Hai hai hai
Hallo semua
Aku balik lagi...Aku terharu banget sama kalian yang masih setia di lapak aku..
Makasih banget yh..HAPPY READING
-------Keheningan mulai melanda kedua nya. Bukan karena apa, tapi karena Acha yang tertidur.
Hingga Vano tak sengaja melindas jalanan yang tak rata dan membuat mobil sedikit terhuyung ke depan tapi untung nya saat mendudukkan Acha tadi ia sudah memasang kan selfbelt nya.
Hingga Acha tak terlalu terhuyung ke depan. Tapi lenguhan kecil keluar dari mulut kecil pink milik Acha. Vano yang mendengar nya reflek mengusap kecil kening Acha seraya berkata.
"Sttts.. bobok lagi" usapan yang di berikan Vano membuat Acha terlelap kembali. Meski Vano marah akan sifat acha yang keras kepala tadi tapi ia tak tega melihat Acha yang terbangun karna dirinya.
Hingga tak terasa mereka sampai di rumah kenapa di rumah ia bisa langsung memanggil dokter ke rumah tak perlu bolak balik karena rumah sakit dan rumah nya searah tapi lebih jauh rumah sakit. Sebenarnya ada Puskesmas di sekitar sekolah tapi masih dalam masa pembangunan.
Tin..tin..
Gerbang terbuka bukan gerbang otomatis melainkan Mang Udin selaku satpam rumah membukakan gerbang untuk majikan nya.
Mobil Honda Jazz berwana kuning itu masuk ke halaman. Kenapa mobil itu? Karena itu salah satu mobil ke sukaan Acha dan satu nya adalah Jeep. Entah lah ini juga salah satu keanehan Acha.
Vano mulai memutari mobil dan menggendong Acha ala bridal style dan mulai masuk ke dalam rumah. Sesampainya di kamar Vano meletakkan Acha dengan perlahan ke atas kasur.
Mulai melepaskan sepatu kets putih milik Acha dan kaos kaki serta jas seragam beserta dasi nya dan ikat rambut Acha supaya tak pusing saat terbangun. Ia juga mulai melepaskan jas nya dan mengambil handuk untuk menjernihkan kepalanya untuk meredam emosi nya tadi.
10 menit kemudian...
Vano selesai keluar kamar mandi dengan handuk yang bertengger di pinggang nya lalu mulai berjalan ke arah walk in closet sebelum nya ia sudah menelfon dokter keluarga nya untuk segera ke sini mungkin beberapa menit lagi sampai.
Vano selesai berganti dengan kaos hitam simpel dan dangan celana pendek cream dengan rambut yang masih basah. Ia mendekati Acha yang masih di posisi sama tapi beda nya banyak keringat di dahi Acha.
Tok..tok...
Saat akan mendekati Acha suara ketukan membuat nya berhenti dan berbalik ke arah pintu. Saat terbuka ternyata terdapat Bi Sumi, janda tua yang bekerja di rumah ini.
" Itu den.. di depan ada yang nyariin. Baju nya putih den kayak di pilem- pilem" terang Bu Sumi. Bu Sumi dulu pernah bekerja sebagai art di mansion keluarga Vano dan sekarang Bi Sumi kembali setelah membantu saudara jauh nya lahiran.
"Iya makasih bi.. oh iya minta tolong buatin bubur buat Acha trus di tambah in keju lumer bisa bi?" Ujar Vano. Ia tak merasa canggung dengan Bu Sumi yang sudah bekerja dengan keluarga nya bahkan kurang lebih 10 tahun. Bahkan ia sudah menganggap Bi Sumi seperti keluarga nya.
" Bisa atuh den, laksanakan" riang Bu Sumi sambil mengangkat tangan seraya hormat. Ini nih kebiasaan Bu Sumi meski sudah berkepala empat tapi semangat nya tak mengalahkan anak muda.
Vano mengangguk seraya keluar dari kamar dan turun. Saat sudah di bawah ia melihat punggung pria parubaya memunggungi nya yang sesekali menyesap minuman yang di sajikan.
"Halo uncle Ed" sapa Vano seraya mencium punggung tangan Edwin Sanjaya. Dia adalah salah satu teman ayah nya.
" Hai.. apa kabar mu Al?" Ucap Edwin seraya memajukan kepalan tangan nya yang di balas lesu oleh Vano.
"Not bat" jawab Vano sambil menghela nafas.
"Apa karna your little wife?" Goda Edwin seraya tersenyum jail. Sedangkan Vano hanya memutar bola matanya malas." Udah kita langsung aja ke atas, uncle" ucap Vano seraya berdiri memimpin jalan.
Sesaat sesudah Acha di periksa.
"Ini radang tenggorokan, tak parah hanya saja mungkin saat akan makan ia merasa pahit dan untuk resep nya udah uncle tulis tinggal kamu tembus aja" jelas Edwin membuat Vano merasa bersalah memaksa Acha makan tadi, tapi jika tak makan Acha akan bertambah parah.
"Terimakasih..uncle"Ucap Vano seraya menggenggam tangan mungil acha yang terlelap dalam tidurnya.
"No problem son, tapi uncle punya saran supaya istri mu mau makan" saran Edwin.
Membuat alis Vano mengerut penasaran."Kasih yang dia dulu ingin kan seperti makanan tapi untuk sekarang dia tak boleh makan sembarangan, atau juga bisa beri dia teman bermain seperti hewan peliharaan yang dia mau" Cercah Edwin.
Vano pun mulai mengerti dan mengantarkan uncle Edwin ke depan tak lupa ia menyuruh Mang Udin untuk menembus obat nya di apotek depan perumahan. Sedangkan tugas nya di ambil alih oleh Kang Junet tukang kebun.
---------
Hai...
Masih setia nihhh..
Makasih banget gaiss dan maaf kadang di gantung.
Aku nggak nyangka banyak juga yang liat kalo like nya lebih dari 60 dalam 24 jam aku bakal dobel up deh...SPOILER
Aku mau minta kalian buat nama in anjing kecil mereka satu laki satu cewek yh.. makasih
Babay...
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS
Fantasía"kamu nggak boleh deket deket sama dia" ucap Vano. entah mengapa dia merasa tersaingi oleh laki laki itu. "Tapi kan Karel baik, Acha suka"ucap Acha dengan wajah cemberut nya yang menambah kadar keimutan nya. Dan itu membuat Vano ingin mencubit pipi...