang berteman dengan nya.
Sedang kan Raissa ia pun sudah mengenal nya. Mereka sudah bersahabat bahkan Zea dan Raissa akur hanya pertengkaran kecil yang terjadi diantara nya.
Tapi entah mengapa hari ini hatinya ingin sekali bertemu mama nya. Karna meski di dunia novel Acha memiliki keluarga yang tak peduli dengan nya. Jadi ia merindukan kasih sayang seorang ibu.
Sekarang ia berada di taman dekat apartment. Acha kesini untuk menenangkan diri ia pergi dari apartment saat Vano sedang pergi untuk bertemu para sahabat nya. Bukanya Vano tak mengajak nya hanya Acha sendiri yang menolak nya karna ia mengantuk padahal diri nya hanya ingin sendiri.
Acha melihat ke arah seorang anak kecil yang bermain bersama ibunya. Tak terasa air matanya menetes. Acha sangat merindukan mama nya.
Flasback on
Brakk...
Badan mungil itu terpental jauh darah berceceran di sekujur tubuh nya.
Pak Jono yang melihat itu lantas menghampiri tubuh nona nya itu. Dengan cepat ia mengeluarkan kan handphone nya dan menghubungi nyonya nya. Tak lama telpon bersambung.
"Halo"
"H-halo ny-nyonya.. Nona nyonya" gugup pak Jono
"Ica kenapa pak?" Terbesit kekhawatiran disebrang sana..
"N-nona kecelakaan nyonya" panik pak Jono
Deg..
"Nyonya?"
"..."
Sambungan terputus sepihak.Tiba tiba ambulance datang. Tapi entah siaa yang memanggilnya. Mungkin warga sekitar. Tak menunggu waktu lagi ambulance itu melaju cepat semua kendaraan memberi jalan untuk ambulance tersebut.
Tak menunggu waktu lagi tubuh Ica masuk ruang operasi. Pak Jono hanya menunggu diluar. Tak lama ada seseorang berteriak memanggil nama pak Jono.
"PAK JONO" panggil Dhea berteriak. Dhea berlari ke arah pak Jono. Sedangkan pak Jono yang merasa terpanggil menoleh.
"Gimana pak, Ica nggak papa kan?" Panik Dhea.
"Non Queen masih di dalam nyonya" jawab pak Jono bergemetar. Lalu ia bersimpuh di hadapan Dhea."Maaf kan saya nyonya, kalo saja saya berhasil memberhentikan non Queen pasti nggak akan seperti ini" sesal pak Jono.
Sedangkan Dhea yang tak tahu menahu ikut berjongkok di hadapan pak Jono.
"Tenang pak mungkin ini sudah takdir, sekarang ceritakan bagaimana bisa Ica seperti ini pak..hiks" tangis nya pecah karna anak semata wayang nya mengalami hal yang tak mengenakan.
Dan mengalir lah cerita bagaimana Ica bisa sampai seperti ini. Hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatian keduanya.
Cklek....
"Keluarga dari saudari Gritte Queenby Wijaya?" Itulah nama asli Ica entah mengapa ibunya memanggilnya Ica
"Saya ibunya dok" Dhea menghampiri dokter tersebut.
"Baiklah ikut ke ruangan saya" Dhea mengikuti dokter tersebut di belakang nya.
"Begini Bu. Untuk sekarang nona Queen sudah melewati masa kritis nya"
Kata kata itu membuat Dhea berseri seri tak tak lama ia merasa terhantam batu besar.
" Tetapi saat ini nona Queen mengalami koma disebakan benturan di kepala nya"
Flasback off.
Disaat Acha termenung tiba tiba ada yang menepuk pundak nya. Disaat Acha menoleh ia membelalak kan matanya disana terdapat Vano yang menatap nya tajam.
"Kamu ngapain disini" dingin Vano yang membuatnya menciut.
"Nggak ngapa ngapa in, cuma cari udara aja" elak Acha. Membuat Vano semakin marah langsung ia menyeret Acha sedikit kasar hingga Acha meringis kesakitan bukanya Vano melepaskan ia semakin menarik Acha kesebelah mobil nya yang terparkir di pinggir jalan.
"Awh.. sakit Vano.. hiks" tangis Acha. Vamo seakan tersadar akan apa yang ia perbuat lantas mengendur kan pegangannya.
"Maaf ya.. sakit? Kamu sih lagian ngapain disini nggak ngajakin aku" kesal Vano.
Acha diam tak merespon ia hanya fokus pada kucing yang tengah berada di pinggir jalan yang akan menyebrang.Tiba tiba kucing itu melompat ketengah jalan membuat Acha membantu kucing itu supaya tak tertabrak. Tapi naas ada truk yang melaju kencang ke arah nya.
Tubuhnya terserempet truk tersebut membuat nya terjungkal jauh. Tapi yang mengherankan tak terasa sakit sama sekali di tubuhnya. Ada yang aneh mengapa kucing itu terlihat tak asing.
~~~~
Disebuah ruangan rumah sakit terdapat seorang gadis yang terbaring diatas brangkar dengan tangan ter infus. Tiba tiba sebuah lenguhan memenuhi ruangan itu.
Eghh...
Mata gadis itu terbuka.
---------
Penasaran? Tunggu chapter berikutnya yh..Babay...
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS
Fantasia"kamu nggak boleh deket deket sama dia" ucap Vano. entah mengapa dia merasa tersaingi oleh laki laki itu. "Tapi kan Karel baik, Acha suka"ucap Acha dengan wajah cemberut nya yang menambah kadar keimutan nya. Dan itu membuat Vano ingin mencubit pipi...