Tentang Jatuh

3.4K 83 3
                                    

Bosan ya berbicara tentang yang satu ini.
Tapi mau bagaimana lagi jatuh memang bagian dari hidup.
Dari sejak dini sampai tua keriput meliputi wajah ini.
Ia seolah menemanimu semasa hidup.

Jatuh itu proses hidup, kawan.
Tentu kau ingat.
Ketika balita kau sering terjatuh saat kau hendak belajar berjalan.
Atau ketika kau hendak belajar mengendarai
sepeda.
Kau kerap kali jatuh sampai terluka.
Juga ketika kau hendak meraih sesuatu yang tinggi tempatnya.
Pendeknya dirimu saat itu membuatmu sering terjatuh dibuatnya.

Beranjak dewasa kau memaknai jatuh lebih luas.
Bisa kau sebut jatuh itu sebagai keadaan paling 'tak berdaya'.
Saat diri gagal meraih capaian karena menuruti nafsu diri misalnya.
Atau saat bangkrut, sampai tak ada uang sekeping pun tersisa.
Atau saat kau patah hati karena putus cinta.
Juga merasa bersalah karena sering berdosa.

Efek yang dirasakan ketika jatuh pun begitu luar biasa.
Diri ini sedih, murung, juga galau dirasa.
Memutus harap, semangat, bahkan nyaris putus asa.
Belum lagi bila efek jatuh yang ditimbulkan membawa orang lain merasakan jatuhnya.
Merugikan orang juga menyakiti hatinya.
Teman, kawan hilang rasa percaya.
Dimarahi orang tua.
Kalau sudah seperti ini ingin rasanya mengubur diri saja.
Depresi. Stress. Hampa. Sendiri dirasa. Merasa tak punya apa-apa.
Merasa tak punya siapa-siapa.

Kalau sudah seperti ini diri baru ingat, bahwa diri masih punya Tuhan.
Untung Tuhan tak pernah merasa keberatan saat kau hanya mengingatnya dikala jatuh melanda saja.

Seseorang pernah berkata.
Seperti halnya orang yang jatuh dipinggir jalan.
Ia tak akan diam saja tetap diposisi jatuh sampai sakit lukanya tak terasa.
Ia pasti bangkit membersihkan luka dan belajar untuk tak mengulangi jatuhnya. Begitu juga hidup kita.
Siapa yang mau kala jatuh bangkrut misalnya, ia tetap diam dalam bangkrut selamanya.

Ternyata Tuhan tak membiarkanmu sendirian.
Tuhan mencipta manusia agar tak mudah menyerah.
Dengan Tuhan dan jiwa tak mudah menyerah inilah kita mampu mengobati diri yang kerap jatuh dan terluka.

Dari sejak lahir manusia hidup penuh kata 'pantang menyerah'.
Maka sudah semestinya saat dirimu jatuh sekarang ini 'pun' jangan cepat kalah menyerah.
Dirimu hanya beranjak dewasa.
Jatuhmu hanya bertambah berat. Bertambah susah dari biasanya.
Seiring dengan bertambahnya amanah yang kau pikul didunia.

Hadapi.
Hadapi apapun yang terjadi.
Bila kerap jatuh karena kesalahan, sudahi.
Jangan diulangi lagi.
Bangkit.
Kita manusia dicipta Tuhan bukan untuk menyerah akan hidup yang dijalani.

Teruntuk diri-diri yang sedang jatuh menimpa hidupnya kini.
Tegarlah, tangguhlah, kuatlah menyemangati dirimu sendiri.

- by : Heera

MonologTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang