『ImaushiWakasa』
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗
Wakasa memasuki pekarangan rumah keluarga Arashi, tampak banyak orang-orang bertato yang berlalu-lalang di sana. Beberapa dari mereka ada yang menyapa Wakasa saat ia melewati mereka.
Temannya, Arashi Keizou atau yang kerap kali di sapa Benkei ini menikah dengan putri dari seorang yakuza. Itulah kenapa saat pernikahannya dulu Benkei tak mengundang banyak orang. Lagi pula istri manja Benkei itu tak terlalu suka keramaian.
Wakasa berjalan, ia sudah hafal dengan tata letak bangunan di rumah ini. Melangkah kan kakinya dengan pasti ke sebuah ruangan dan sebelum di bukanya ruangan itu suara desahan lebih dulu menyapa Wakasa yang ada di luar ruangan.
Mendengus malas, ayolah ini masih sore dan mereka melakukan kegiatan panas di sore hari seperti ini? Tapi biarlah itu bukan urusannya. Tak memperdulikan desahan yang semakin menjadi jadi Wakasa mengetuk pintunya. Ia tak berani membukanya. Tenang saja Wakasa masih mempunyai sopan santun.
"Benkei! Ku tunggu di ruangan biasa ya" dan tanpa mendengar sahutan Benkei, Wakasa berlalu. Duduk di ruang TV dan berbaring di sana. Terlihat seperti ini rumahnya saja.
Wakasa berbaring, matanya juga terpejam. Dalam kondisi normal ia bisa saja tidur saat ini, tetapi sekarang pikirannya sedang berkecamuk. Wakasa bahkan tak yakin apakah ia bisa tidur nyenyak malam ini. Memikirkan (name) di luar sana yang sedang dalam kondisi hamil, mental yang terguncang dan fisik yang sedang tak baik-baik saja sudah cukup membuat rasa kantuk Wakasa menghilang.
Ia sungguh frustasi, tak dapat berfikir apa-apa lagi. Otaknya kini hanya terisi tentang bagaimana khawatir nya ia terhadap (name). Bahkan ia tak sadar dengan suara langkah kaki yang mendekat hingga Benkei yang telah datang buka suara.
"Wakasa, maaf membuat mu menunggu" Wakasa membuka matanya, di lihat nya Benkei dari atas ke bawah lalu berdecih kecil kala melihat kiss-mark menghiasi leher temannya itu.
"Bukankah aku bilang padamu bahwa aku akan datang, kau sengaja ingin pamer?" Benkei tertawa, begitu pula istrinya yang kini meletakkan makanan di tengah meja.
"Aku hanya ingin pamer Imaushi-kun, tidakkah Keizou-kun terlihat lebih baik dengan tanda dari ku" Wakasa mendengus geli, berbeda dari pasangan di depannya yang kini saling melempar senyum dan mulai bercumbu.
Emosi Wakasa tertarik ke ubun-ubunnya.
"Oi, oi, oi Benkei! Aku mau bicara, jadi tolong dengar kan aku" Wakasa mendengus malas. Ia menatap geram Kawaii---istri Keizou yang kini menjulurkan lidah, mengejeknya.
"Kawaii, aku tahu ini rumahmu dan Benkei suami mu. Tapi sebentar saja biarkan aku berbicara padanya" Wakasa menatap jengah Kawaii yang kini menelusupkan tangannya ke dalam pakaian Benkei. Ekspresinya di buat sesedih mungkin.
"Ehh~ yada yo~ nanti kau mengambil Kei-kun dari ku, aku tak rela~" Kawaii menggeleng lucu, tetapi kelucuan itu tak mempan untuk Wakasa. Ia lalu mendengus kasar dan memutar bola mata jengah.
"Kawaii-chan, aku ini masih normal masih suka perempuan. Seandainya aku belok juga aku akan lebih memilih Shinichiro untuk jadi pasangan ku, biarlah Benkei bahagia bersama Takeomi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident [Imaushi Wakasa][✅]
Short Story"(Name), biarkan aku bertanggung jawab" Wakasa itu hanya seorang lelaki normal, manusia normal yang bisa saja tak sengaja menapak pada jalan setan. Malam panjang yang tak pernah ia pikirkan terjadi, membuatnya berada pada dua pilihan. Mengikuti ja...