BAGIAN 17

5.1K 355 5
                                    

Hai readers...

Makasih yh yang udah tetep setia di lapak aku...

HAPPY READING.
--------

"Akhhhhh"

Teriakan tersebut membuat Surya dan Vano berlari ke arah dapur mereka takut jika sampai terjadi sesuatu istri mereka.

Teriakan tersebut berasal dari Acha. Vano datang dengan tergesa-gesa.

"Kenapa? Kenapa? Kenapa?" Tanya beruntun Vano saat sudah sampai di daun dapur lalu menghampiri Acha.

Acha menyengir sebenarnya ia tak kenapa kenapa. Ia melihat ada kelinci kecil di kandang halaman belakang karna di dapur terdapat pintu kaca yang mengarah langsung di halaman belakang.

"Vano kelinci lucu deh" ucap Acha tak berdosa lalu menghampiri kelinci yang berada di kandang nya itu.

Vano menghela napas lega tapi untung tak terjadi apa apa tapi Vano geram kenapa harus berteriak lantas Vano menghampiri Acha.

Sedangkan kedua pasutri paru baya tersebut menggeleng kan kepala nya. Sebenarnya Santi juga terkejut tiba tiba Acha berteriak tapi untung dirinya tak memiliki riwayat jantung.

Vano yang berada di belakang Acha lantas memeluk nya dari belakang lalu menenggelamkan wajah nya diceruk leher belakang Acha.

"Kamu jangan kayak tadi lagi yah, kamu tau aku khawatir sama kamu tiba tiba teriak" ucap Vano sambil mendusel wajah nya di leher Acha di kalimat nya terdapat kata peringatan namun dengan tutur kata lembut

Acha yang merasa bersalah pun berbalik tapi tangan Vano tetap setia berada di pinggang Acha. Acha menunduk karna ia takut dimarahi oleh Vano.

"Iya maaf" ucap nya sambil menunduk. Vano menarik lembut dagu Acha mendongak nya.

"Lain kali jangan di ulangi yah" tutur Vano sambil mencubit pelan hidung Acha membuat sang empu mengangguk antusias. Santi dan Surya yang melihat kedekatan anak mereka terlihat bahagia dan atas kelakuan Vano mereka bangga karna Vano tak perlu melakukan kekerasan hanya karna urusan sepele.

"Sekarang kamu minta maaf sama bunda sama ayah yah, kasian mereka pasti juga kaget" ucap Vano sambil mengacak pelan rambut Acha. Sedangkan sang empu mengangguk semangat.

Acha berjalan ke dalam lalu berhadapan dengan Santi dan Surya.

"Bunda.. , Acha minta maaf karna ngagetin bunda sama ayah" ucap Acha lirih ia merasa bersalah lalu tangan nya menggapai tangan Santi dan menyalimi nya begitu pun dengan Surya.

"Nggak papan nak" ucap Surya dengan mengusap kepala Acha.

"Udah sekarang kita masak tapi kamu minta seblak kan Acha?" Lerai Santi lalu menggiring Acha untuk ke arah pantry. Sedangkan Vano dan Surya berjalan keluar dari dapur.

Santi membuka kulkas mewah nya yang di dalam nya pasti lengkap isinya.

"Acha isi seblaknya mau apa aja" tanya Santi seraya mengeluarkan bawang bawang an.

"Seadanya aja Bun, acha mau sosis nya yang banyak yah Bun" ujar Acha semangat.

"Iya, ya udah sekarang Acha potong sosis nya bisa kan" ucap Santi meski polos polos begini dulu Acha dan mama sering memasak bersama.

Hingga 45 menit lama nya masakan bunda dan Acha selesai. Seblak yang tak pedas pun jadi serta lauk lain nya untuk makan siang hari ini.

Acha bahkan sampai menelan ludah sendiri saat melihat nya ia tak sabar ingin memakan nya. Saat mereka semua sudah ada di meja makan Surya langsung memimpin doa dan makan dengan hikmat tak ada suara karna memang di keluarga Dirgantara di ajarkan seperti itu.

Acha menikmati seblaknya bahkan ia tak perlu merasa kepedasan saat memakan nya.

Hingga saat sudah selesai makan Acha membantu membawakan piring kotor ke dapur meski sudah di larang oleh Santi.

~~~

Sudah 1 Minggu sejak kejadian Acha meminta seblak hari ini adalah hari Senin.
Di sekolah hari ini terdapat ujian Nasional kelulusan.

Suasana di kelas Acha hening tapi tak di pungkiri Kevin dan Satria saling berbisik di bangku paling belakang mereka saling memberi jawaban.

"Pst.. nomer 12" bisik Satria pada Nathan yang berada di sampingnya beda satu bangku dengan nya.

Nathan hanya menunjukkan angka 2 dengan jari nya yang berarti jawaban nya adalah b Satria mengangguk.

"Sat..25" bisik Kevin pada satria dengan menunjukkan angka 2 dan 5 secara bergantian dengan jarinya.

Satri tak menghiraukan nya. Membuat Kevin semakin genjar berbisik kepada Satria sedangkan sang empu hanya pura pura tak mendengar memang benar benar teman lacknat.

Brakk.......

Suara gebrakan meja membuat Kevin terlonjak kaget. Disana terlihat Pak Bondan selaku pengawas ujian hari ini sedang berkacak pinggang menatap Kevin garang. Sedangkan yang di tatap cengengesan dan menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Kamu ngapain bisik bisik kayak gitu Kevin" tanya garang Pak Bondan.

"Nggak pak?! saya nggak bisik bisik mungkin bapak salah dengar saya ngerjain soal dari tadi" elak Kevin dengan wajah bohong nya.

"Kamu pikir bapak tuli apa?! Orang kamu bisik bisik bapak tau kamu mau nyontekan. Setidak nya kamu jawab sebisa mungkin jangan jadi beban teman jadi beban orangtua aja udah susah nah ini mau nyusahin orang" ceramah panjang pak Bondan memang pak Bondan adalah guru yang termasuk kategori guru yang kalo ngomong ceplas ceplos.

Kevin menganga mengapa dengan gurunya ini.

"Sudah sudah cepat kalian kerjakan" perintah pak Bondan sedangkan satria hanya menahan tawanya mendengar itu.

----------

Hai?!

Aku jarang up yh maaf..
Aku lagi sibuk sama urusan sekolah apalagi gk ada waktu meski ada itu pun aku sempetin buat ngarang cerita meski harus nyicil nyicil.

Kalian jangan bosen bosen yh..
Jangan pindah lapak juga..

Babay....

TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang