秘密 - Himitsu | ft. NoRen ver. [✓]

²²

“Merindukan seseorang yang tidak pernah ditemui itu mungkin-mungkin saja.” oh tidak, jangan lagi.. Jeno berusaha tidak menampilkan ekspresi datar ketika alpha Na yang ditemuinya kali ini pun sama-sama suka berpetuah seperti si perwakilan Darkwood. Ia masih berpikir bahwa termasuk beruntung Jaemin bersedia menyisihkan waktu untuk menemuinya, sebab seperti yang sudah-sudah, pria di usia menjelang tiga puluh tahunan itu paling menjauhi urusan rumit terkait pack.

“Katakan, Lee Jeno.. bagaimana pendapatmu soal itu?” alpha yang sejujurnya tidak nampak memegang posisi pimpinan bisnis gelap ini duduk mengangkat kaki ke atas meja, ketika ia miringkan sedikit wajah maka akan langsung terlihat lambang jangkar yang separuh ditutupi sayap gagak di lehernya. Dalam hati Jeno membatin, pasti Jaemin kerepotan karena simbol dirinya muncul di sana dan membuat orang lain akan berusaha menerka seperti apa pribadinya.

“Menurutku, itu tidak masuk akal.” lambang jangkar, kalau tidak salah artinya adalah perlindungan, harapan, serta pengorbanan, atau biasanya lebih dikerucutkan sebagai simbol tanggung jawab, sedangkan ornamen pelengkapnya adalah sayap gagak yang mewakili kebangkitan. Dua makna itu sejatinya terlalu luas untuk bisa dimengerti dengan sekilas temu saja. “Benar, lalu kutanyakan lagi.. apa kau percaya ikatan suci seperti mate?” satu alis Jeno naik, mulai tidak paham ke mana alur pembicaraan yang dibuat lelaki di depannya.

“Bisakah kita lebih fokus pada topik awal?”

“Tidak sabaran, jangan buat dirimu seperti halaman buku yang mudah dibaca, Lee.. terkadang pengendalian diri itu perlu.” tutur Jaemin, tangannya terulur meraih seloki di meja yang tadi sudah ia tuangi whiskey. Ini memang masih pagi, tapi tidak ada yang akan menghalangi niatnya untuk mabuk-mabukan. Yah, mungkin kecuali satu orang yang saat ini kebetulan tidak berada di kediaman.

“Kau datang mencari dukunganku, 'kan? Kalau begitu aku tanya.. apa yang akan kau tawarkan untuk mengajakku bergabung?” seteguk habis, lalu ia menuangnya lagi seolah hanya meminum air putih. Di wajahnya mungkin tidak terlihat jelas, tapi seringai tipis dan lirik menjebak bersembunyi apik di sebaliknya. “Kau harusnya tahu, meminta dukunganku untuk melawan Jung Jaehyun berarti kau sudah menyiapkan penawaran lebih baik darinya.” Jaemin merubah posisi, ia turunkan kaki dari meja dan menyangga kepala dengan sebelah tangan di lengan kursi.

“Bisakah kau menawarkan sesuatu yang lebih dari apa yang Jaehyun berikan?” ia terkekeh, sudah tahu jika jawabannya pastilah 'tidak'. Alpha Na ini hanya suka bermain-main, menurutnya ekspresi berpikir setiap orang saat menyembunyikan bingung sangatlah menarik untuk dilihat. “Oh..” tiba-tiba Jeno menyeletuk diiringi tawa yang penuh sinisme.

“Pertanyaan yang sengaja menjebak.. tentu saja tidak mungkin aku akan menawarkan hal yang sama seperti si brengsek itu..” rahang bergemeletuk keras hanya dengan mengingat sosok Jung Jaehyun. Laki-laki yang selalu nampak ramah di media, tapi ketahuilah dia menyerahkan adiknya sendiri untuk tujuan menghimpun kekuatan.

“Kalau begitu kau pasti sudah tahu, tidak ada penawaran yang cukup baik untuk menandingi istriku.. jadi enyahlah dari tempat ini.”

Sudah cukup merasa dipermalukan, dari awal pertemuan ini tak lain hanya rencana Jaemin untuk menjebaknya. Jeno diam sebentar, menampilkan wajah angkuh yang sudah dikuasai sempurna, “Menyedihkan, hanya karena seorang omega, kau rela berpihak dan terlibat dalam urusan yang selama ini kau hindari.” bukannya tersinggung, bos besar kartel itu malah mengumbar tawa.

“Katakan itu pada dirimu dan kuncup daffodil yang sebentar lagi akan mencekikmu jika masih tidak kau pedulikan.” Jeno terkesiap, refleks menoleh pada cermin hias di dekat mereka dan mendapati sulur lambang kuncup bunga yang hampir layu sudah merambat nyaris ke leher. “Tch! Apa-apaan lagi ini?!” mendecih, tanpa berucap apa pun lagi ia langsung beranjak meninggalkan mansion milik pimpinan Na diiringi tawa meremehkan dari sang tuan rumah di belakang.