³⁴

12.6K 646 196
                                    

Mohon maaf ada banyak time skip

×÷×÷×

Bulan demi bulan terlewati, Mark dan Jeno memilih lepas tangan dari urusan seputar rencana Jaehyun serta para pendukungnya. Si alpha bersaudara percaya penuh pada Wong Yukhei untuk meneruskan masalah ini ke ranah hukum, sebab mereka sudah hilang minat.. persetan soal dendam dan pembalasan, tidak ada hal lebih penting ketimbang memantau kondisi Renjun yang sayangnya kian memburuk.

“Bagaimana dengan perusahaan, apa tidak apa-apa ditinggal?” pemuda dengan surai gelap yang masih setia merungkau tutupi wajahnya itu sedikit naikkan kepala, buat maniknya dan si pengobrol bersabung. “Sejujurnya, aku tidak peduli lagi,” ia menjawab hambar, kilasan balik hidupnya berputar seketika sampai ke titik dirinya tersadar jika sukses yang selama ini dikejar bukanlah kebahagiaan yang hati kecilnya damba. “Aku memiliki segalanya, tapi untuk menyelamatkannya saja aku tidak mampu.”

“Jeno, jangan mulai.. kita tahu semua upaya sudah dicoba, 'kan?” segala kalimat hibur nampaknya tak berguna lagi, Lee Haechan—yang sejak tadi mengajak si tuan muda bicara pilih untuk dudukkan diri ke sisi kosong bangku rumah sakit.

Sekitar tiga hari belakangan ini, ia rutin mengunjungi Renjun setelah diberi tahu bahwa kondisi kesehatan omega itu makin menurun, berlawanan dengan bayi di kandungannya yang semakin hari justru bertumbuh sehat. Kenyataan tersebut jadi dilema baru bagi keluarga Lee yang menanti dalam harap cemas, di satu sisi sedih serta takut kehilangan, namun di sisi lain harus bersyukur karena hadirnya calon penerus baru.

“Kau tahu, wajahmu itu mengundang pukulan sekali,” Haechan tiba-tiba berkata, ia memang jadi agak lancang dengan bicara santai meski tahu Jeno lebih tua, tapi itu artinya rasa kepedulian telah menghapus gengsi di antara mereka. “Terlebih saat dilihat langsung dan aku tahu bagaimana perangaimu.. jujur ingin kutampar betul mukamu saat mencampakkan istri dan anakmu waktu itu.. batinku kau memang benar bajingan seperti kata orang.” satu helaan panjang lolos, ketika menoleh didapatinya Jeno malah makin menunduk dalam dengan kedua tangan bertangkup di hadapan muka.

Sejenak Haechan sadar perkataannya telah membuka luka lama, tapi untuk minta maaf pun rasanya enggan karena tahu jika Jeno sendiri merasa 'tidak pantas untuk dimaafkan'.

“Aku tahu.. yang kulakukan selama ini hanyalah memberinya rasa sakit, aku tahu karena itu Tuhan mungkin tidak menghendaki hidupku tenang atau bahkan punya akhir bahagia..” jika tidak terjadi di hadapannya langsung, mungkin Lee Haechan tidak akan pernah percaya jika sosok arogan yang tabiat buruknya selalu jadi buah bibir di mana-mana bisa juga menunjukkan sisi rapuh.

Jeno di matanya sekarang adalah takubahnya keping puzzle yang jatuh berserak ke lantai, dan sang alpha seolah hilang daya untuk menyatukannya kembali. “Tapi jika Dia memang benar mengasihi orang baik seperti Renjun, harusnya Dia juga menyelamatkannya, 'kan?” manik Haechan terpejam sejenak, ia ragu-ragu angkat telapak untuk beri usap ke pundak yang tua. Ini tidak bagus jika Jeno semakin hilang arah.

“Tolong jangan merisaukan terlalu jauh, kenapa tidak kau ajak bicara saja Renjun? Aku yakin dia dan anak kalian merindukan suaramu.” alasan lain kedatangan Haechan adalah karena Joohyun meminta bantuannya untuk meyakinkan Jeno kembali, sebab sejak beberapa minggu ini lelaki itu sangat menarik diri dan jelas menyalahkan dirinya atas segala yang terjadi.

Jika biasanya Lee Minhyung cukup dapat diandalkan soal meladeni tindak-tanduk adiknya, maka akhir-akhir ini sudah pasti bebannya semakin berat dan sang alpha lebih sibuk tenangkan dirinya sendiri. “Hey, ayolah.. walau sebentar juga asal kau sapa mereka, hm?”

“Entahlah..” ragu yang tua, pasrah saja ketika Haechan menariknya sampai ke depan pintu ruang rawat tempat Renjun tidur damai. Waktu sepuluh detik yang diberi untuk bersiap tak hasilkan apa-apa karena Jeno justru berbalik tergesa, “Tidak.. aku tidak sanggup melakukannya.” racau sang alpha tanpa mau toleh pada sumber rasa bersalahnya dan hal itu tak beri Haechan pilihan, kalimat berikutnya yang lolos dari bibirnya mampu hentikan tungkai Jeno dari beranjak menghindar.

秘密 - Himitsu  | ft. NoRen ver. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang