²⁵

4.9K 684 93
                                    

“Di mana Choi daepyo-nim?” sambar Jeno langsung ketika masuk gedung perusahaan dan disambut oleh sekretarisnya. Wanita alpha dengan rambut dipotong pendek itu memiringkan wajah bingung sejenak, lantas menyusul setarakan langkah di sisi sang atasan sembari sesekali tertangkap curi pandang ke arah belakang.

Bagaimana tidak, nyaris semua staff dibuat heran disuguhi pemandangan Jeno datang bersama Mark ketika rumor soal pergantian pimpinan sedang heboh-hebohnya. “Eum, beliau baru akan datang ke perusahaan besok, sajang-nim.” tiba-tiba langkah berhenti, sang tuan muda nampak mengingat-ingat sesuatu, dan kebetulan karena sekretarisnya ini peka, ia langsung menyambung, “Empat hari lalu anda sudah beri izin untuk beliau melakukan pemeriksaan kesehatan,”

“Ah, pantas saja.. kalau begitu kebetulan, katakan padanya untuk tidak usah datang lagi besok.” kalimat enteng mengudara lengkap dengan gestur tangan usir tak tahu diri, jangankan sang sekretaris, bahkan Mark yang sedari kecil tumbuh dengan lelaki itu pun mengeryit bingung dibuatnya. “Maaf, sajang-nim.. maksud anda--”

“Iya, katakan padanya kalau dia dipecat.”

“Tunggu, apa?” itu bukan si wanita, melainkan Mark. Berjalan tergesa menghampiri sang adik yang semaunya sendiri beri perintah di pagi hari tanpa pikir panjang. “Kau gila? Pria itu sudah lama bekerja sejak ayahmu yang memimpin!” protesan tak digubris, Jeno malah menoleh pada sekretarisnya yang terdiam mencerna situasi dengan telunjuk menghadap langsung ke wajah kakaknya. “Dia yang akan mengisi jabatan itu mulai hari ini.”

“Apa?!” ingin sekali Mark lontarkan umpatan-umpatan kasar, atau lebih baik lagi jika ada kesempatan menampar wajah arogan Jeno, namun ia tidak bisa sembarangan bertingkah lagi mengingat mereka tengah di dalam gedung perusahaan. Bagaimanapun, siapa yang tidak terheran-heran jika si calon representasi pack tiba-tiba berbuat demikian?

Menjadikannya wakil pimpinan perusahaan? Apa perlu Mark belah kepala alpha itu supaya bisa memahami jalan pikirannya?! “Kau dengar 'kan? Mulai hari ini kau jadi wakilku, sekarang pergilah dan mulai bekerja.” sehabis mengatakannya Jeno melenggang tanpa beban, bahkan serangkaian seruan keras yang dilontar sang kakak juga seakan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

“Yak!! Keterlaluan kau Lee Jeno!”

“Yak!! Keterlaluan kau Lee Jeno!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyung-mu itu gila.. aku yakin rencananya kali ini adalah puncak yang kau sekalipun tidak akan mengira.” pria dengan aura menyeramkan ini tengah membaca surat kabar, tidak menatap siapa yang diajak bicara sedikitpun, buat orang itu agak lengkungkan bibir ke bawah sembari seduhkan teh di hadapan. “Dia tidak begitu, dia selalu jujur untuk mencapai tujuannya.” setengah kesal ia jawab, lalu kertas-kertas dengan cetak huruf di atasnya tadi dilipat turun menampilkan wajah angkuh yang pamerkan seringai.

“Kasihan, kenapa aku yang bukan adiknya bisa lebih kenal tabiat lelaki itu?” kekehan sinis lolos, tatap matanya pun mengintimidasi dan itu sanggup menciutkan nyali si lawan bicara meski tidak lama karena teko teh diletak kasar buat seringai tadi berubah jadi senyum tipis. “Baiklah, baik.. aku tidak akan menjelek-jelekkan hyung-mu lagi di hadapanmu.. jangan marah, hm?” telapaknya mampir beri usap, namun ditepis. Keputusan buruk karena ia malah makin tertantang, menarik pemuda yang hendak bangkit berdiri sampai jatuh ke dekapan.

秘密 - Himitsu  | ft. NoRen ver. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang