Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●●●
CERAI
sebuah kata yang dijelaskan bahwa suatu hubungan sudah tidak bisa di selamatkan lagi, sudah berpisah, sudah tak ada ikatan khusus, paling-paling hanya sebutan 'mantan' yang pernah singgah sementara di hati. Rasanya jika kata cerai di hubungan rumah tangga sudah di ucapkan maka semuanya telah selesai, tak ada yang perlu di perbaiki karena memang itu sudah keputusan final. Akhir dari jodoh atau pernikahan nya sampai disitu walaupun mereka tau kalau kata cerai adalah hal yang paling dibenci oleh sang kuasa.
Tapi mau bagaimana? tubuh dari keduanya sudah tak bisa lagi menerima satu sama lain, merasa tak lagi pantas bersama sebab kecocokan nya memang tipis.
Aleta dan Adi menikah sekitar sepuluh tahun yang lalu jika dihitung dari tahun ini, angka pernikahan nya persis pada tanggal 4-4-14.
Angka cantik katanya sebab memiliki kesamaan di akhir tapi setelah dijalani ternyata itu angka buruk, sembilan tahun setelah menjalani pernikahan yang terbilang mau matang harus berakhir. Tandas begitu saja karena—
sesuatu. Belum saat nya diberi tahu hehehe.
"mas gabawa pb, pinjem punyamu" baru setengah jalan di kereta.
Mulut yang sedari tadi diam kini mengoceh lagi di depan, membuat hela nafas keluar "terus kalo nge cas dimana?"
"spbu sama hotel"
"spbu?!"
"iya"
Tidak habis fikir, jalan fikir mantan suami nya ini sebetulnya seperti apa. Kenapa sangat abstrak dan benar-benar kurang waras, kenapa harus ke spbu kalau ke hotel nya dia saja bisa?!
Sambil mengambil pb di tas mulut Aleta masih bercuit seperti burung, terus mengoceh membuat Adi memutar bola mata nya jengah. Terlalu sering mendengar luapan kesal dari mantan Istrinya sampai rasanya sekarang Adi bagai murid yang tengah dimarahi oleh sang guru sebab tak mengerjakan pr.
"— teledor dari dulu gapernah di dengerin kalo aku ngomong, siapin semuanya dari malem biar besok nya ga keteteran pas berangkat. nih!"
Batin Adi seketika menjerit saat melihat benda persegi itu muncul pada meja kereta
"akhirnya!"
Langsung di ambil dan mengutak atik nya sendiri bersama hp yang di genggam, seketika mata Aleta menatap jengah lelaki yang berada di hadapan nya.
Memikirkan bagaimana bisa ia pernah jatuh cinta sampai menikah dengan lelaki seperti dia? punya dosa sebesar apa Aleta yatuhan.
"mas"
"hm"
Tidak berkutik, masih menunduk memasang ujung kabel pada handphone, membuat Aleta mendengus kesal karena merasa di abaikan.
