Bagian 10

8K 578 2
                                    

Hai readers.
Jangan lupa vote yh.

HAPPY READING
------

"V-vano" gagap Acha. Sedangkan Vano mematung melihat Acha yang begitu cantik meski hanya polesan make up tipis.

Sedangkan Acha yang melihat Vano terdiam bertambah gugup. Karena wajah Vano yang datar tapi Acha tak tau saja bahwa Vano memandang takjud ke arahnya.

"Vano..aku cum-" tiba tiba Vano menarik Acha. Sedangkan para sahabatnya hanya melihat saat Raissa akan mengejar Acha tangan nya dicekal oleh Nathan.

"Biarin itu urusan mereka" nasihat Nathan.
Raissa pun mengangguk.

Sedangkan pasutri tersebut sudah berada di kamar atas. Acha hanya menunduk takut mendapat amukan sang singa. Vano yang menyadari itu terlintas ide jail nya.

"V-vano Acha cuma main kok, jangan marah ya" menatap Vano dengan mata berkaca kaca. Vano glagapan bisa bahaya jika Acha menangis.

"Siapa yang marah hmm?" Ucap nya sambil menarik acha ke dekapan nya.
"Jadi  Vano nggak marah" tanya Acha dengan mendongak kan kepala nya dan dagu yang menempel di dada Vano.

"Enggak, udah ya jangan nangis nanti make up nya luntur" ucap Vano dengan menghapus sisa air mata yang berada di sudut mata Acha.

"Iya.. emhh Vano" panggil Acha. Vano hanya berdehem membalasnya. Posisi mereka tetap berpelukan seperti itu.

"Acha cantik nggak?" Ucap Acha dengan melepaskan pelukan dan berputar putar di depan Vano. Vano melihat itu dengan takjub

"Istri siapa sihh cantik banget" ucap Vano langsung mencium seluruh wajah Acha.

"Ihh Vano jangan cium cium nanti bibirnya kena bedak" ucap Acha dengan melotot kan matanya padahal tak memancar wajah garang malah terlihat imut.

"Ya udah ilangin" ucap Vano dengan memonyongkan bibir nya. Dengan cekatan Acha menghapus make up yang tersisa di bibir Vano.

"Vano.. cantik nggak pakek lipstik warna merah" memang sedari tadi Acha memakai lipstik merah tapi tidak terang. Tiba tiba ide jail muncul di fikiran Vano.

"Nggak bagus.. lebih bagusan nggk usah pakek" Acha langsung berjalan menuju cermin untuk memastikan.Benar sih warna merah tidak cocok untuk Acha.

"Em... Warna pink bagus nggak yh" monolog Acha. Vano lantas membalik kan Acha menghadap dirinya.

"Iya pink lebih bagus" timpal Vano. Dengan memandangi bibir merah menggoda itu.
"Ya udah acha hapus dulu" saat Acha hendak  mengambil kapas Vano menghentikan nya.

"Aku aja yang hapus" acha pun memberikan kapas untuk Vano. Tapi Vano malah menaruh kapas tersebut di tempatnya kembali.

"Aku hapus yh" ucap Vano sambil melihat bibir menggoda itu.
"Iya, ta-" Vano lantas mencium bibir Acha hanya mendiamkan bibir nya disana tapi tak lama Vano melumat bibir Acha. Acha yang akan memundur kan Vano menahan tengkuk nya.

Vano melumat dengan halus. Tapi Acha belum juga membalas ciuman itu. Vano yang  geram lantas menggigit kecil bibir bawah Acha. Dengan reflek Acha membuka mulutnya. Vano dengan cekatan memasuk kan lidah nya dan mengabsen setiap inci di dalam nya.

Acha lantas memukul dada Vano ia merasa sesak. Vano yang mengerti melepaskan nya.
Acha menghirup udara dengan rakus.

"Hu.. ha.. Vano kok makan bibir Acha sih" kesal Acha. Vano yang melihat itu ingin rasanya mencubit pipi Acha.

"Itu bukan dimakan sayang, tapi di cium dan yang boleh cium Acha kayak gini cuma Vano paham?" Jelas Vano dengan pengertian.

"Owh..kok tapi enak ya" heran Acha.
"Mau lagi?" Tawar Vano. Memang kesempatan dalam kesempitan. Acha mengangguk cepat.

Vano mendekat dengan menyudutkan Acha di dinding dengan tangan sebagai penahan dirinya. Vano mulai mendekatkan wajah nya dengan miring. Saat bibir kedua nya akan bertemu sebuah ketukan membuat kedua nya berhenti.

"Shit.." desis Vano. Sungguh ingin rasanya menghajar orang tersebut yang sudah berani berani mengganggunya.

Vano berjalan ke arah pintu dan membukanya dan ternyata yang mengetuk nya adalah Kevin. Ia menatap tajam ke arah Kevin.

"Slow boss.. udah pada mau sarapan" ucap Kevin dengan cengengesan. Vano lantas teringat dengan cepat ia masuk kembali tanpa menghiraukan Kevin.

Ia menarik tangan acha tapi saat berada depan pintu Vano berbalik menatap Acha ia melihat bibir Acha dengan lipstik yang berantakan Vano mengambil tisu di atas nakas. Dan membersihkan nya. Acha hanya pasrah bingung.

Saat sudah turun Acha pun mengerti ternyata Vano mengajaknya makan. Acha yang melihat itu bersemangat karna ada ayam kecap disana.

Saat duduk senyum nya luntur karna Vano memberikan nya semangkuk bubur.

"Kamu makan bubur dulu. Kan baru bangun" pengertian Vano.

"Nggak mau.. Acha mau nya itu" rengek Acha dengan menunjuk sepiring ayam kecap.

"Nggak boleh.. kalo nggak mau makan bubur ya udah nggak boleh makan" tegas Vano.

"Ya udah tapi habis ini, minta keju ya" begitu penurut nya Acha ini.

"Iya nanti makan itu" timpal Vano. Sedangkan para sahabat mereka hanya geleng geleng terhadap pasutri tersebut.

------
Jangan lupa vote yh...

Oh iya kalian mau cast siapa, aku udah ada kandidat tapi kayak kurang yakin kalian suka.

Jadi komen di sini yh

Babay....

TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang