Hai readers...
Jangan lupa vote yh..
HAPPY READING
--------Saat mereka sampai di pintu kantin pandangan mereka mengedar mencari tempat duduk karna benar benar ramai.
Hingga tiba tiba suara mengintruksikan berjalan ke arah tersebut.
"Al... Sini" panggil satria. Sepertinya mereka tidak melaksanakan hukuman nya dan malah pergi ke kantin.
Vano dan Acha berjalan ke arah meja yang berada di pojok tersebut. Dengan tangan Vano yang berada di pinggang Acha.
Mereka duduk di kursi yang tersedia dengan urutan Satria duduk di sebelah Kevin dan di hadapannya ada Acha dan Vano. Lebih tepat nya di hadapan Satria terdapat Vano.
"Zea belum datang?" Tanya Acha dengan celingukan.
"Belom, kita persen di suruh pesan dulu sekalian dipesenin" ucap Kevin seraya berdiri.
"Kalian mau pesen apa?" Lanjutnya bertanya
"Gue bakso sama es teh, udah itu aja" dengan songong nya satria memesan seperti di cafe. Sedangkan Kevin hanya mendengus sebal.
"Acha mau seblak" ucap Acha.
"Nggk, udah nasi goreng 2 minum nya samain aja" ucap Vano ngeintrupsi.
Acha yang akan protes tak jadi karna terdengar pekikan namanya dari daun pintu kantin. Dan terlihat Zea yang setengah berlari ke arah mereka.
"Hai Acha" sapa Zea.
"Hai juga Zea" Acha menjawab sapaan Zea.
Zea duduk di sebelah Satria berhadapan dengan Acha. Sedangkan Kevin tak mempermasalahkan Zea yang duduk di tempatnya ia bisa duduk di sebelah Zea.
"Ze... Lo mau pesen apa?" Tanya Kevin.
"Emh... Seblak aja deh sama es teh ya" ucap Zea sambil mengetuk dagunya dengan telunjuk. Acha yang mendengar itu lalu teringat pesanan nya yang di ubah oleh Vano.
"Ehh iya Acha kan mau seblak juga" ucap Acha teringat. Lalu beralih menatap Vano memohon dengan puppy eyes nya.
Vano tak menghiraukan sang empu.
"Boleh ya Vano.. Acha mau seblak juga kayak Zea" rengek Acha. Sedangkan Zea hanya menggaruk tengkuk nya tak gatal.
"Ehh jangan, Acha seblak itu pedes" ucap Zea pengertian ia hanya tak tahan di tatap tajam oleh Vano.
"Tapi acha mau Zea" rengek Acha.
"Gimana kalo nanti Acha coba dikit aja punya Zea" tawar Zea. Lantas mata Acha berbinar lalu mengangguk cepat.
" Oke udah cuma itu doang" tanya Kevin yang sedari tadi berdiri melihat perdebatan kecil itu.
"Iya udah sana gue laper" ucap satria seraya mengibaskan ngibas kan tangan nya. Kevin segera memesan ke arah stan penjual.
"Ehh Raissa mana?" Tanya Zea
"Nggak tau kayak nya sih di ajak bolos sama Nathan" jelas satria.
Zea tak merasa cemburu karna memang ia sudah mengikhlaskan apalagi ia hanya menyukai Nathan karna butuh teman.
Tak lama Kevin datang dengan seseorang di belakang nya yang sama sama membawa nampan.
Kevin duduk di sebelah Zea. Mereka makan dengan tenang hingga suara mungil membuat nya menoleh.
"Zea, Acha mau cobak boleh?" Tanya Acha.
"Boleh tapi dikit aja yah, pedes soalnya" ucap Zea yang sesekali mengusap keringat di pelipis nya wajah nya merah menahan pedas. Acha pun mengangguk menghiraukan sepasang mata yang menatapnya dengan tajam.
Slurps...
Suara Acha mencoba kuah merah tersebut.
"Huh..hah..huh..hah.." Desah kepedasan Acha sambil memeletkan lidah nya dan mengibas ngibaskan tanganya.
"M-minum huh..hah..esttt" ucap Acha terbata bata yang mengeluarkan suara ringisan di akhirnya.
Zea dengan sigap memberikan minum nya kepada Acha padahal dirinya sendiri kepedasan tapi melihat Acha yang tersiksa lebih baik ia mengalah.
Acha menerima nya dengan baik dan minum dengan tergesa-gesa sampai sampai ia tersedak minuman itu.
Uhuk..uhuk..
Mata nya berkaca kaca rasa di tenggorokan nya sungguh sakit. Sedangkan Vano hanya melihat ia sungguh geram bukan sudah tidak di perbolehkan malah seperti ini.
Tapi saat melihat Acha tersedak ia reflek menepuk pelan punggung Acha. Dan menuntun Acha minum tanpa bicara sedikit pun.
Saat batuk acha sudah mulai reda vano menggendong Acha koala entah ke mana.
Sedangkan mereka yang melihat iku prihatin dengan Acha. Hingga suara desah kepedasan Zea mengalihakan perhatian keduanya.
Terlihat Zea menahan pedas terlihat dari wajah nya yang memerah dan keringat di dahinya. Sedangkan minum Zea memang sudah habis di minum Acha.
"Nihh minum" satria memberikan minum nya kepada Zea. Zea yang memang tak peduli siapa yang memberikan ia menerima dengan cepat lalu sebuah tangan kekar mengusap dahinya.
Zea mendongak menatap satria penuh tanya. Ia melihat satria yang mengusap keringatnya dengan tangan tanpa merasa jijik. Berbeda dengan Kevin ia hanya menjadi penonton dari kedekatan mereka berdua.
"Makasih" ucap Zea gugup.
"Hmm.. makanya jangan makan pedes pedes" peringat satria.
Mereka hanyut dalam pandangan masing masing hingga suara mengintrupsi hingga memutuskan pandangan.
"Ekhemm, jadi nyamuk nih" sindir Kevin. Lantas berdiri lalu berkata
"Udah ah.. gue mau cari pendamping juga" lanjutnya seraya berjalan menjauh padahal sebenar nya ia hanya mencari kesempatan dalam kesempitan karna makanan yang mereka makan belum di bayar.
~~~
Berbeda dengan pasutri yang kini berada di mobil Kevin yang ia pinjam melalui pesan aplikasi berwarna hijau itu.
Kedua nya terdiam hingga Acha takut, dirinya memberanikan untuk berbicara.
"Maaf"
--------
Makasih ya yang masih setia di cerita aku..
Makasih juga udah vote..Jangan lupa vote yh
Aku lagi ada ide buat GC WhatsApp kalo mau kometar disini yh..
Babay....
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS
Fantasía"kamu nggak boleh deket deket sama dia" ucap Vano. entah mengapa dia merasa tersaingi oleh laki laki itu. "Tapi kan Karel baik, Acha suka"ucap Acha dengan wajah cemberut nya yang menambah kadar keimutan nya. Dan itu membuat Vano ingin mencubit pipi...