BAGIAN 22

3.2K 269 11
                                    

Haii..

Update lagi nih...

HAPPY READING.
---------

"Kamu emang berani liat yang serem serem" tanya Vano memastikan. Ia hanya khawatir jika melihat film horor akan membuat Acha tak bisa tidur malam dan berujung menangis.

" Kan nggak serem Vano" kukuh Acha sungguh dirinya penasaran bagaimana menonton horor. Vano menghela nafas istri nya yang keras kepala.

"Ya udah mau nonton dimana?" Tanya Vano dengan tersenyum pasrah. Sedangkan sang empu tetap bermain dengan kedua puppy

"Di sini aja Vano.. duduk di bawah sama puppy" jawab Acha tanpa menatap Vano dirinya terlalu senang bermain dengan Moza dan Boba.

Vano menghela nafas kembali begini sudah jika Acha sudah kesenangan terhadap sesuatu pasti ada disaat diri nya tak di anggap. Tapi diri nya juga tak tega membuat Acha menangis kembali.

"Tapi Vano... Acha kan mau makan Moza" pinta Acha tiba tiba.

"Sama roti mau? Masa kamu makan keju nya aja, apalagi kan kamu suka yang leleh" tawar Vano seraya mengangkat Acha untuk duduk di samping nya.

Dan mulai berdiri untuk melepaskan Moza dan Boba supaya bisa bermain leluasa sedari tadi hewan itu mengibas ngibaskan ekor nya. Acha langsung merosot turun ke lantai.

"Iya apa nggak Acha.." gemas Vano seraya mengapit pipi Acha lembut dengan jarinya menghadap ke arah nya.

Bibir Acha mengerucut saat pipi nya di apit tak ingin menyia nyiakan kesempatan diri nya mengecup sekilas bibir mungil tersebut.

"iywa vwano" ucap Acha tidak jelas. Acha sangat menggemaskan saat wajah nya seperti ini.

"Lain kali kalo Vano tanya tuh di jawab.. ngerti hmm?" Pengertian Vano dengan greget menguyel uyel pipi tembam acha.

"Udah Vano.. sakit" rengek Acha. Vano tersenyum lebar. Lalu mulai mengusap pelan pipi tembam istri nya itu.

"Iya maaf... Aku minta tolong bibi dulu" jawab Vano seraya berdiri dan mulai berjalan ke dapur.

Setelah meminta tolong ke pada bi Sumi diri nya kembali ke ruangan dan mulai menyalakan Tv dan memindah saluran mulai mencarikan film horor yang tidak terlalu seram dirinya mempause film terlebih dahulu sebelum dirinya menyiapkan semua nya.

Vano memanggil kang junet untuk membantu nya memindahkan meja tengah supaya mereka lebih bisa leluasa menonton sembari tiduran. Setelah selesai memindahkan meja bi Sumi datang membawakan 2 roti permintaan majikan nya. Dan kang junet pamit ke belakang melanjutkan pekerjaan nya.

"Ini den roti nya.." ujar bi Sumi seraya menaruh roti di atas meja yang sudah di kesampingkan itu.

"Makasih bi" bukan Vano yang menjawab tetapi Acha yang setia menatap mereka dengan tangan yang tetap mengusap bulu bulu kedua anabul aktif itu.

"Makasih bi, owlh iya minta tolong lagi bi.. ambilin bantal sama selimut boleh kan?" Pinta Vano lagi merasa tidak enak kepada bi Sumi.

"Sama-sama atuhh, nggak sekalian guling nya den?" Tanya bi Sumi sama sekali tak keberatan karna ini sudah tugas nya melayani majikan nya. Vano menggeleng pelan.

"Nggak perlu bi.., bibi ambil nya di kamar tamu aja biar nggak cape naik" tutur Vano pengertian. BI Sumi lantas melaksanakan perintah majikan nya dan memberikan apa yang di butuhkan sang majikan. Vano tak lupa berterima kasih dan bi Sumi pamit ke dapur kembali.

" Siap nonton hm?" Tanya Vano yang di jawab anggukan antusias oleh sang istri.

Vano berdiri lalu mulai menarik saklar lampu dan duduk selojor masuk ke dalam selimut dan menyender kaki sofa duduk di samping Acha yang sudah memangku Boba sedangkan Moza tiduran di atas selimut. Vano mulai menekan tombol play.

Saat di pertengahan film Acha mulai meringsut mendekat ke Vano padahal film horor komedi Amerika yang di perankan oleh Jack Black.Film berakhir dengan memperlihatkan tulisan berderet berupa penulis pemain. Tak sampai di situ mereka melanjutkan melihat beberapa film lagi.

~~~~

Tak terasa hari sudah menjelang sore kedua pasutri tersebut sedang berada di halaman belakang memberi kedua anabul itu makan.

" Vano besok sekolah?" Tanya Acha yang sedang berjongkok mengusap usap kepala anabul yang sedang asik makan.

" Kamu mau nya sekolah?" Tanya Vano bukan menjawab pertanyaan Acha. Acha mengerutkan dahi nya seperti berpikir. Diri nya berdiri di depan Vano yang sedang duduk di kursi taman.

" Sekolah aja Vano.. Acha mau pamer tau" seru Acha dengan cengiran khas nya. Vano dengan gemas menarik pinggang ramping Acha untuk duduk di pangkuan nya.

" Emang Acha mau pamer ke siapa hm?" Tanya Vano dengan mengecup pipi Acha gemas.

" Acha mau cerita ke Zea sama Raissa.. Acha punya dua anjing" jawab antusias sang istri.

"Iya boleh.. habis ini mandi kalo udah mandi jangan pegang anabul lagi yah" pengertian Vano. Acha mengangguk lesu diri nya tau kalo air liur anjing itu najis.

" Iya Vano.." jawab lesu Acha. Vano gemas mengacak Surai Acha pelan.

" Ya udah sekarang masukin Moza sama Boba ke kandang dulu" titah Vano yang di laksanakan oleh Acha yang menggendong Boba ke dalam yang disusul Vano dengan membawa bekas makan anabul. Moza yang mengikuti nya dari belakang.

Setelah memasuk kan mereka ke dalam kandang yang terletak di samping tangga. Vano mengambil sabun tanah di dapur yang sudah ia beli.

"Ini sabun nya, udah tau cara nya kan?" Tanya Vano yang di jawab anggukan kecil oleh Acha.

Setelah membersihkan diri mereka makan malam yang di lanjutkan belajar dan tidur.

-----

Hai..
Bagaimana cover baru nya? Bagus..?

Makasih udah tetep stay di sini.

Aku punya pertanyaan nih..

Udah berapa lama Acha sama Vano nikah?
Jawab gercep..

Babay...

TRANSMIGRASI FIGURAN POLOS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang