Lembar demi lembar kubaca, kurenungi, kufahami.
Kadang kala maknanya menikam hati.
Menusuk, hingga tak ada satupatah apalagi beberapa patah ucap untuk diungkapkan.Nurani tak mampu lagi menempatkan hampa. Resah. Pilu.
Nurani memapah si lemah yang telah jatuh.
Air adalah bentuk nyata.
Ia keluar mengalir mengikuti resah dan hampanya diri.
Ia jatuh tetes demi tetes dari inderamu.
Inderamu yang melihat nyatanya kehampaan.
inderamu yang walau diam, ia tetap tau apa yang kau perbuat.
Inderamu yang mengadu bahwa ia butuh nurani."Masih adakah nurani untuk pemilik mata ini?"
"Betapa tetes demi tetes sadarnya rasanya tak cukup untuk merenungi hidupnya."
"Tolong. Aku masih ingin menjadi saksi kisah indah dirinya."Bukan tanpa sebab Tuhan mencipta tetes demi tetes tangis.
Ia adalah bukti akan adanya ketidakberdayaan.
Sedang nurani adalah jiwa yang terkandung didalam hati.
Ia tak lelah berteriak.
Meneriakimu kebenaran.- by : Heera
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
Spiritual♡♡♡♡ Setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri, setiap karya akan menemukan jodohnya sendiri. Aku percaya, setiap tulisan yang berasal dari hati, akan sampai ke hati. ♡♡♡♡ Kamu pasti tahu kan, bagaimana rasanya ketika rasa rindu tiba-tiba men...