Married by Accident [Imaushi Wakasa][✅]

12. Fakta (2)

Source: pinterest

(warning: mengandung unsur 15+)

『ＩｍａｕｓｈｉＷａｋａｓａ』

「Sτสrτ」

▶ ●────────亗

(name) memasang senyum manisnya. Utahime memang yang paling memanjakan nya. Bahkan gadis itu sampai rela meminjam kan mug ke kantin rumah sakit. Kurang cinta apalagi (name) ke Utahime.

Sementara (name) dan Utahime sibuk mencampuri minuman yang akan menjadi racun. Wakasa, Nobara, Takeomi dan Shinichiro menatap horor kedua orang yang sedang mencampur ramuan itu.

"Heh dokter, kau tahu kan itu nggak sehat? Nggak bisa kau berhenti in mereka berdua?" Takeomi meremas pelan lengan Nobara, gadis itu meringis. Menghempaskan tangan Takeomi dan menjauh darinya.

"Malpraktek sih ini, pembuatan ramuan ilegal di dalam rumah sakit pula" Shinichiro masih memperhatikan. "Kira-kira kalau mereka di tangkap bakal kena undang-undang apa ya?" Shinichiro menatap kosong ke arah Utahime dan (name). Dia kira Utahime tuh waras loh eh ternyata.

"Waka sini deh" Takeomi memanggil Wakasa yang menatap tajam minuman campuran itu, entah kenapa perasaan Wakasa nggak enak nih.

"Waka sini, kau juga dokter sini" Takeomi kini mencolek Wakasa. Ia menoleh, mendekat ke arah Takeomi dan Nobara.

"Eh katamu sebelumnya (name) itu jarang ngidam ya?" Takeomi bertanya kepada Nobara, gadis itu mengangguk.

"Kalau morning sickness? Kena nggak?" Nobara kini menggeleng. Takeomi langsung tersenyum puas dan menatap angkuh Wakasa.

"terbukti, anaknya dendam ke bapaknya" Takeomi tertawa, Wakasa hanya mendengus kasar. Dalam hati bersyukur sih bahwa (name) nggak mengalami hal yang sama kaya dia.

"Beneran nggak ada morning sicknessnya?" Wakasa kembali bertanya dan di angguki oleh Nobara. Gadis itu memasang wajah bertanya dan langsung menyenggol Takeomi.

"Emang kenapa sih?" dia penasaran. Soalnya kan selama ini dia nemenin (name) aja bukan Wakasa. Dan emang Ibu hamil yang satu ini tuh jarang mual muntah atau kepengin sesuatu.

"Kau mau tahu nggak? Selama tiga bulan ini yang mual muntah sama ngidam itu Wakasa. Mana morning sicknessnya parah lagi, waktu itu sampai nggak bisa makan apapun seharian malah" Takeomi menuang teh dan dapat diminum dengan baik oleh Nobara. Mata gadis itu melirik Wakasa tajam.