part 19

70 41 13
                                    

Halo July!🌻

Tap tombol bintang dulu yes😉😊

Happy reading ayang ayangkuuu❤️

.


.


.

Mitha berjalan gontai tanpa tujuan, hingga kedua kakinya membawanya sampai ke depan mini market. Gadis itu mengecek ponselnya, masih jam 8, batinnya.

Kakinya melangkah dan duduk di kursi yang tersedia di depannya. "Excited banget chattannya," gumamnya kesal, atau mungkin lebih tepatnya cemburu.

"Sama gue aja chatnya singkat-singkat," Mitha menghela napas berat sambil menatap duit yang diberikan kepadanya.

"Yang bener aja, dia pikir gue gak bisa bayar taxi apa ya?"

Anjing lo Jun, lo benar-benar anjing kalo beneran jumpa Raya malam ini, umpat Mitha di dalam hatinya sambil melempari kerikil yang ada di depannya.

Klang!

Kerikil terakhir memantul di badan motor milik seseorang yang baru datang memarkirkan motornya di depan mini market itu.

"Woi motor gue!" Pemuda itu langsung turun tanpa membuka helmnya, mengecek kondisi motornya.

Mampus, rutuknya dalam hati.

"Sorry sorry, gue gak sengaja,"

"Untung gak lecet," gumamnya yang bisa di dengar jelas oleh Mitha. Gadis itu diam sambil perlahan-lahan mundur yang langsung ditatap sinis oleh pemuda itu.

"Lo kalau gabut mending di rumah. Untung ini motor gue, coba kalo motor orang yang lo gak kenal, bisa disuruh ganti rugi lo," omel Hanif masih dengan muka yang tertutup oleh helmnya.

"Lah? Emang kita kenal?" Jawab Mitha bingung.

Pemuda itu membuka helmnya, "gak! Kita gak kenal," jawabnya kesal.

"Lah? Elo? Lo ngapain disini? Ngikutin gue ya lo?" Tanya Mitha pede membuat tubuh Hanif menegang, gugup. Pasalnya memang benar Hanif membututi mereka berdua, lebih tepatnya membututi Mitha.

Rasa penasaran yang menghantui membuatnya malah mengikuti Mitha sampai saat ini.

"Nggak lah! Buat apa, gak penting banget. By the way, cowok lo mana?" Tanya Hanif mengalihkan topik pembicaraan.

"Kok lo tau gue lagi jalan sama Jun?" Tanya Mitha menyelidik sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Tadi gue gak sengaja dengar pas lewat rombongannya,"

Mitha mengedikkan bahunya cuek. Gadis itu menatap jok motor Hanif dengan pikiran yang kosong. Entah kenapa dia jadi membandingkan antara Jun dan Hanif.

Gadis itu menghela napas, "lo selalu aja lewat tiap gue lagi kayak gini. Dulu, waktu kita masih satu tempat les. Waktu masih ada Mika, lo ngasih tumpangan ke kita berdua," ucap Mitha dengan matanya yang berkaca-kaca.

Absent in Online ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang