³⁰

4.5K 547 80
                                    

Sudah hampir pukul dua belas malam pergantian hari, namun tak satu orang pun bisa terlelap tidur di kediaman Lee. Mereka sibuk menanti kabar dalam cemas, terutama sang nyonya rumah yang sampai mondar-mandir terus karena ponsel di meja tak kunjung dapat notifikasi apa-apa. Baru beberapa jam lalu ketika ia dipanggil sang pelayan karena dua putranya kembali berulah, dan setelah itu malah dihadapkan situasi menantunya tidak sadarkan diri.

Mark bersama Jeno kali ini saling rendahkan ego, membawa Renjun yang makin mengkhawatirkan ke rumah sakit. Kedua alpha yang tadi nyaris ciptakan tempat kejadian perkara pembunuhan itu tiba-tiba saja menghentikan pertarungan, bukan karena Joohyun datang berseru agar mereka berdamai, melainkan perasaan tak nyaman yang tiba-tiba datang. Masing-masing lekas bertukar lirik dan mereka sadar jika itu berhubungan langsung dengan mate dan calon anak yang dikandung sang omega. “Tuhan, selamatkan menantu dan cucuku.” doa Joohyun tak terputus, ia sempat ikut panik saat putra-putranya bergegas mendobrak pintu kamar Renjun yang ditutup rapat. Bahkan terdapat benda seperti kursi dan meja kecil menahan di sebaliknya, tanda jika si omega benar-benar tidak ingin siapa pun masuk sebelumnya.

“Soohye, menantu dan cucuku akan baik-baik saja 'kan? Iya kan?” ia berujar putus asa pada sang kepala pelayan yang menunggu di sisinya. Wanita itu juga sama khawatir, namun prioritasnya saat ini adalah memastikan sang nyonya tidak sampai kalap dan membahayakan diri atau kesehatannya. “Mark dan Jeno itu sangat bisa diandalkan, mereka pasti akan menjaganya.” ia berujar sembari usap punggung tangan sang nyonya yang sudah menganggapnya seperti saudari itu, meski jika ditanyai lagi, ia kurang yakin karena sempat lihat kondisi Renjun yang sangat pucat dan kurus.

Awalnya ia tak mengerti apa-apa tentang asal-usul si omega, hanya tiba-tiba sudah jadi menantu dan harus ia layani.. namun malam ini Joohyun bicara empat mata jelaskan padanya, dan ia sendiri tak tahu harus merespon bagaimana. “Kuharap, hiks.. dia tidak terus menyalahkan dirinya sendiri, hiks.. bagaimanapun bukan hanya dia yang menyebabkan semua ini.” tutur Joohyun lirih, andai saja dulu putranya tidak perlu buat rencana tak masuk akal dan bahkan sampai melibatkan omega polos seperti Renjun.. mungkin keluarga mereka masih akan hidup dalam kebohongan, dan entah sampai kapan ia tak akan tahu siapa itu Mark, tapi meski begitu segalanya masih bisa berjalan semestinya.

“Ada panggilan, sepertinya dari Mark.” Soohye menengok layar ponsel yang ada di meja tengah menyala tampilkan nomor kontak salah satu tuan mudanya. Tanpa berlama-lama, Joohyun cepat raih benda canggih itu dan digesernya tombol hijau untuk terima panggilan. “Ya? Bagaimana, ada apa, Mark?” kuku-kuku jari yang selalu indah kini digigiti, ia tak bisa tahan gugup seiring jantung makin kencang berdegup. Belum lagi Mark nampak seperti tahan kalimat, menghela napas panjang lebih dulu. Eomma..” panggilan yang baru pertama ia dengar dari sang anak tiri, namun tidak bisa ia terharu karena suara ini serak seperti tahan kesedihan. “Apa?? Katakan, Mark.. apa??”

“Bisakah eomma datang kemari? Aku tidak bisa mengatakannya lewat panggilan.” rasa-rasanya hati Joohyun hancur meski belum dengar penjelasan apa pun, sebab ia tahu ini tidak akan menuju ke arah yang baik. “Tentu, sayang.. eomma akan segera ke sana.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
秘密 - Himitsu  | ft. NoRen ver. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang