⁰³

12.4K 1.5K 51
                                    

Lee Jeno, alpha muda berusia dua puluh delapan tahun yang sulit diatur dan keras hati. Orang bilang sifat seperti itu sudah melekat pada mereka yang terlahir di keluarga Lee, semacam sebuah ‘kutukan’ atau entah bagaimana namun memang begitulah nyatanya.

Dengan menjadi calon penerus keluarga berpengaruh, Jeno punya peran penting dalam kelompok pack yang diwakilinya; Crimson Fangs. Namun dengan sifat sedingin es kutub dan tingkat keapatisan yang sungguh menguji kesabaran, rasa-rasanya mustahil ia akan diterima baik kecuali sebab terpaksa. Hal itulah yang membuatnya belum dipercayai sang ayah untuk memegang tanggung jawab kepala keluarga. Namun demikian, kenyataan bahwa Tuan Lee yang mulai sering sakit-sakitan mau tak mau buat ia harus memaksa anaknya berubah sekalipun dengan cara kotor seperti lewat ancaman.

“Apa maksudnya?”

“Kau kuliah hingga ke Inggris, tapi rupanya otakmu masih tetap bodoh, ya?” Atmosfer berat yang dimulai ketika jamuan dibawa lebih jauh ke ruang kerja pribadi sang tuan rumah. Di hadapan jendela kaca besar, Tuan Lee menaut kedua tangan santai di sebalik tubuhnya tanpa mau susah-susah menoleh pada sang putra yang menyusul sampai kemari. Sejak kecil Jeno tidak pernah berubah, tiap kali punya keluhan, maka ia akan langsung melayangkan protes sekalipun pada orang tuanya sendiri. “Kalimatku tidak serumit itu, dan kau bahkan tidak mengerti.. ck, terbuang sia-sia uangku untuk menyekolahkanmu.”

“Cukup dengan basa-basinya!” Bentak Jeno penuh emosi, namun hanya sanggup memancing sebuah lirik dari sang ayah sebab perangainya itu bukan kejutan lagi. “Anak yang bahkan tidak menghormati orang tuanya, menurutmu pantas untuk menjadi penerusku? Pada siapa pun kau bertanya, tentu saja jawabannya ‘tidak’.” Senyum miring menghiasi sudut bibir Tuan Lee, ia harus menyudutkan putranya lebih dahulu sebelum dapat bicara serius atau semuanya akan berakhir nihil.. dan untuk melakukan itu tidaklah sulit.

“Untuk apa aku menghormati seseorang yang bahkan melewatkan momen masa kecilku? Selama ini kau harusnya bersyukur atas kerja keras yang kulakukan sehingga perusahaanmu dapat maju pesat!” Tuan Lee tidak bergeming, ia cukup puas dengan reaksi sang putra sebab ketika Jeno mulai mengungkit masalah personal dalam argumennya, itu berarti ia sudah terpojok.

“Di usiamu yang hampir tiga puluh tahun, rupanya kau masih terlalu naif.. karena itu kau butuh seseorang yang lebih baik daripada gadis cacat itu untuk membimbingmu!” Posisi mereka sudah berhadapan dengan raut emosi nampak jelas di wajah Jeno sementara Tuan Lee lebih tenang. Lensa kembar dengan bingkai perak yang menggantung di hidung bangirnya berkilat saat terkena cahaya, memperlihatkan tatap tajam iris kelam kabut dari sebaliknya.

“Dan, apa maksudmu dengan pernikahan satu bulan lagi?” Geram Jeno dibalas kekeh ringan.

“Kau ini adalah orang yang keras hati, jika aku membicarakannya denganmu lebih dulu, sudah pasti kau akan menolak.”

“Apa-apaan?! Alasan macam itu tidak masuk akal untuk memaksaku menikah tiba-tiba!” Kesabaran Jeno telah mencapai titik akhir, bahkan buku-buku jarinya pun sudah memutih karena dikepal erat, namun Tuan Lee masih pada pendiriannya. “Kalau kau ingin membunuhku saat ini juga, silakan.”

“Kalian berdua, cukup!!” Nyonya Lee datang tepat waktu, ia sudah merasakan hal buruk dapat terjadi apabila kedatangannya terlambat sedikit saja. Dengan langkah pasti ia mendekat pada sang putra untuk memberinya sedikit usapan penenang di bahu. “Tahan, Jeno.. jangan biarkan kemarahan menguasaimu.” Lalu tatapnya beralih pada sang suami, tak takut mengumbar sorot dingin.

“Dia juga putraku, jadi aku berhak membelanya.. sudah kukatakan idemu itu buruk sekali.”

“Memangnya apa yang kau tahu? Gadis yang akan dinikahi Jeno bukanlah gadis sembarangan.. dia putri pertama keluarga Park, dan terlebih dia adalah alpha.”

秘密 - Himitsu  | ft. NoRen ver. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang