Part42💙

1.3K 190 24
                                    

Fajri merangkul Aya, mereka menuju lapangan basket, niat Fajri ingin melihat teman/tim basketnya untuk terakhir kalinya

Sebenarnya, Fajri kesekolah ini atas permintaan Aya, Awalnya Fajri akan pamit besok sebelum penerbangan Fajri pamit kepada guru guru, tapi gadis itu memaksan Fajri untuk pergi kesekolah

Fajri tersenyum saat melihat tim basketnya latihan serius tanpa ada dirinya disana, Fajri tak menyangka besok dia akan meninggalkan semuanya, menyisakan momen indah disekolah tercinta yang tak akan pernah dilupakan sampai kapanpun

"Pulang yuk, aku mau pamit sama mami papi." Kata Fajri pelan, Aya mendongak melihat muka Fajri yang lebih tinggi darinya, Aya mengangguk dan langsung menerima uluran tangan Fajri

"Gais balik dulu ya gua." Kata Fajri, "Besok jam berapa Ji?" Tanya Ricky, "Jam 7 an." Jawab Fajri, "Oke, hati hati." Balas Ricky, Fajri mengangguk

Setelah perjalanan yang cukup singkat dari sekolah menuju rumah Aya, Fajri duduk menunggu mami dan papi Aya yang sedang dipanggilkan oleh Aya. Dalam hatinya Fajri berucap, pasti kangen gue sama rumah ini, dimana gua sering jemput dia, sering maen sama temen temen, batinnya

"Lama ya Fajri?" Tanya mami Aya yang datang, Fajri tersadar dari lamunannya, "Oh nggak tante." Jawab Fajri dengan senyum manisnya, Aya duduk disebelah Fajri sambil memainkan tangan Fajri

"Jadi gini tante, om. Fajri kesini mau pamitan sama om, tante." Kata Fajri dengan senyumannya, "Pamit kemana?" Tanya papi Aya, "Fajri besok berangkat ke Australia, ngelanjutin sekolah disana. Alhamdulillah, Fajri dapet beasiswa kesana." Jawab Fajri

"Alhamdulillah..." Kata mami dan papi Aya berbarengan

"Jadi mulai besok Fajri berangkat sampai kapannya belom tau, dan Fajri minta maaf ke om, mungkin Fajri udah gak bisa jaga anak om lagi kayak dulu." Kata Fajri pelan, "K-kalian udahan?" Tanya mami Aya tergejut

"Nggak mi, maksud Aji kan Aji udah gak disini lagi jadi gak bisa jaga adek gitu." Jawab Aya, "Oh kirain..." Kata mami Aya mengelus dadanya, "Emang kenapa mi kalo udahan?" Tanya Aya, "Gak boleh lah." Jawab maminya, Fajri hanya tertawa kecil

Setelah mengobrol banyak hal dengan mami, papi dan juga Aya, Fajri pamit pulang karna hari sudah mulai gelap, Aya mengantar Fajri kedepan

Aya terus saja memandangi Fajri, ia tak percaya lelaki yang ia cintai besok harus meninggalkan dia untuk waktu yang cukup lama, tapi sekali lagi ia tak boleh egois, hanya karna ia tak mau jauh dari Fajri Aya melarang Fajri untuk pergi

Fajri menyadari Aya terus saja melihatnya, ia tersenyum dan membawa Aya kedalam pelukannya, Aya tak menolak pelukan hangat dari Fajri, langit yang berganti malam lah saksi 2 insan yang tak ingin terpisahkan

Rasanya ingin menghentikan waktu saja, biarkan 2 orang ini tetap bersama. Tapi jalannya memang sudah berbeda, mereka berdua harus perpisah untuk sementara waktu

"Aku pergi ya." Kata Fajri pelan, Aya menatap wajah tampan Fajri dengan dalam, ia mengangguk pelan dan memasang senyum palsunya. Fajri menghampus air mata Aya yang membasahi pipi gadis cantik itu

"Besok hati hati." Balas Aya, Fajri mengangguk

***

Pagi hari yang cerah tapi tak secerah perasaan seorang Ayana. Aya sekarang sedang berada dibandara bersama teman temannya, keluarganya dan juga keluarga Fajri tentunya

Sambil menunggu waktu chek in, Fajri bercanda gurau dengan teman temannya dan juga adik adiknya

Fajri senang, senyuman Aya, tawa Aya tak luntur meski ini detik detik Aya berpisah dengan dirinya. Fajri berharap tawa dan senyuman gadis itu tetap bertahan walau ia pergi

Fajri melihat jam tangan yang melekat ditangannya, sudah waktu dirinya untuk chek in

"Gua harus chek in sekarang nih." Kata Fajri, "Ah gak seru lo." Kata Zweitson, "Ntar ngombol lagi kali." Kata Fajri sedikit tertawa, "Kapan anjir, lu balik aja kagak tau." Kata Fiki

"Lu kira gua bakal disana terus? Kan ada libur anjir." Kata Fajri, "Sayang duit Ji." Kata Ricky, "Apa sih yang nggak buat kalian." Kata Fajri tertawa

"Mah pah, Aji berangkat ya." Pamit Fajri sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya, mamahnya mengangguk dan mengecup singkat kepala anak keduanya, memeluknya dengan sangat erat seakan akan tak mengizinkan Fajri untuk pergi

Papahnya juga memeluk dirinya, berat sebenarnya jauh dari anak anaknya, tapi ia juga senang Fajri bisa menuntut ilmu sejauh ini

Fajri juga berpamitan dengan kakak dan juga adiknya, Nazwa langsung memeluk erat Fajri. Meski sering kali bertengkar tapi Nazwa tetap saja tak suka jika kakak laki lakinya jauh dari dirinya, ia sungguh tak rela

Tak lupa, Fajri juga mencium punggung tangan mami dan papi Aya. Mami Aya tanpa basa basi langsung memeluk Fajri dengan sangat erat, mami Aya memang menganggap Fajri seperti anaknya sendiri

Fajri tersenyum dan membalas pelukan hangat ibu dari pacarnya itu

Fajri merentangkan tangannya, dan Aya langsung memeluk Fajri tanpa basa basi. Fajri tertawa kecil, ia mengelus rambut gadisnya

Aya berusa untuk tak menangis, tapi air matanya tetap saja lolos membasahi pipinya. Fajri tersenyum tipis dan menghapus air mata Aya

"Aku berangkat ya, jaga diri baik baik, gak boleh genit ama cowok, awas aja." Kata Fajri, Aya tertawa dengan kalimat terakhir Fajri, "Jangan ketawa aja." Kata Fajri, "Iyaaaa." Jawab Aya

"Makan teratur, minum obat sama vitamin juga. Belajar yang rajin, ntar nyusul yaa." Kata Fajri sambil mengelus kepala Aya lembut, Aya mengangguk

"Dah ya semua." Kata Fajri, "Ati ati Ji." Kata Shandy, Fajri mengangguk dan berjalan masuk kedalam untuk chek in. Semua memandang punggung Fajri yang kelamaan menjauh dan tak terlihat lagi

Aya menghembuskan nafasnya perlahan, menatap sayu kedepan. Fenly yang menyadari itu langsung merangkul adiknya, Aya melihat kearah Fenly yang tersenyum simpul kepadanya

"Ayo kak Fenly traktir hari ini." Kata Fenly, "Aya juga punya uang kali." Jawab Aya pelan, "Jarang loh kak Fen traktir kamu." Kata Fenly, "Traktir apa?" Tanya Aya, "Mmmm, apa aja deh yang adek pengenin." Jawab Fenly

"Bener yaaaa." Kata Aya, Fenly mengangguk

Tanpa basa basi Aya menarik tangan Fenly menuju mobil, "Gak usah lari adek." Kata Fenly, "Maap." Kata Aya cengar cengir


Seorang lelaki memandangi foto gadisnya yang menjadi wallpapernya, senyuman mengukir wajahnya saat itu juga. Seketika momen bersama gadis itu melintas diingatannya

Saat pertama kali bertemu, sebenarnya Fajri sudah tertarik dengan seorang Ayana, cuma Fajri masih menjaga hati untuk perempuan yang malah perempuan itu menjaga hati orang lain

Saat mereka berteduh dihalte sekolah karna hujan, disitu mereka belom terlalu kenal satu sama lain, tapi Fajri sudah tertarik dengan gadis itu

Fajri menang tak menunjukan rasanya, tapi dia selalu ingin tau lebih dalam dari seorang Ayana. Sampailah dimana Fajri mengutarakan perasaannya dan diterima oleh gadis itu, dan sampailah sekarang mereka harus berpisah

Fajri sedikit tak cemburu jika banyak lelaki yang suka dengan gadisnya, karna ia paham, lelaki mana yang tak tertarik dengan seorang Ayana yang hampir dibilang sempurna

Tapi ia juga tak mau, 'miliknya' diambil oleh orang lain. Jadi siapapun yang berani menyakiti gadis itu, tak memandang gender, Fajri akan pastikan orang itu mungkin tak selamat

Mungkin Fajri akan rindu semua kenangan yang indah....

-Tamat-

Yeyeye TTC 1 udah tamat, gimana nih kesan baca TTC 1, btw ini karya pertama author, jadi maaf ya kalo ada salah kata atau ceritanya kurang menarik

Jangan lupa vote ya gais bentuk menghargai author yang udah nulis cerita ini, makasih semuaaa

Sampai jumpa dicerita selanjutnya

Teman Tapi Cinta | UN1TY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang