Buruk.
Tak ada yang lebih buruk dari kata 'buruk' ditambah kata 'sekali'.
Yang kubahas kali ini tentu saja tentang diri ini lagi.
20 tahun didunia ini diri masih saja senang melukai.
Tak sengaja juga sengaja seringkali.
Diri sendiri. Kawan disisi. Orang tua kerap kali.
Sedih.
Tak pernah kuhitung, tapi pasti banyak sekali.Demi jati diri, kuikuti nafsu seringkali.
Ku membual kesana kemari.
Membangun citra agar baik sekali.
Aib sendiri kututup-tutupi.
Tak ingin di ingat-ingat lagi.
Berbohong kulakukan ribuan kali.
Hanya demi kepuasan diri juga menarik simpati.
Belum lagi diri yang kerap lalai kala berjanji.
Jarang yang tertepati.
Buruk.
Sekali.Ingin sekali rasanya kucaci maki diri sendiri.
Apa yang hendak kau ingini.
Embel-embel harga diri kau rela membohongi teman sendiri.
Kurang simpati kau rela membual kian menjadi.
Kau sakiti hati demi hati orang-orang disisi.
Orang-orang yang mencintai.
Bahkan orang yang kau cintai.Padamu siapapun yang tak pernah kulukai.
Jika kau bertemu dengan seseorang yang pernah sedih kusakiti,
Apapun yang dikatakannya, dengarkanlah baik-baik.
Berikan padanya sapu tangan jika dia menangis.
Tunggu sampai ia selesai menangis.
Jika dia mencaci-makiku, ikutlah mencaci-makiku bersamanya.
Jika aku pernah berjanji padanya, ingatkan ia untuk menagihnya.
Jika kebetulan dia bertanya tentangku, katakan padanya 'Aku Minta Maaf'.Izinkan diri ini merubah diri untuk tak bertingkah salah lagi setidaknya.
Berhenti melukai.
Berhenti menyakiti.
Berhenti membohongi.Untukmu yang pernah kusakiti.
Untukmu yang barangkali membenci diri ini.- by : Heera

KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog
Spiritual♡♡♡♡ Setiap tulisan akan menemukan pembacanya sendiri, setiap karya akan menemukan jodohnya sendiri. Aku percaya, setiap tulisan yang berasal dari hati, akan sampai ke hati. ♡♡♡♡ Kamu pasti tahu kan, bagaimana rasanya ketika rasa rindu tiba-tiba men...