『ImaushiWakasa』
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗
(name) menarik nafasnya, hari ini Wakasa berkata dia mau menginap saja di rumahnya dan tak mau pulang. Sejujurnya (name) tak masalah, lagi pula ini sudah malam. Sejahat-jahatnya dia, nggak mungkin (name) ngebiarin Wakasa pulang waktu hari udah larut gini.
(name) nggak masalah kok, cuman Wakasa suka banget narik emosinya dia:)
Wakasa mau nya mereka satu kamar sementara (name) jelas nggak mau mereka satu kamar. Wakasa itu manis banget kalau di atas kasur, itu yang ngebuat (name) nggak mau.
Contoh nya dulu waktu mereka awal-awal nikah Wakasa perhatian banget, (name) mau tidur di puk-puk sama Wakasa, atau nggak di elus punggung dan kepalanya. Kepalanya (name) juga di cium-cium sama dia dan di nyayiin.
Itu---itu yang ngebuat (name) nggak mau sekamar sama Wakasa. Nanti kalau dia meleleh gimana? Masa Wakasa semudah itu buat di maafin?
"Ayolah, (name)-chan~. Kita kan suami istri masa tidurnya pisah-pisah" Wakasa merengek. Tangannya memeluk pinggang ramping (name) erat sementara wanita itu hanya bisa menghela nafas gusar.
"Wakasa jangan gini, dong! Tanya nanti bangun berisik banget" (name) geram. Dia sekarang nggak peduli sama apapun dia cuman peduli sama anaknya. Gimana nanti kalau Tanya bangun. Tanya itu kalau udah bangun susah buat di tidurin lagi.
Jadi (name) yang udah geram banget langsung aja nyubit Wakasa. Tapi Wakasa nggak perduli, cubitan (name) nggak mempan ke dia. Sakit aja nggak.
"Nggak sakit, itu. Masih sakitan tamparan mu yang tadi" Wakasa tertawa pelan. (name) menghela nafasnya, nggak tahu lagi gimana cara ngelepasin Wakasa.
"Oke, kita satu kamar. Tapi aku di kasur kau tidur di futon, gimana?" Wakasa mengerutkan dahi, ia lantas menggeleng tak terima.
"Nggak! Aku mau nya kita satu kasur" Wakasa semakin mengeratkan pelukan keduanya. (name) kembali mencoba melepaskan pelukan Wakasa, ia mulai merasa sesak.
"Wakasa, astaga. Coba lepas dulu, aku bahkan belum mandi malam ini ihh!" (name) melirik Wakasa tajam. "Jangan peluk kayak gini, aku sesak"
Wakasa mengangguk dan mulai melonggarkan pelukan keduanya. Ia lantas membalikkan tubuh (name) sampai mereka saling berhadapan.
"Hehehe, mandi bareng yuk" (name) kesal, ia lantas refleks memukul Wakasa dan berhasil. Pelukan Wakasa terlepas akibat pukulan (name).
"Jangan macam-macam ya, Waka." (name) langsung saja cepat-cepat masuk ke kamar. Tetapi saat ia baru akan membuka pintu kamar mandi tangannya langsung di cekal oleh Wakasa.
Saat ingin protes Wakasa langsung membungkam bibir nya. (name) membulatkan matanya ingin menolak namun saat ini ciuman yang di berikan Wakasa terasa nyaman. Lembut dan tak menuntut banyak. (name) dengan refleks membuka mulutnya. Matanya terpejam menikmati bagaimana lidah Wakasa menjelajahi mulutnya.
Sementara itu di atas kasur Tanya terbangun karena mendengar (name) yang mendobrak pintu tadi. Ia melihat semuanya, bagaimana Wakasa yang mencekal tangan ibunya dan mencium ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident [Imaushi Wakasa][✅]
Conto"(Name), biarkan aku bertanggung jawab" Wakasa itu hanya seorang lelaki normal, manusia normal yang bisa saja tak sengaja menapak pada jalan setan. Malam panjang yang tak pernah ia pikirkan terjadi, membuatnya berada pada dua pilihan. Mengikuti ja...