BAGIAN 16

5.1K 355 5
                                    

Hai readers....

HAPPY READING.
-------

"Maaf" ucap Acha meski harus dengan suara bergetar antara menahan pedas dan tangis.

"Kalo di bilangin itu nurut" tegas Vano sambil melirik Acha yang menunduk. Acha mengangguk pelan.

"Sekarang masih pedes?" Tanya Vano. Acha mengangguk lagi.

"Tatap mata aku Acha" melihat Acha yang terus menunduk Vano geram langsung menarik lembut dagu Acha menghadap nya.

Mata berair Acha membuat Vano iba.

"Mau pedes nya ilang nggak?" Tawar Vano yang mendapat anggukan cepat dari sang empu.

"Buka mulut nya coba" ucap Vano yang tak di mengerti Acha tapi tak urung untuk melakukan.

Vano langsung mencium Acha lebih tepat nya memasuk kan mulut nya untuk menyesap lidah Acha.

Saat Acha akan menutup mulut nya Vano malah melumat nya. Vano mulai menyesap setiap bagian mulut Acha. Hingga Acha memukul bahu Vano karna kehabisan nafas.
Vano pun lantas melepaskan meski tak rela.

Acha meraup rakus oksigen lalu menatap Vano sambil terengah-engah.

"Udah nggak pedes kan?" Tanya Vano dengan nada sedikit sombong nya. Acha mengangguk cepat.

"Iya udah ilang cepet banget, wahh Vano hebat" girang Acha sambil bertepuk tangan.
Tak lama senyuman itu pudar di gantikan wajah murung.

"Kenapa hm?" Ucap Vano seraya mendongakkan wajah Acha menghadap nya.

"Tapi Acha mau seblak" lirih Acha yang di dengar oleh Vano. Membuat Vano pun memiliki ide.

"Ya udah ayo kita ke rumah bunda" ajak Vano. Membuat Acha mendongak menatap Vano dengan mata berbinar. Ia mengangguk cepat.Acha tak pernah bertemu bunda orang tua dari Vano.

~~~

15 menit lama perjalanan akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Dirgantara.

Mereka sampai di kediaman rumah mewah
tersebut.

"Ayok masuk" ajak Vano sambil menarik Acha yang hanya di angguki gadis itu.

"Assalamualaikum" ucap keduanya saat memasuki pintu.

"Waalaikumsalam" jawab mereka semua yang ada disana lebih tepat nya suara tersebut berasal dari ruang keluarga lantas Vano berjalan ke sana.

"Ehh.. ada menantu mama" sapa bunda Vano -Santi Carloza Dirgantara. Acha pun tersenyum lebar ke arah Santi yang berada di ruang keluarga bersama adik dan ayah Vano.

Orang tau Vano memang tidak tau kalau Acha pernah mengalami kecelakaan.
,
Lalu Vano menyalimi punggung tangan Santi beserta ayah nya yang di ikuti oleh Acha.

"Menantu kesayangan mama ngapain ke
sini hm?" Tanya Santi yang merangkul pundak Acha dari samping.

"Acha mau seblak Bun" rengek Acha memang hubungan kedua nya seperti ibu anak bahkan Santi lebih perhatian kepada Acha meski begitu rasa sayang nya sama rata tak ada yang di bandingkan

"Bagus anak nya siapa, yang di tanya siapa?"
Sewot Vano dengan memutar bola matanya malas. Tapi ia beruntung bunda nya lebih menyayangi Acha karna ia tau Acha butuh kasih sayang orang tua.

"Emang Lo anak pungut bang" timpal mengejek remaja laki laki yang duduk di sofa -Geovino Raja Dirgantara.

Raja tak mau di panggil vino karna ia merasa nama nya pasaran seperti Vano jadi ia hanya ingin di panggil nama tengah nya saja.

"Apa Lo bilang, sini Lo" sungut Vano dengan tangan yang menunjukkan bogeman nya.

"Udah berantem mulu kerjaan kalian" lerai pria paru baya meski begitu ia masih terlihat gagah yang sedari tadi menonton
-Surya Dirgantara.

Sedangkan para wanita beda genre itu hanya melihat pertengkaran kecil tersebut.

Vano hanya melotot ke arah raja yang di balas cengiran dan 2 jari.

"Udah kalian sama aja?! Ayo nak kita buat seblak" ucap Santi melembut di akhir kalimat seraya menuntun Acha ke arah dapur.

Sontak hal tersebut membuat ketiga pria itu menganga. Lalu Vano sadar dan berteriak karna jarak mereka sudah cukup jauh.

"Seblak nya jangan pedes Bun, sama jangan ada luka" lantang Vano membuat 2 orang di dekatnya menutup telinga.

Dan membuat Surya menggeplak bahu vano yang di balas risingisan kecil. Hal itu di tertawai raja yang mendapat pelototan oleh Vano.

Raja yang mendapat sinyal bahaya ia bersiap siap akan kabur.

"E-eh Raja lagi banyak tugas, mau ke kamar dulu" raja langsung berlari ke arah tangga menuju ke atas. Membuat Vano mendengus sebal.

Lalu tak lama mendengar teriakan dari arah dapur. Membuat Vano dan Surya lantas berlari ke arah tersebut.

"Akhhhhh"

------
Ada apa yh kita kira?

Kita lanjut chapter selanjutnya...

Babay...

TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang