"(Name), biarkan aku bertanggung jawab"
Wakasa itu hanya seorang lelaki normal, manusia normal yang bisa saja tak sengaja menapak pada jalan setan. Malam panjang yang tak pernah ia pikirkan terjadi, membuatnya berada pada dua pilihan.
Mengikuti ja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
『ImaushiWakasa』
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗
(name) menarik nafasnya dalam-dalam, rasa sakitnya sungguh luar biasa tapi itu terbalaskan kala suara tangis melengking terdengar di telinganya. (name) tersenyum kecil kala sang suster menidurkan anaknya yang sudah di bersihkan di atas dadanya. Mendengar kan detak jantung ibunya.
"Miyazawa-san, anda bisa mendengar saya?"
(name) yang mulai merasa mengantuk kembali membuka matanya. Memandangi seorang suster yang kini membantunya mengelap keringatnya. (name) mengangguk kecil, suster itu pun melirik dokternya dan kembali berusaha mengajak (name) untuk berbicara.
"Miyazawa-san, apa nama yang akan kau berikan kepada anak mu? Kita harus memberi nama bayi mu" Sang suster menunggu (name) menjawabnya, wanita itu menyamankan posisi kepalanya dan melihat anaknya.
"Maaf sebelumnya suster, jenis kelaminnya apa ya? Saya sewaktu USG tidak bertanya soal jenis kelaminnya, inginnya dia menjadi kejutan soalnya" Susternya mengangguk mendengarkan, ia lega soalnya (name) sudah bisa di ajak berbicara.
"Miyazawa-san, anda melahirkan anak perempuan yang sehat. Apakah sudah mempersiapkan nama yang bagus untuk anak anda?" (name) tersenyum, matanya mengeluarkan air. Ia sungguh terharu, anaknya lahir dengan selamat. Terlebih ini bayi perempuan.
"Punya, suster. Namanya Tanya, Miyazawa Tanya"
(name) mengelus lembut bayinya yang masih merah. Anaknya tenang di atas tubuhnya mendengar detak jantungnya. Rambut kuning keemasan Tanya di belai nya lembut. Jika (name) lihat-lihat anaknya ini persis Wakasa. Hanya bentuk mata saja yang menurun darinya.
"Nama yang bagus Miyazawa-san, sekarang kau boleh beristirahat" (name) lantas terlelap saat melihat dokter sudah meletakkan anak nya di samping ranjang tidurnya. Ada kasur kecil khusus bayi yang di siapkan rumah sakit, Tanya tidur dengan tenangnya di sana.
Hingga baru tiga puluh menit (name) tertidur suara Tanya melengking. Membelah sunyi di ruang rawat (name), agaknya ia lapar. (name) langsung saja menimang anaknya dan memberinya ASI. Untung saja Tanya tak menolak air susu ibunya.
(name) yang masih kaget lantas naik ke kasurnya, duduk di sana. Menguap kecil, matanya memberat ia ingin terlelap. Cukup lama sampai Tanya melepas isapannya dan kembali tertidur. (name) kembali meletakkan Tanya dengan hati-hati. Menepuk pelan punggung anaknya hingga di rasa aman ia kembali membaringkan diri.