(psst: aku harap kalian bisa dapat feel nya ya:))
『ImaushiWakasa』
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗
Wakasa dan (name) memasuki rumah duka yang sudah di penuhi banyak orang, bisa (name) lihat di sana Yuu yang menangis dengan menggendong seorang bayi laki-laki lucu. Selesai memberi penghormatan terakhir (name) berjalan ke arah Yuu, ia bersimpuh di depan Yuu, menarik sepupunya itu kedalam dekapannya. Membuat tangisan wanita itu semakin deras.
"Hiks... (nameee) aku nggak tahu dosa apa yang aku perbuat sampai hiks sampai tuhan ngambil Shuu-kun secepat ini hiks" (name) mengelus lembut punggung Yuu. Air matanya mengalir, ikut merasakan kesedihan yang di alami oleh sang sepupu.
"Padahal Ruki baru dua bulan lahir hiks, belum puas dia ngeliat Papanya dan Papanya udah pergi aja aku nggak tahu harus apa" pelukan keduanya semakin mengerat, Wakasa di belakang (name) hanya memperhatikan saja. Pria itu diam sedari tadi.
"Aku nggak tahu (name) aku nggak tahu gimana hidup tanpa Shuu aku nggak tahu aku nggak paham" Yuu menggeleng hebat, (name) yang ada di sana tetap terdiam. Membiarkan Yuu melampiaskan semua emosi yang ia rasakan padanya sekarang.
"Aku nggak paham tanpa Shuu di sisiku (name) aku mau sama Shuu aku nggak biasa sendiri sekarang"
"Ruki baru dua bulan dan udah nggak bisa lihat papanya aarghhh" (name) semakin mendekap erat Yuu saat wanita itu mulai meraung. Sekejap kemudian (name) dapat merasakan tubuh Yuu yang melemas, wanita itu pingsan. (name) dan Wakasa lantas membawa Yuu kebelakang rumah duka.
(name) juga membawa Ruki, anak itu mulai menangis saat mendengar raungan ibunya. Agak nya ia ikut merasa sedih setelah mendengar tangisan ibunya.
"Nak, jangan nangis shh shh" (name) menimang-nimang Ruki, bayi itu tetap menangis bahkan sekarang lebih nyaring. (name) panik dan lantas membawa keluar Ruki. Mencari udara segar, siapa tahu bayi itu akan tenang nanti nya.
Meninggalkan Wakasa dan Yuu yang masih pingsan. Wakasa terdiam, pikirannya berkecamuk. Mencoba mengusir banyak pikiran aneh yang memasuki kepalanya.
Di tatapnya wajah Yuu yang sembab. Wakasa menghela nafasnya. Sewaktu ia ingin menyusul (name) di luar sana langkahnya terhenti kala mendengar erangan dari Yuu. Saat membuka mata saja wanita itu langsung menangis lagi.
"Yuu sudah cukup menangis nya hei" Wakasa menepuk pelan pipi pucat Yuu, wanita itu menggeleng pelan. Menepis pelan tangan Wakasa.
"Gimana aku bisa hidup tanpa suamiku Waka.. Aku nggak paham" Yuu kembali menangis tersendu-sendu. Wanita itu tampak benar-benar hancur di mata Wakasa saat ini.
"Aku udah terbiasa dengan Shuu... Aku hilang arah aku nggak tahu hidupku mau di bawa kemana sekarang" Yuu tetap tersendu-sendu, air mata tak berhenti mengalir dari mata wanita itu. Suaranya sudah mulai serak dengan penampilan acak-acakkan.
Wakasa membantu Yuu untuk duduk, menyerahkan sebotol air mineral kepada wanita itu. Namun air itu di tolaknya.
"Minum Yuu kasian sama anakmu, kau harus mikirin dia juga" Wakasa memberi minum, sementara Yuu yang sudah selesai meneguk air menoleh kan kepalanya kesana kemari. Linglung mencari keberadaan putra satu-satunya.
"Ruki mana?" suaranya melirih. Wakasa lantas membantu Yuu untuk berdiri.
"Ada di depan sepertinya sedang bersama (name), anakmu menangis terus setelah kau pingsan. Pikirkan juga putramu" Keduanya berjalan dengan Yuu yang di tuntun oleh Wakasa. Membuka pintu, pemandangan yang terlihat oleh keduanya adalah (name) yang menimang Ruki. Bayi itu sudah tenang di gendongan (name). Yuu mendekat dan mengelus pipi anaknya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident [Imaushi Wakasa][✅]
Short Story"(Name), biarkan aku bertanggung jawab" Wakasa itu hanya seorang lelaki normal, manusia normal yang bisa saja tak sengaja menapak pada jalan setan. Malam panjang yang tak pernah ia pikirkan terjadi, membuatnya berada pada dua pilihan. Mengikuti ja...