"kak, nonton yuk. Weekend nih" Ajak Ryujin kepada kakak nya, siapa lagi kalau bukan Joy.
Ryujin menggoyang-goyangkan tubuh Joy yang masih setia berada diatas kasur kesayangannya. Pasalnya cuaca pagi ini benar-benar sangat sejuk, ditambah adanya gerimis hujan yang membuat Joy menjadi makin nyaman di atas kasur.
"Kakkkkkkkkkkkk" Ryujin berteriak.
Joy kaget dan langsung bangun, membuat Ryujin tertawa dan langsung kabur dari kamar Joy.
Joy keluar kamarnya dan mengejar Ryujin sambil lari membawa bantal untuk menimpuk Ryujin.
'Bugh'
Tepat sasaran! Bantal yang dibawa Joy kini mengenai Ryujin. Ryujin jatuh, karena bantal yang menimpa dirinya lumayan basar.
"JOY, SAKIT ANJENG" Teriak Ryujin
"LAGIAN LO NGAPAIN SIH TERIAK DI KAMAR GUE" Balas Joy, dengan suara yang tak kalah kencang dari Ryujin.
Saat ini, di rumah mereka sekarang sedang terjadi peperangan.
'prang!!!'
Mami Tifa dengan sengaja melempar sebuah wajan dari lantai 2 rumah mereka. Dan itu membuat Joy dan Ryujin berhenti berperang.
"Kenapa berhenti?" Tatapan tajam keluar dari wajah Mami Tifa. Seketika suasana di rumah tersebut menjadi menegangkan.
Ryujin melirik ke arah Joy, begitupun sebaliknya. Mereka berdua saling mengeluarkan senyum yang palsu. Joy merangkul Ryujin, yang tumbuhnya lebih mungil dari Joy. Joy segera membawa Ryujin ke kamarnya dengan rangkulan di pundak Ryujin dan tidak lupa fake smile di wajah mereka.
Sesampainya di kamar Joy, Joy segera melepas rangkulannya dan mengunci pintu kamarnya.
Ekspresi Tifa saat marah adalah mimpi buruk bagi anak-anaknya. Selain ekspresinya, ketika marah Tifa juga selalu mengeluarkan ucapan-ucapan yang pedas dan menusuk hati. Itulah mengapa, tadi mereka langsung menghindari Tifa.
"Lo ngapain sih rusuh pagi-pagi di kamar gue?" Tanya Joy yang kini berada tepat di depan Ryujin.
"Gue pengen ngajak lo nonton" jawab Ryujin sambil cemberut. Sesungguhnya, Ryujin sangat merindukan quality time bersama dengan kakak satu-satunya itu. Tapi akhir-akhir ini, Joy sibuk terus jadi mereka jarang quality time berdua.
Biasanya, setiap seminggu sekali mereka selalu pergi nonton dan pulangnya belanja. Hanya berdua, tidak ada siapa-siapa lagi. Dan Ryujin merindukan saat-saat.
"Jin, gue ga bisa. Gue lagi butuh banget istirahat, dan ini kesempatan gue buat istirahat sebelum besok tempur lagi sama tugas" melihat wajah cemberut Ryujin, kini Joy ikutan cemberut.
Tapi seketika wajah cemberut Joy berubah menjadi senyum setelah mendapat notifikasi di hp nya. Joy pun terlihat membalas pesan yang masuk ke hp nya itu, sambil sesekali mengarahkan hp nya ke wajah Ryujin.