Hai i'm back!
How are you there??
I hope you enjoy my story. And leave vote and comment yes!!~~
"Lo napa dah? Dari tadi ngelamun mulu," tanya Raya yang sedang mengaduk vanilla latte-nya. Kini mereka berlima tengah berkumpul di CT cafe.
Lia mendecak melihat Mitha yang hanya diam saja, padahal biasanya gadis itu akan terus bercerita walaupun tidak terlalu penting. Hanya raganya yang disini, tapi jiwanya entah kemana.
"Padahal kita ngumpul kesini buat hilangin stress, eh lo nya malah tambah stress. Kenapa sih?" Tanya Yuni yang kini menopang dagunya menatap teman yang duduk di depannya itu.
Mitha, gadis itu hanya menghela nafas mempertahankan garis wajahnya untuk tetap biasa saja sambil menyeruput ice drink dan menyandarkan punggungnya ke belakang.
"Gapapa," kata gadis itu singkat.
Keempatnya sontak memutar bola mata malas.
"Mmuuach, semangat cantik nugasnya," suara kecupan dan kata-kata itu kembali terngiang lagi di kepalanya membuat tubuhnya kembali merinding dengan perasaan aneh menjalar di tubuhnya. Padahal sudah satu minggu berlalu sejak kata-kata itu diucapkan padanya.
"Anjing!" Umpat Mitha tiba-tiba membuat keempatnya terkejut mendengarnya.
Raya mendelik melihat gadis yang duduk disampingnya ini tiba-tiba mengumpat dan merengek tanpa alasan yang jelas. "Gak waras ni anak,"
Mitha kembali menegakkan badannya, "stress gue asli,"
"Ya emang," timpal Adel acuh tak acuh lalu kembali sibuk dengan dunianya sendiri.
Mitha memegangi dadanya tepat di bagian jantung, "bentar-bentar kayaknya gue kena serangan jantung,"
"Terserahhhhhh," ucap Lia kesal dengan tatapan seakan mengatakan kenapa-sih-gue-harus-punya-teman-kayak-dia??????
Mitha berdehem pelan, gadis itu memperbaiki posisi duduknya menjadi tegap sambil memandang satu persatu keempat temannya itu.
"Masa dia ngomong kayak gini ke gue. Mmmuah semangat cantik nugasnya," Mitha mengatakan dengan logat persis seperti yang Jun ucapkan kepadanya.
Raya meletakkan vanilla latte-nya dengan agak keras, hampir saja tersedak karena cepat ingin berkomentar. "Anjir! Siapa woi?!" Tanya Raya kaget.
"Jun," jawab gadis itu singkat dengan melihat ke arah lain. Tak mau tau dengan ekspresi yang diberikan oleh teman-temannya.
"WANJAYYYY," Raya, Adel, dan juga Lia bersorak, sementara Yuni hanya tertawa kecil mendengarnya.
"Pejenya bestieee,"
"Belomm, astaghfirullah," sela Mitha cepat.
"Ohh, belom. Berarti bener suka? Bener mau jadian? Ciee Mitha cieeee," Tanya Adel mengerling menggoda menatap Mitha.
"Ihh, bukan lohhhh. Dah lah malas cerita,"
"Halah, gitu aja ngambek,"
Suara vokalis dari penyanyi di cafe hari ini mulai terdengar memenuhi telinga para pendengarnya.
Adel yang sedang meneguk milkshakenya sambil scroll Instagram tiba-tiba saja tersedak membuat keempatnya menoleh ke arah cewek cantik itu secara bersamaan.
"Kenapa? Kenapa?" Tanya Mitha khawatir, lupa kalau tadi sempat merajuk pada temannya itu.
Adel mengambil beberapa lembar tisu lalu menyeka mulutnya juga bajunya yang ikut kecipratan minumannya.
"Yang nyanyi siapa?" Tanya Adel dengan raut wajah panik lebih ke terkejut.
Raya menoleh ke arah belakang melihat siapa yang sedang menyanyi. "Gak kenal," jawab gadis itu cuek.
Mitha menyipitkan matanya, matanya yang sudah sipit itu semakin terlihat seperti garis karena menyipit. "Kayak pernah liat mukanya," ucapnya lebih seperti gumaman.
"Anak MIPA 4 yang suka nyanyi itu siapa sih?" Tanya Mitha yang heboh sendiri. "Ha iya Ansello!"
Adel menoleh cepat ke arah Mitha, lalu segera mengemasi barangnya. Gadis itu beranjak pergi dengan cepat menyisakan kebingungan pada keempat temannya itu.
"Eh ehhh, cece mau kemana??" Tanya Mitha agak sedikit berteriak.
"Ada lah," balasnya agak sedikit berteriak.
Mitha merengek, " terus gue balik ma siapa?" Mitha mendecak, temannya itu pergi tanpa menjawab pertanyaannya.
Serentak Lia, Raya, dan Yuni heboh sendiri.
"Ya, balik yok. Gue dicariin sama mami," ajak Lia pada Raya. Raya pun mengangguk mengiyakan.
"Guys, gue juga balik ya. Mau beberes, soalnya entar malam pergi. Oke itu dia supir gue udah nunggu, dahhh," pamit Yuni yang segera ngacir keluar dari cafe.
Teman macam apa mereka ini. Mitha mendengus sebal. Bukan karena ia tak bisa pulang sendiri. Lebih ke rasanya tu jadi gak mood, sebel, males. Berangkat sama siapa pulang sama om-om grab. Kalo ganteng dan asik ya udah gapapa. Dimaafin.
Mitha mencoba mengerti. Rumah mereka memang berlawanan arah. Hanya Adel yang searah dengan rumahnya.
Gadis itu berjalan gontai keluar cafe. Lalu berjalan di sepanjang trotoar, bingung juga mau ngapain. Kalau pulang pun, dirumah juga dia akan sendirian lagi
Suara deruman motor dari arah belakang membuat Mitha terperanjat lalu segera menepi. Motor itu berhenti begitu juga Mitha yang refleks memutar tubuhnya menghadap ke arah orang itu.
"Ngapain lo?" Tanyanya.
"Berenang," jawab Mitha keki sendiri.
Pemuda itu celingukan juga melihat Mitha dari atas sampai bawah. Keningnya mengkerut. "Kok gak pake baju renang?" Tanya pemuda itu dengan watadosnya.
"Yan, eh Nip menurut lo aja dah gue lagi ngapain sekarang," jawab Mitha masih berusaha kalem.
"Dari yang gue lihat sih, lo lagi jalan,"
Mitha tersenyum menahan kesal. Ya itu tau kenapa pake tanyaa Rayyan Al-Hanif????
"Naik," ujar Hanif lebih seperti memerintah.
"Temanin gue yok nyari kado," ajaknya melihat Mitha yang masih bingung.
Wajah gadis itu jadi sumringah.
"Yes! Ada temen," sorak gadis itu dalam hati.
"Sorry ya, gue gak bawa helm dua,"
"Iya! Iya! Gapapa. Yok," ajak Mitha yang sudah duduk di jok motor Hanif.
Hanif melajukan motornya dengan tersenyum kecil dibalik helmnya sepanjang jalan yang tidak bisa dilihat oleh Mitha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Absent in Online Class
Ficção AdolescenteYeonjun TXT - Yeji Itzy - Hyunjin Straykidz Lokal teenfiction x fanfiction ------------------------------------------ Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat banyak tempat jadi ditutup termasuk kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah h...